"Oriel gue takut, serius perasaan gue gak enak ini," ucap Lauryn cemas.
Hari ini weekend, selepas acara sarapan Argan dan Grisselda tiba-tiba saja ingin mengajaknya mengobrol. Tapi Firasatnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang penting yang ingin dikatakan mereka. Dan firasatnya selama ia hidup tidak pernah salah.
Oriel yang sejak tadi duduk di sebelah Lauryn menggenggam salah satu tangan Lauryn cukup erat. "Lebih baik sekarang?" tanya Oriel pelan.
Lauryn menatap bergantian wajah tampan Oriel dengan tangannya yang masih digenggam. Ia menggelengkan kepalanya pelan.
Oriel menghela nafas pelan. Lauryn sekarang lebih banyak overthinking. Ketakutan tanpa sebab, hanya karena prasangka gadis itu sendiri. Ia tidak suka ini. Gadisnya terlalu banyak berpikir yang bisa membuat Lauryn sakit hati sendiri, hanya karena pemikirannya.
Tidak bisa dipungkiri, Oriel kangen melihat sifat Lauryn yang biasanya.
"Gue harus gimana supa-"
Ucapan Oriel terhenti kala tiba-tiba saja Lauryn balas menggenggam tangannya lalu menempelkannya di dada kiri gadis itu.
"Lo bisa rasain kan. Jedag-jedug anjir!" potong Lauryn cepat. Entah mengapa irama jantungnya berdisko di pagi hari.
Oriel tertegun, mendapatkan perilaku yang tiba-tiba dari Lauryn. Irama jantungnya tidak jauh berbeda dari gadis itu. Malah lebih kencang, hingga tanpa sadar membuat telinganya terasa panas.
Lauryn gadis itu berani berbuat seperti itu tanpa tahu akibatnya.
"Lo kenapa?" Lauryn menjauhkan tangan mereka dari dadanya, tanpa melepaskan genggaman mereka.
Oriel diam tidak menjawab. Laki-laki itu masih terkejut.
"Oriel?" panggil Lauryn pelan, namun nihil.
Karena tidak ada jawaban, Lauryn mendekatkan telinganya tepat di dada kiri Oriel, memastikan kalau jantung itu masih berdetak. Bibirnya tertarik keatas. Melengkung dengan sempurna, saat mendengar detak jantung Oriel yang cukup membuatnya hingga tertawa kecil.
"Oriel, itu irama jantung apa musik dugem?" Lauryn kembali tertawa, setelah menjauhkan sedikit kepalanya dari dada Oriel.
"Lau, masih pagi ini," keluh Oriel yang kesal melihat senyum menyebalkan di wajah Lauryn.
"Lucu banget iramanya. Gue suka," balas Lauryn.
Walau kesal, Oriel tidak bisa menahan senyumnya untuk tersenyum walau tipis. Ini dia. Lauryn yang Oriel ingin lihat sikap jahilnya.
Oriel mencubit gemas sebelah kanan pipi Lauryn. "Nakal banget sih."
Lauryn hanya terkekeh kecil. Raut wajahnya berubah kala melihat Argan dan Grisselda yang baru turun dari lantai 2.
"Kalian ikut kami," titah Argan yang diangguki oleh Oriel.
***
Kini keempatnya sudah berada di ruangan kerja milik Argan yang berada di lantai 1. Ruangan yang cukup luas dengan dua almari besar dan beberapa tumpukan dokumen yang tersimpan rapi dan tersusun. Ada sebuah foto besar, yang Lauryn tebak itu adalah foto keluarga besar Putra mulai dari Zack hingga keturunannya yang sekarang sudah memiliki cucu yaitu Oriel dan abangnya.
"Jadi, mau bicara apa Pa?" tanya Oriel sopan.
Argan meletakkan sebuah foto di tengah-tengah meja agar bisa dilihat oleh Oriel dan Lauryn.
Degh
"Foto ini," ucap Lauryn terputus karena tidak sanggup melanjutkan kata-kata selanjutnya. Ia menatap kearah depan tepat di mata Argan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE (END)
Teen FictionCerita On Going ⚠️Dilarang Copas, Plagiat dan melakukan hal-hal seperti plagiarisme ⚠️ Argani Putra Oriel, lelaki yang selalu berani menghadapi bahaya dengan wajah bak malaikat. Persis sekali dengan namanya. Oriel akan menjadi orang pertama yang tur...