Lauryn dengan semangat terus-menerus memukul meja dengan dua botol plastik. "Lanjut Bram," ucap Lauryn semangat.
Kini kelas XII IPA 5 sudah bukan kelas lagi. Kelas mereka mirip dengan kehidupan hutan rimba. Brama yang tiba-tiba saja mengajak Lauryn, Anwar dan Radit untuk menggelar konser dadakan tunggal dengan alat seadanya. Tapi nadanya tidak terlalu fals, akibat Brama yang sudah bersiap membawa gitar dari rumahnya.
"Ntar dulu. Nafas gue cape. Lo request lagu yang nadanya tinggi, gue 'kan gak sampe," keluh Brama. Ia mengambil botol minuman mineral yang ada dan meminumnya hingga separuh.
"Payah lo, Bram. Jangan buat mom kecewa napa," ucap Lauryn. Ia melirik ke sekeliling ruangan kelasnya. "Crista! Nyanyi buat Radit buruan. Katanya lo suka beneran sama dia," ucap Lauryn sedikit berteriak.
Malas! Rasanya Crista ingin sekali menghilang dari kelas ini. Ucapan Lauryn terlalu terang-terangan untuk dirinya yang suka malu-malu.
"Jangan malu-malu kambinglah. Orangnya juga udah denger ini," ucap Lauryn, lagi. Ia tersenyum puas saat mendapatkan tatapan galak dari Crista.
Radit yang merasa dirinya ikut serta tersenyum senang saat ini. Crista memang kadang suka malu-malu, kalau dengannya. Tapi berkat Lauryn, ia bisa memanfaatkan keadaan ini.
"Eh gausah deh! Ntar anak-anak REXITER's ada yang cemburu, terus minta dicomblangin lagi sama gue," ucap Lauryn. Ia kembali asik menggendang-gendang meja dengan botol. Membuat irama yang sedikit bising.
"Diam," ucap Oriel. Ia menahan tangan Lauryn agar berhenti.
Radit langsung menghampiri Lauryn. Laki-laki itu membisikkan sesuatu pada Lauryn.
"Bantu gue, please. Lanjutin yang tadi," bisiknya, "ya?" ucap Radit merayu.
Lauryn beralih menatap Radit yang memohon padanya. Otak Lauryn kembali berpikir. Selintas ide lewat dalam benaknya.
"Hm? Radit mau ajak kencan dimana?" tanya Lauryn lembut.
"Woah Radit! Lo berani banget ngajak Lauryn kencan." Brama geleng-geleng kepala melihat kelakuan Radit yang cukup berani.
"Eh bu-"
"Boleh. Mumpung gue jomblo, jadi kapan?" tanya Lauryn cepat. Dalam hati ia meringis saat tangan Oriel yang tadi sempat menahannya malah mencengkram erat.
Kini gantian Anwar yang menggelengkan kepalanya. "Radit, Radit. Gue kalau jadi lo, mending mundur sebelum jadi samsak gratis," ucap Anwar, prihatin melihat Radit yang mendapatkan tatapan tajam dari Oriel.
"Radit!" panggil Crista kesal. Ia melemparkan botol minumannya, tepat mengenai punggung laki-laki itu.
Tidak terima Crista diperlakukan seperti itu oleh Lauryn dan Radit, Prisil menghampiri meja Lauryn.
"Siap-siap buaya betina mulai ngamuk," ucap Lauryn, senang.
"MAKSUD LO APAAN?!" marah Prisil.
Radit memilih mengambil langkah mundur. Ia tidak berani jika Prisil dan Lauryn sudah bertemu, jangan berada dekat dengan mereka berdua. Itu ancaman saat hubungan persahabatan Prisil dan Lauryn mulai renggang.
"Yang mana?" tanya Lauryn pura-pura lupa.
"Bego lo?"
"Iya emang," aku Lauryn, "jadi yang mana?"
Prisil tertawa remeh. "Maksudnya gue, apa maksud lo nerima ajakan kencan Radit? Lo mau bikin Crista sakit hati?!"
Lauryn nampak berpikir sejenak. "Kenapa engga? Toh gak ada hubungannya sama lo, kan?" tanya Lauryn, "yang kencan 'kan gue sama Radit."
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE (END)
Teen FictionCerita On Going ⚠️Dilarang Copas, Plagiat dan melakukan hal-hal seperti plagiarisme ⚠️ Argani Putra Oriel, lelaki yang selalu berani menghadapi bahaya dengan wajah bak malaikat. Persis sekali dengan namanya. Oriel akan menjadi orang pertama yang tur...