Ay comeback again atas permintaan pembaca Ay, tanpa basa-basi semoga betah di cerita pertama Ay...
Happy reading
Anna yang datang bersama Lila dan Loli ke sekolah, terkejut saat melihat berita yang ditempel di Mading sekolahnya.
Annastasia Putri Erlan, seorang putri dari pasangan Erlando dan Selinda, ketahuan keluar malam dari salah satu club malam di Jakarta. Tak hanya itu, dengan ditemani oleh kedua temannya, Lila dan Loli mereka mengadakan Party malam bersama di club.
Foto ketiganya diambil dari tempat terkait dan tertera waktu, bukti bahwa foto dan berita ini nyata adanya.
Salah seorang penghuni club mengatakan, "Mereka bertiga sering datang saat weekend. Mereka juga seringkali memesan tempat dan beberapa minuman untuk berpesta bersama dengan tamu yang datang."
Anna meremas habis berita yang terpajang. Lila dan Loli ikut melepaskan semua berita tentang mereka bertiga.
"SIAPA YANG BIKIN ULAH KAYAK GINI?! INI SEMUA GAK BENER!" teriak Anna keras.
"An. Ini pasti kerjaan Lauryn," ucap Lila.
"Cuma dia yang dendam sama kita," timpal Loli.
"LAURYN!" marah Anna. Ia segera menghampiri kelas XII IPA 5, tempat dimana Lauryn berada.
Dengan kemarahan Anna yang memuncak, ia menggebrak pintu kelas Lauryn dengan keras. Hingga membuat seluruh penghuni kelas menatap kearahnya.
"Lo apa-apaan sih?! Gak bisa apa lo datang baik-baik," gerutu Brama.
"DIMANA LAURYN?!" tanya Anna, marah.
"Yeh malah nyolot jadi cewek," ucap Brama kesal. "Lo lupa? Lauryn itu spesies datang siang. Gak mungkin dia datang sebelum bel masuk," jawab Brama, malas.
Anna berdecak kesal. Ia melihat ke arah Prisil dan Crista. "LO BERDUA TEMENNYA, KAN?! PASTI LO BERDUA TAU TENTANG BERITA ITU. ITU KERJAANNYA LAURYN IYA, KAN?!" bentak Anna.
Prisil menatap sinis pada Anna. "Gak usah lo teriak-teriak di kelas orang! Lagian lo lupa kalau gue sama Crista lagi musuhan sama Lauryn."
"Tau. Main nyalahin kita aja. Sono lo cari orangnya sendiri!" ketus Crista.
"Anna, Lauryn sama Oriel. Mereka di lapangan tuh," ucap Lila yang tidak sengaja melihat kedatangan keduanya.
"APA?!"
Dilain tempat. Lauryn terus menguap malas. Rasa kantuknya belum hilang. Oriel terlalu pagi menjemputnya. "Oriel bisa gak sih, lo jemput gue ke sekolahnya siang. Masih ngantuk gue," ucap Lauryn, malas. Bahkan langkah kakinya saja terpaksa. "Lagian lo juga aneh. Masa tiba-tiba muncul depan rumah gua, bilangnya cuma 'sekolah' doang lagi."
Oriel menatap ke arah Lauryn yang berjalan cukup lambat disebelahnya. Ia terenyuh melihat benjolan di dahi Lauryn yang masih menyisakan bekas kemerahan.
Tangan Oriel terangkat dan menyentuh pelan bekas Lauryn terjatuh kemarin. "Masih sakit?" tanya Oriel pelan.
Lauryn hanya mengangguk malas. Matanya sesekali terpejam.
"ORIEL! LAURYN!" teriak Anna. Jangan lupakan wajahnya yang memerah padam. Ia kian marah saat melihat perilaku Oriel pada Lauryn. Dirinya saja bahkan belum pernah diperlakukan seperti itu oleh Oriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE (END)
Teen FictionCerita On Going ⚠️Dilarang Copas, Plagiat dan melakukan hal-hal seperti plagiarisme ⚠️ Argani Putra Oriel, lelaki yang selalu berani menghadapi bahaya dengan wajah bak malaikat. Persis sekali dengan namanya. Oriel akan menjadi orang pertama yang tur...