Pembalasan Setimpal

10.9K 907 61
                                    

Sebelumnya, Ay ucapin terimakasih dulu komen kalian kemarin bikin mood Ay naik dan Ay buat chapter ini untuk kalian🤗

-Happy Reading-

Kesempatan kedua diberikan untuk memperbaiki diri. Bukan sebaliknya melawan. Karena tidak ada yang namanya kesempatan ketiga, selain penyelasalan sebagai akhir yang diterima.
_FATE_

Anna duduk termenung di meja makan, memerhatikan ayah dan mamanya yang sibuk berbincang. Tangannya mengusap leher yang masih terasa nyeri karena cekikan Lauryn tadi siang di sekolah. Setelah kejadian heboh tadi, ia dikeluarkan secara sepihak oleh Zack. Ayahnya juga sempat berbicara dengan Argan tentang keluarganya yang mengharuskan pergi jauh dari Lauryn.

Gue bakal balas dendam ini Lauryn! geram Anna.

"Sayang, apa perlu sampai pindah rumah seperti ini?!" tanya Selinda pada suaminya yang menuruni anak tangga dengan membawa koper.

"Harus!" tekan Erlando, "kita harus membuat mereka berpikir kalau kita menuruti keinginan mereka untuk pergi, dengan begitu mereka akan percaya dan lengah. Baru setelahnya, kita balas perbuatan mereka nanti. Terutama Lauryn!" Ia menoleh pada Anna, putri semata wayangnya. Pandangannya melunak. "Tenang, dendam kita pasti ayah balas."

Bibir Anna tersenyum senang. "Beneran Ayah?!" sahutnya senang.

"Tentu. Ayah akan buat dia menyesal karena telah berani mempermalukan kita."

Selinda ikut tersenyum. "Aku mau mereka hancur, sayang!"

"Tenang saja, uang kita masih banyak. Kita harus pergi sekarang. Kalian siap-siap."

"Iya Ayah," sahut Anna. Ia berlalu pergi menuju kamarnya untuk mengambil koper.

Erlando menunggu istri dan putrinya siap-siap. Ia duduk di sofa dengan raut kesalnya. Mengingat kejadian tadi siang, dimana hanya seorang gadis gila yang berani membuatnya seperti ini.

Drrt Drrt

Erlando menekan layar ponselnya yang tertera bahwa nama asistennya yang memanggil.

"Ada apa?" tanya Erlando.

"Pak Erlando, kami mengalami masalah. Beberapa saham perusahaan mengalami penurunan harga dan entah mengapa ini terjadi, disaat bersamaan. Kalau seperti ini terus perusahaan akan mengalami kerugian besar dan terancam bangkrut."

"APA?! LAKUKAN SESUATU! AKU AKAN SEGERA KESANA!" Erlando menekan tombol merah. Ia meremas ponselnya dalam genggaman. Siapa yang berani melakukan hal ini?!

"Sayang, kamu kenapa?! Apa yang terjadi?!" tanya Selinda khawatir saat mendengar pekikan Erlando.

Belum sempat menjawab pertanyaan Selinda, sebuah pesan masuk kedalam ponselnya.

Ting

Jl. Sanca.
Datang sekarang, jika ingin uangmu kembali!
-Lauryn-

Erlando kian menggeram menahan amarah saat mengetahui siapa pengirimnya. "SIALAN! AWAS KAU LAURYN!"

Anna yang baru saja datang, tersentak kaget saat ayahnya marah dan menyebutkan nama Lauryn. "Ada apa Ayah?" tanya Anna penasaran.

"Lauryn! Gadis itu memang tidak ingin melepaskan kita!" Erlando bangkit dengan perasaan marah yang besar. Perusahaan dari kakeknya, kenapa bisa dengan mudah jatuh hanya karena seorang gadis yang tidak jelas asal-usulnya?!

Anna dan Selinda hanya mampu mengikuti Erlando dari belakang. Mereka tidak berani, melihat wajah Erlando yang memerah padam.

Mereka berlalu meninggalkan rumah yang selama ini mereka tinggali. Erlando membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menuju lokasi yang diinginkan oleh Lauryn.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang