Ancaman

14K 1K 53
                                    

Kumpulan awan berwarna abu tiba-tiba saja menurunkan cairannya membasahi bumi. Mengguyur lembut jalanan yang ada di bawahnya, termasuk arena lapangan dimana kedua geng motor saling beradu kekuatan.

Kedua kubu saling beradu. Semuanya menyatu dalam lapangan. Saling menghabisi lawan yang berada di depan mata.

Hujan rintik-rintik yang terasa lembut tidak menyurutkan kedua pihak untuk mengalah.

Lauryn membuka bungkus permen caramelnya yang kelima. Cuaca sedikit lembab membuat gadis itu ingin merasakan kemanisan. Ia berdiri diatas salah satu anak D'ride yang sudah ia kalahkan.

"Mau permen?" tawar Lauryn. Ia memberikan sebungkus permen miliknya pada laki-laki yang sudah terkapar di atas tanah. "Ini bukti kekalahan lo dari gue." Lauryn menyelipkan permen tersebut ke dalam saku musuhnya, lalu berjalan santai ke arah depan.

Laki-laki itu hanya dapat diam dan menggeram marah. Adanya Lauryn membuat mereka kesulitan menghabisi anak-anak REXITER's.

Lauryn sedikit berlari melihat bahaya datang ingin menyerang temannya. "ANWAR NUNDUK!" teriak Lauryn.

Anwar langsung berjongkok dan melindungi kepalanya dengan kedua tangan.

Brugh!

Anwar terperangah melihat Lauryn yang langsung menendang lawan di belakangnya yang membawa balok.

Gadis itu menendang dengan telapak kaki kanan yang melayang telak di arah dagu lawan hingga membuat lawan terjatuh di lapangan.

"Jangan main kotor-kotoran. Ntar lo kena omelan mama lo di rumah," sindir Lauryn.

Anwar langsung saja bangun dan membalas pukulan di perut dan dada salah seorang anak D'ride. "Beraninya main kotor! Sekalian gue kotorin muka lo! Baik 'kan gue Mom?" tanya Anwar tersenyum remeh pada lawannya.

Lauryn menepuk pundak Anwar. "Baik banget, sampai ngasih bonus pukulan," puji Lauryn. Rautnya tiba-tiba saja serius. "Gue cabut dulu."

"Kemana?" tanya Anwar yang tidak dijawab oleh Lauryn. Gadis itu sudah berlalu pergi.

"Masa depan lo mau gue tambahin bonyok kaga?!" tanya Anwar kesal. Jika tidak ada Lauryn tadi, sudah dipastikan ia akan kena pukulan telak di belakang kepalanya.

Lauryn yang semula berada di tengah lapangan, tiba-tiba saja merasa janggal melihat beberapa orang dari D'ride yang hanya berdiri sedikit jauh darinya. Sudah Lauryn perhatikan daritadi. Mata mereka mengawasinya.

Saat ingin menghampiri mereka, sebuah tepukan tangan hinggap di bahunya.

"Jangan jauh-jauh Lau," peringat Oriel yang berdiri di belakang Lauryn.

Lauryn menoleh kearah belakang. Oriel disini? Siapa yang melawan Derik?

Seolah paham dengan tatapan Lauryn. Oriel menjawabnya, "Deren mau lawan Derik. Gue gak akan larang."

Lauryn mengangguk mengerti. "Mau permen?" ucap Lauryn menawarkan permen pada Oriel di saku celananya.

Oriel mengangguk mengiyakan. Ia sedikit membuka mulutnya. Minta disuapi.

Lauryn tersenyum simpul. Ia membuka bungkus permennya dan menyuapi Oriel. "Enak?"

Oriel mengunyah permennya. Ia menggeleng pelan.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang