"Agam sialan!"
"Bisa-bisanya dia berani bawa cokelat itu ke sekolah!"
"Awas kalau jadi masalah. Gue bawa dia ke baris paling depan!"
Lauryn terus memaki-maki Agam dalam perjalanannya menuju kelas XII IPA 5. Dengan tergesa-gesa, ia berlari di koridor sekolah yang sepi, setelah selesai menerima hukuman lari keliling lapangan.
"Ah! Mana dikasih ke Oriel lagi. Pakai acara cabut lagi pelakunya. Sialan emang!" makinya lagi.
Brak
Lauryn membuka pintu kelas dengan terburu-buru, saat tidak sengaja melihat teman-temannya sedang memakan cokelat yang seharusnya miliknya.
Gadis itu merampas tabung cokelat yang dipegang oleh Brama yang sedang membagikan cokelatnya.
"Eh? Kok lo ambil?" tanya Brama terkejut melihat wajah Lauryn yang tidak bersahabat.
"Ini cokelat punya gue! Balikin! Lo pada gak boleh makan di sini!" tegas Lauryn.
"Kenapa? Cokelatnya enak kok," sahut Radit yang tengah asik memakan salah satu cokelat ball.
"Lo 'kan biasanya gak pelit Ryn," ucap Anwar dari tempat duduknya.
"Ini cokelat juga yang ngasih Oriel, dia yang bagiin ke semuanya," ucap Brama memberitahu.
"APA?!" tanya Lauryn tidak percaya.
Lauryn kira masalahnya akan selesai jika cokelat miliknya berhasil disembunyikan sebelum ketahuan guru, nyatanya tidak. Masalahnya malah lebih runyam dari yang ia bayangkan.
"Oriel kenapa lo bagiin cokelat gue ke orang lain?!" Lauryn menengok kebelakang tempat terpojok di kelasnya. "Hah?!" kaget Lauryn, "Oriel lo tidur?!" tanya Lauryn tidak percaya.
Gadis itu bergegas menuju mejanya. Ia mengguncang tubuh Oriel yang tidur dengan tangan terlipat di depan meja sebagai bantalan. "Oriel?" panggil Lauryn, namun tidak ada jawaban.
"Woy. Oriel makan cokelatnya juga?" tanya Lauryn pada teman-temannya.
"Oh. Dia yang paling pertama," jawab Brama, "tadi pas gue masuk Oriel udah makan beberapa cokelatnya. Pas gue datang, dia ngasih itu cokelat ke gue," jelas Brama.
Lauryn menepuk dahinya lelah. Sudah kesiangan, dihukum dan sekarang? Semua temannya memakan cokelat beralkohol di sekolah. Apa Lauryn perlu memberi tahu mereka apa yang mereka makan? Tapi sepertinya mereka baik-baik saja setelah memakan cokelatnya. Jadi engga ada masalahkan? Tapi, untunglah Lauryn datang cepat sebelum satu kelas mabuk karena cokelat.
"Lo kenapa marah sih? Kan cuma cokelat," tanya Clara penasaran, tidak biasanya Lauryn panik hanya karena masalah cokelat.
"Lo juga bisa beli lagi 'kan Ryn," timpal Prisil.
"Cokelatnya enak Ryn, bagi lagi dong," pinta Brama, "ketagihan gue." Tangan Brama menengadah meminta pada Lauryn untuk diberi cokelat.
Lauryn berpikir sejenak. Dirinya kepikiran, mereka malah enak-enakan makan. Dengan senyuman smirknya, Lauryn mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Brama.
"Selamat Bram, lo dan lo semua udah makan cokelat alkohol di sekolah. Congratulation, semoga lo semua gak ketahuan guru hari ini," ucap Lauryn memberikan selamat pada semuanya.
Butuh sepersekian detik untuk semua teman Lauryn mencerna ucapan gadis itu.
"TUNGGU APA LO BILANG?!" tanya Clara terkejut.
Belum selesai keterkejutan mereka. Mereka kembali dikejutkan dengan perilaku Oriel yang tiba-tiba saja menendang bagian depan tubuh Brama, hingga tangan yang tadinya bersalaman dengan Lauryn terlepas secara paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE (END)
Teen FictionCerita On Going ⚠️Dilarang Copas, Plagiat dan melakukan hal-hal seperti plagiarisme ⚠️ Argani Putra Oriel, lelaki yang selalu berani menghadapi bahaya dengan wajah bak malaikat. Persis sekali dengan namanya. Oriel akan menjadi orang pertama yang tur...