Malam Kebersamaan

13.6K 900 61
                                    

STT🤫 mood Ay lagi bagus, ga perlu nunggu lama buat update, yang penting tinggalin jejak buat Ay, biarin Ay ikut merasakan kesenangan dari kalian saat membacanya, okay 🥰

-Happy Reading-

Udara malam yang kian dingin, tidak menyurutkan semangat anak-anak REXITER's untuk menggelar acara dalam rangka memberikan ucapan selamat pada Oriel dan Lauryn yang resmi menjadi pasangan yang baru genap seminggu.

Sebuah lapangan yang luas dipilih oleh mereka sebagai tempat berkumpul malam ini. Api unggun yang besar di tengah lapangan membuat kehangatan semakin kentara di antara mereka.

Atas ide Putra, adik Anwar yang telah diterima oleh Oriel. Mereka mengadakan kegiatan api unggun dengan barbeque bersama di lapangan ini. Lapangan dengan lahan terbuka, tidak ada area pemukiman didekatnya, membuat mereka bebas malam ini.

"WOY SIAP-SIAP! PAPI SAMA MOMMY BENTAR LAGI NYAMPE!" teriak Putra memberi aba-aba pada anak-anak REXITER's yang sudah berkumpul, kecuali anggota inti yang memang berangkat bersama Oriel dan Lauryn.

"BUNGA SAMA COKELATNYA JANGAN LUPA!" sahut Wahyu, sahabat dekat Putra, "WOY! JANGAN DIMAKAN DULU COKELAT SAMA KUENYA!" sentak Wahyu pada adik kelasnya yang sedikit bandel.

"HILAP BANG!" Beberapa dari mereka yang merasa langsung mengatupkan kedua tangan, kemudian tersenyum lebar.

"Hilap kok kompakan."

Para senior di REXITER's hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah yang sudah tidak aneh bagi mereka.

Ini ajaran Lauryn yang telah merekat pada mereka. Kalau salah ngaku aja, jangan malu. Kalau malu, senyum aja yang lebar.

"Yaudah buruan siap-siap," ucap Wahyu lagi mengingatkan pada mereka.

"SIAP!"

"Sesuai perintah bang Brama, cokelat sama bunga ditaruh dulu. Semua sudah pegang korek, kan?" tanya Putra sedikit berteriak agar seluruhnya bisa mendengar suaranya. Walau sepi, suara kendaraan yang sedikit jauh masih bisa terdengar.

"SIAP! SEMUA PERSIAPAN LENGKAP!"

"Bagus! Jangan ada yang lupa sama apa yang harus dilakukan," sahut Putra.

"REXITER's!"

"ROYALITAS NOMOR SATU JALANAN!"

Semuanya bersiap ketika mendengar deru mobil dan motor yang mendekat. Putra selaku perwakilan, menyambut kedatangan para inti REXITER's. Sedangkan yang lainnya mulai bersiap di tempat mereka. Tidak ada cahaya lampu, hanya kobaran api unggun yang cukup besar ditengah-tengah mereka sebagai penerangan.

"Semuanya siap bang," ucap Putra melapor pada Brama dan diangguki oleh Oriel.

Oriel membantu Lauryn untuk keluar dari dalam mobil. Mata gadis itu sengaja Oriel tutup dengan kain hitam sebagai kejutan.

"Oriel! Lo mau ngapain gue?! Gue penasaran anjir!" tanya Lauryn beruntun. Ia gregetan sendiri daritadi menahan penasaran karena tingkah Oriel.

Oriel tidak menjawabnya. Ia menuntun Lauryn pelan-pelan agar mengikutinya.

Lauryn menurut, tapi tidak dengan inderanya. Telinga Lauryn menangkap suara kayu yang sengaja dibakar. Hidungnya mencium aroma makanan yang dibakar dengan bumbu. "Kayu bakar sama barbeque?" tebak Lauryn tanpa sengaja.

"Kok lo tau sih Ryn?!" ucap Brama tanpa sadar karena rencananya yang telah ketahuan oleh Lauryn.

Anwar menatap Lauryn curiga. "Lo ngintip ya Ryn?" tuding Anwar.

Bukannya marah karena dituduh, Lauryn malah bangga.

"Lauryn gitu loh," bangganya.

Oriel menggelengkan kepalanya pelan. Tentu saja Lauryn akan mudah menebak hal dengan gampang. Inderanya. Oriel yakin pada indera Lauryn yang cukup tajam ditambah otak gadis itu yang cukup encer.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang