Olahraga

15.4K 1K 23
                                    

Oriel menutup bukunya yang ia baca dari tadi pagi. Ia melirik sebentar kearah jam dinding. Waktu cepat sekali berlalu saat Oriel membaca buku. Ia beranjak kearah balkon, membuka pintu dan membiarkan udara pagi hari masuk kedalam kamarnya.

Ia berjalan ke pinggir pagar balkon. Matanya menatap sekeliling perumahan Lauryn. Ternyata jarak rumah Lauryn dengan yang lainnya agak sedikit jauh. Rumah Lauryn seolah terpisah sendiri dengan yang lain. Pantas saja terasa sepi. Padahal dari kemarin Oriel belum sempat ke arah balkon, ia tidak tahu jika pemandangan dari balkon Lauryn adalah sebuah kebun.

Berbeda sekali jika dilihat dari depan. Seperti nampak perumahan biasa, tapi belakangnya seperti kebun tebu.

Oriel melihat ke bawah, tepatnya ke halaman belakang rumah Lauryn. Ia tersenyum tipis saat melihat Lauryn yang sedang berolahraga.

Rambut Lauryn yang digulung asal. Celana training hitam panjang dengan atasan hitam pendek hingga membuat sedikit bagian bawah perut Lauryn terlihat oleh Oriel.

Sudah 10 menit lamanya Oriel mengamati Lauryn yang sedang melakukan olahraga pemanasan, seperti push up, sit up, squats, jumping Jack, bahkan yang lainnya.

"Oriel," panggil Lauryn yang baru menyadari kalau Oriel melihatnya dari atas balkon.

Oriel tidak menjawabnya, ia hanya mengkerutkan dahinya.

"Sparring yu," ajak Lauryn, "udah 4 hari gue belum berantem lagi nih, kangen gue ribut-ribut," lanjut Lauryn. Ia meloncat-loncat seperti sedang bermain skipping.

Oriel mengangguk mengiyakan. "Tunggu." Ia kemudian berlalu kembali ke dalam kamar. Daripada Lauryn mencari masalah di luar, lebih baik Oriel mengiyakan saja ajakan gadis itu.

Lauryn tersenyum senang saat melihat Oriel yang sudah siap dengan tangan kirinya yang dililit kain putih kegemaran laki-laki itu saat sedang latihan.

Kaos putih dengan celana hitam. Laki-laki itu tambah tampan dengan bandana hitam yang dikenakannya.

"Langsung?" tanya Lauryn. Ia menaruh sebentar tongkat kesayangannya yang telah ia pakai latihan sendiri tadi.

"Ringan dulu," jawab Oriel.

Jujur baru kali ini Oriel latihan dengan lawan jenisnya. Biasanya Deren dan kawan-kawan REXITER's yang menjadi teman latihannya.

"Okay. Gue duluan ya."

Lauryn tersenyum senang, ia melancarkan beberapa pukulan dan tendangan pada Oriel, tapi berhasil Oriel tangkis.

"Serius jangan bercanda," tegur Oriel pelan.

Lauryn tertawa kecil. "Katanya ringan dulu, gimana sih?!"

Oriel menatap tajam pada Lauryn, yang malah membuat Lauryn tersenyum lebar.

"Okay, okay gue serius kali ini."

Oriel tersenyum tipis melihat pukulan dan tendangan Lauryn yang cukup beragam. Ia bahkan tidak sadar jika langkah kakinya perlahan mundur, demi menghindari perlawanan dari Lauryn.

Lauryn memberikan tendangan kearah dagu Oriel. Namun, Oriel refleks menghindar.

"Awas." Lauryn refleks menahan tangan Oriel yang berhasil ia tangkap sebelum laki-laki itu masuk kedalam kolam renang di belakang.

"Hampir aja lo kepleset masuk," ucap Lauryn lega.

Lauryn menarik tangan Oriel, tapi tidak kuat. Justru Oriel yang malah menarik tangannya.

Degh

"L-lo kenapa?" tanya Lauryn gugup.

Oriel tiba-tiba saja menariknya untuk mendekat, hingga kini keduanya dalam jarak yang cukup dekat. Belum lagi tangan Oriel yang satunya memegang pinggangnya.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang