Ulangan dadakan

19.8K 1.2K 13
                                    

Ay comeback again, anjay, tangan gatal parah pengen update 😌

-Happy Reading-

Anwar dan Radit tiba-tiba saja datang ke kelas dengan hebohnya. Wajah keduanya juga bisa dibilang cukup panik.

"Lo berdua kenapa?" tanya Brama penasaran.

"Bu ember, eh Bu Ambar maksud gue, dia mau ngadain ulangan," jawab Anwar.

Radit mengangguk mengiyakan. "Tadi kita lewat kelas XII IPA 3, mereka sekarang lagi ulangan," sahut Radit.

"Tuh guru emang hobi bikin ulangan dadakan. Contekan bagi contekan buru," pinta Brama pada Prisil dan Crista.

"Lah? Eh gue belum bikin contekan lagi. Biasanya gue minta sama anak IPA 3. Tapi mereka ulangan." Prisil seketika panik.

Perlu dicatat. Bu Ambar adalah guru paling keras di LHS. Bahkan mengalahkan kepala sekolah sekalipun. Wanita paruh baya dengan potongan rambut pendek sebahu dan wajahnya yang cukup tegas adalah ciri khasnya Bu Ambar.

Setiap kali ulangan Bu Ambar diadakan dan siswa didikannya mendapat nilai dibawah KKM, otomatis harus mengikuti remedial ditambah menyalin rumus soal dan jawaban di folio. Itu saja sudah membuat malas ya kan? Seakan tidak cukup. Bu Ambar juga akan meminta tugas folionya disalin hingga 5 rangkap.

Katanya biar gampang hapal sendiri ke otak.

Bisa karena terbiasa. Itu motto Bu Ambar dalam mengajar yang terkenal di LHS.

"Gimana dong?!" tanya Anwar panik. Ia tidak mau mengerjakan tugas dari remedial Bu Ambar untuk kesekian kalinya.

"Sudah cukup dua bolpoin gue abisin buat ngerjain tugasnya, jangan lagi," keluh Radit.

"Tangan gue juga cape nyatet rumus terus. Masuk engga, kebul iya otaknya," sahut Crista.

"Kita belum siap lahir batin. Bilang aja ke Bu Ambar buat tunda ulangannya," saran Prisil.

Brama tersenyum senang. "Bagus! Kali ini gue setuju sama lo. Kali ini kita damai dulu. Masalah besar ada di depan kelas kita ini," ajak Brama.

Prisil mengangguk setuju. "Bu Ambar dulu kita tuntasin. Tangan, bolpoin sama folio. Jangan sampai kita kena masalah itu."

"Tapi siapa yang berani bilang sama Bu Ambar?" tanya Crista.

Mereka saling bertukar pikiran lewat tatapan. Ada beberapa orang yang cocok. Tapi kandidat terkuat jatuh pada seseorang yang duduk di pojok kelas.

"Gue setuju," ucap Anwar.

"Gue iya aja." Radit mengangguk.

"Gue juga," sahut Prisil.

"Gue ikut," timpal Crista.

Mereka berlima kompak menghampiri meja Oriel dan Lauryn. Gadis itu tengah asik bermain game di ponselnya dengan Deren. Oriel hanya fokus membaca bukunya.

"Deren kiri lo," ucap Lauryn. Ia sesekali menyeruput juice kemasan kotak yang sempat ia beli di kantin tadi.

"Lauryn," panggil Prisil dan Crista manis.

"Ntar. Gue lagi main," jawab Lauryn. Ia masih asik memainkan gamenya. "Deren jaga kanan. Hati-hati."

"Kanan lo Ryn," jawab Deren.

"Ih. Lauryn ini penting. Tunda dulu mainnya," ucap Crista memelas.

"Pasti ada maunya 'kan kalian?" tuduh Lauryn, "mau apaan?" tanya Lauryn.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang