Benar-benar sulit untuk Lauryn melakukannya seorang diri. Keringatnya terus bercucuran membasahi wajahnya.
Lauryn melirik sebentar kearah tangannya dimana ada goresan kecil yang berhasil ia halau dengan kaca jam tangannya.
"Harus ganti jam baru lagi nih," keluh Lauryn. Padahal juga ia baru menggantinya seminggu yang lalu.
"Cantik jangan galak-galak lah. Kita gak mau lukain kulit kamu yang bagus itu kok. Ikut kita ya," ajak salah seorang preman sedikit berbadan besar.
"No! I don't like that. I'm not children."
"Kamu kamu ngomong apa sayang?"
"Oh itu artinya, om ganteng tapi sayang," jeda Lauryn, "BEGO!" Lauryn memukul keras tongkatnya ke arah selangkangan preman yang Lauryn tebak sebagai big boss preman yang lain.
"Akh."
"Bos, bos okay?" tanya salah satu preman.
"Bos lo okay, cuma masa depannya dalam masalah." Lauryn kembali memutar-mutar tongkatnya hingga mengenai pundak bahu preman satu lagi.
5 orang. Ralat, preman. Preman bagi Lauryn bukan orang. Mereka sejenis hama yang mengesalkan. Dimana ada uang dan perempuan, disitulah mereka akan berkumpul.
Prang!
Sebuah bunyi yang keras mengalihkan perhatian Lauryn pada mobil Anna.
"Sial. Gue kecolongan!" geram Lauryn.
Lauryn tidak sadar. Ia kira hanya 5 orang tapi ternyata ada 7. Sepertinya mereka memang mengincar hal ini dari awal.
Tunggu. Ada yang aneh. 2 orang sengaja bersembunyi dan melakukan hal ini?
Lauryn tersenyum miring. Ia tahu apa yang sebenarnya mereka incar. Dengan cepat, Lauryn kembali berlari menuju mobil Anna, lebih tepatnya kearah kemudi mobil, dimana orang yang dipanggil oleh Anna dengan sebutan 'tante' tadi, kini sedang dalam bahaya.
Grisselda terkejut melihat tangannya ditarik paksa dari luar. Ia sungguh merasa ketakutan sekarang. Hal seperti pernah ia alami saat muda dulu, tapi saat itu ada Argan, yang menolongnya.
Lauryn kembali memukul kearah tangan kemudian perut preman kurus itu.
"Lepasin tangan lo dari camer gue!" ketus Lauryn. Ia kembali melayangkan tendangan agar preman itu menjauh dari Grisselda.
"Kamu?" ucap Grisselda, terkejut.
"BOS! CEWEK YANG SATU INI TERLALU MENGHAMBAT KITA!" teriak salah seorang preman yang kini sudah terjatuh di jalan akibat Lauryn yang memukul kakinya, hingga ia kesulitan bangkit.
Grisselda kembali kedalam mobil dengan Lauryn yang menjaga pintu depan mobilnya. Ia menoleh kearah samping, dimana Anna yang kini sudah pingsan di bangku samping kemudi.
"Itu wajar, karena gue terkenal sebagai hama. Gue akan selalu menjadi pengganggu di manapun gue berada," aku Lauryn. Ia tidak bisa seperti ini terus. Kakinya juga sudah mulai merasa kaku akibat ulah salah satu preman yang menendang kearahnya.
Grisselda kembali melihat ke arah punggung gadis bernama Lauryn itu. Sama sekali tidak ada rasa takut dari Lauryn. Gadis itu benar-benar kuat. Tapi, bukan berarti gadis itu tidak bisa terluka. Pandangan Grisselda teralih di lengan kanan atas Lauryn yang kini mengeluarkan cairan kental berwarna merah di hoodie putihnya. Gadis itu sudah terluka akibat menolongnya.
"Bos! Kita harus cepet sebelum bantuan mereka datang!" peringat preman yang memegang salah satu bahunya.
"HAJAR DIA DAN BAWA WANITA DI DALAM MOBIL! CEPAT!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE (END)
Teen FictionCerita On Going ⚠️Dilarang Copas, Plagiat dan melakukan hal-hal seperti plagiarisme ⚠️ Argani Putra Oriel, lelaki yang selalu berani menghadapi bahaya dengan wajah bak malaikat. Persis sekali dengan namanya. Oriel akan menjadi orang pertama yang tur...