Oriel Mabuk part 2

14.9K 976 48
                                    

Lauryn terus merutuki di dalam hatinya. Kesialan hari ini benar-benar membuat dirinya dalam masalah. Masalahnya kali ini berbeda karena menyangkut soal Oriel. Baru juga sehari jadian, Oriel sudah mabuk. Tidak tanggung-tanggung kesialannya. Cincinnya juga sudah dibuang oleh Oriel. Sekarang Oriel ketahuan mabuk oleh pak Ikhsan. Alhasil, kini keduanya duduk bersebelahan dengan Zack yang kini menatap tajam pada Lauryn seolah meminta penjelasan lagi.

"Jadi Lauryn, gimana caranya kamu buat cucu saya mabuk begitu?" tanya Zack untuk kedua kalinya.

"Pak, saya sudah jelaskan tadi sebelumnya. Bapak juga sudah dengar dari anak-anak REXITER's yang lain. Saya murni gak melakukan apapun sama cucu bapak," jawab Lauryn, "Oriel, lo jelasin sesuatu biar kakek lo percaya. Gue gak ngapa-ngapain lo," pinta Lauryn pada Oriel yang senang bermain dengan dasi yang masih terikat di kedua tangan mereka.

Laki-laki yang tengah mabuk itu sedikit mendongak menatap Lauryn, karena posisi duduknya yang sedikit membungkuk. "Lau tadi usap-usap kepala," jawabnya santai, "dan Iel suka itu."

Argh! Asli bukan itu jawaban yang Lauryn ingin dengar. Jawaban Oriel hanya membawanya untuk menahan perasaan greget. Mau marah tapi gak bisa. Oriel terlalu polos mukanya sekarang. Laki-laki itu terlalu menggemaskan.

"Lauryn," peringat Zack.

"Okay. Saya ngaku salah, tapi bukan sepenuhnya. Saya terima hukuman dari bapak," ucap Lauryn pasrah.

"Kalau gitu saya hukum kamu, Lauryn untuk-"

"Jangan hukum Lau, Kek," pinta Oriel tiba-tiba memotong ucapan Zack, "Lau, gadis nakal tapi hatinya baik kok," lanjutnya.

Ini jatuhnya membela atau menghina?

"Kalau mau menghina jangan setengah-setengah ya, Oriel," ucap Lauryn memperingatkan.

"Hm." Oriel mengalihkan pandangannya pada Lauryn yang duduk disampingnya. "Lau nakal, jahil, berisik, suka bikin onar, godain-"

"Waaa! Stop-stop gue tau semuanya gak usah disebutin semua," potong Lauryn cepat. Ia juga membungkam mulut Oriel agar berhenti. Tiba-tiba saja ia merasa malu, jika Oriel mengatakannya saat sedang mabuk begini.

Degh!

Seketika Lauryn mematung saat merasakan sebuah benda kenyal dengan permukaan kasar dan basah menyentuh telapak tangannya.

Sialan! Oriel malah menjilat permukaan tangannya. Rasanya seperti de Javu.

Lauryn melirik takut-takut pada Zack yang kian tajam menatapnya. Ia tersenyum lebar. "Kakek hukumannya tunda dulu ya. Oriel sekarang juga lagi mabuk. Kita bahas waktu dia sadar aja."

Zack menghela nafas lelah. Ia kemudian mengangguk menyetujui permintaan Lauryn. Tidak adil jika semuanya disalahkan pada Lauryn. "Kamu catat siapa saja yang terlibat, besok kalian harus menerima konsekuensinya," putus Zack.

Merasa berhasil membujuk Zack, membuat suasana menjadi lebih cair. Lauryn juga bisa bersikap santai seperti biasanya.

"Siap kakek. Sekarang Oriel urusan kakek, saya mau balik ke kelas. Tapi, tolong bukain ikatan dasinya ya kek."

Oriel menarik tangan Lauryn untuk membuka mulutnya, walau enggan. "Gak mau," sahut Oriel tidak setuju, "gak mau pisah dari Lau," racau Oriel.

"Hebat sekali kamu Lauryn, membuat cucu saya menjadi seperti sekarang hanya karena kamu. Bahkan dengan saya Oriel tidak pernah meminta kecuali berhubungan dengan kamu," ucap Zack. Ia memperhatikan wajah Oriel yang kini lebih banyak ekspresi dari biasanya. Telinga Oriel pun sudah memerah, tapi sepertinya Lauryn tidak menyadari itu.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang