Es, REXITER's dan hama

29.2K 1.5K 12
                                    

"LAURYN DISINI!" teriak Prisil cukup kencang.

"GUE DATANG, GUE DATANG!" balas Lauryn tidak kalah kencang dengan Prisil. Ia asik melambaikan tangannya pada Prisil dan Crista yang membawa nampan.

Kini mereka bertiga berkumpul di kantin. Sudah lama mereka tidak menikmati nasi goreng mang Udin. Nasi goreng legendaris dari zaman sekolah ini pertamakali dibuka. Rasanya sangat enak dan cukup diminati oleh kalangan siswa LHS.

Lauryn duduk seorang diri di hadapan kedua sahabatnya. Ia menatap binar sepiring nasi goreng spesial pesanannya. "Wah kangen gue sama ini nasi goreng." Satu suapan ia makan. Rasanya pas. Manis dan asinnya sangat cocok di lidah Lauryn.

Crista menggelengkan kepalanya. Melihat cara Lauryn makan sangat tidak etis. Berbeda sekali dengan Prisil yang tampak tenang makan makanannya. "Pelan-pelan Ryn," tegur Crista.

Lauryn menggeleng cepat. "Gabisa. Jadwal gue abis ini sibuk gangguin seseorang."

"Siapa lagi?" tanya Prisil penasaran. Ia mengangkat alisnya ingin tahu.

Lauryn tersenyum tipis. Pandangannya ia alihkan pada pojok kantin, dimana para cowok elit dan terkenal karena bagian dari REXITER's berkumpul.

"Woah anak REXITER's," sahut Crista cukup antusias, "siapa yang lo mau gangguin sekarang?" tanyanya.

Lauryn tersenyum senang. "Ntar lo tau." Ia dengan cepat menenggak minuman miliknya hingga tandas dan berlalu pergi menghampiri kawanan REXITER's.

Baru kali ini Lauryn ingin turut serta dengan senang hati mengganggu lawan jenis seusianya. Biasanya ia akan lebih sering mengganggu pejantan yang berkantung tebal.

"Santai aja natapnya," bela Lauryn saat mendapatkan tatapan dingin dari seorang laki-laki yang duduk tepat di hadapan ia berdiri. "Gue cuma mau gangguin lo." Ia dengan santainya duduk di atas meja dekat dengan Oriel.

Oriel menatap kian tajam pada gadis yang berani dekat dengannya. Bahkan dengan beraninya gadis itu tetap bersikap santai, seolah bukan masalah besar bagi gadis itu. Dan apa tadi? Mau gangguin? Berani sekali gadis ini.

"Kenapa gue baru tau kalau ada spesies kayak lo di sekolah ini?" tanya Lauryn entah pada siapa. Bibirnya tidak bisa berhenti untuk terus tersenyum dan menggoda es hidup di depannya ini.

"Lauryn," panggil Anwar, "gue saranin sama lo buat gak bikin masalah sama si bos," saran Anwar.

"Itu juga kalau lo mau hidup tenang," timpal Radit yang diangguki kembali oleh Anwar.

"Masalahnya si bos gak pernah bisa kesentuh sama satu cewek manapun," sahut Brama. Ia asik memperhatikan aksi-reaksi antara Lauryn dan Oriel. Jarang sekali ada yang berani terang-terangan mengganggu Oriel.

Deren hanya sekali-kali memerhatikan keduanya. Sedangkan tangannya tidak berhenti untuk menulis sesuatu di notebook nya.

"Ehhh? Beneran?!" tanya Lauryn antusias, "kalau gitu mulai dari hari ini, jam ini dan detik ini. Gue putusin," jeda Lauryn.

Jari Lauryn yang cukup panjang dan lentik mulai mengusap wajah bak malaikat itu dengan lembut. Ia kembali tersenyum senang saat Oriel lagi-lagi menepis kasar tangannya. Tatapan mata laki-laki itu memang sangat tajam dan menusuk. Jangan lupakan aura dingin dan mengintimidasinya, membuat Lauryn semakin gencar untuk mengganggu laki-laki itu.

"Pergi!" titah Oriel penuh penekanan.

"Gue pergi. Tapi," gantung Lauryn. Ia mengangkat tangannya hendak berjabat tangan dengan Oriel. Tentu saja laki-laki itu hanya diam.

Dengan gerakan cepat. Lauryn turun dan memeluk tubuh Oriel dari belakang laki-laki itu. "Oriel punya Lauryn."

"Bangsat!" geram Oriel.

Dengan cepat Lauryn mengambil langkah mundur. Ia tersenyum senang. "SELAMAT ORIEL! MULAI HARI INI GUE AKAN SELALU GANGGU LO. LO YANG PERTAMA BAGI GUE. BEGITU JUGA SEBALIKNYA!" teriak Lauryn. Ia melambaikan tangannya kemudian berlalu pergi menghampiri sahabatnya. Ia masih memiliki jadwal kabur dari pelajaran fisika, jangan sampai ia bertemu dengan bu ember.

***

Benar-benar membuat Oriel kesal. Lauryn, gadis badgirl di LHS itu selalu mencari masalah dengan mengganggunya. Sudah terhitung 3 hari semenjak kejadian di kantin. Lauryn selalu mengajak Oriel untuk berbicara. Seolah tidak cukup dengan mengganggu saat di sekolah, gadis itu juga mulai mengganggu Oriel lewat pesan. Mulai dari Instagram, Line hingga WhatsApp. Entah darimana gadis itu mendapatkannya Oriel tidak peduli. Oriel selalu mengabaikan segala bentuk perkataan dan pesan dari gadis gila itu. Tapi, kini Oriel butuh pelampiasan untuk emosinya yang kian menumpuk karena Lauryn.

Dengan semangat dan mata yang menatap penuh amarah pada samsak tinju yang ada di basecamp, Oriel terus-menerus memukul. Keringatnya sudah bercucuran membasahi kaos oblong hitam polos miliknya.

Anwar dan Radit yang menyaksikan latihan Oriel bahkan sampai meringis ngilu. Itu karena Oriel yang memukul samsak hingga bunyinya sangat nyaring.

"Ingetin gue buat gak bikin bos marah," celetuk Brama. Ia ngeri sendiri melihat seberapa kencang pukulan Oriel. Sepertinya pukulan laki-laki itu kian kuat saja dari terakhir ia lihat.

"Lo sering pamer pacar baru ke si bos. Gak inget lo?" tanya Anwar sekaligus mengingatkan.

"Lah? Emang bisa bikin dia marah? Setau gue dia cuma sibuk pasang telinga doang. Bilang satu kata aja engga tentang pacar gue," balas Brama, "pernah bilang 'selamat' ke gue juga engga," lanjutnya.

"Brama," panggil Oriel mutlak. Ia menatap tajam pada Brama.

"Bos jangan gue. Gue ada kencan malam ini sama-"

"Sekarang," tukas Oriel cepat. Ia mulai melepaskan sarung tinju miliknya dan menggantinya dengan kain putih panjang untuk membalut tangan kirinya.

Brama menghela nafas pasrah. Kali ini Brama akan menjadi teman latihan Oriel. Sebenarnya bukan ide buruk juga. Latihan bersama Oriel selalu ada perubahan pada gerakan bela diri mereka. Oriel akan selalu memantau perkembangan latihan teman-temannya dan anggota REXITER's secara langsung. Ia juga akan selalu memberikan arahan pada teman-temannya. Jika ada yang ingin berlatih, Oriel siap menjadi pembimbing mereka. Ini adalah cara terbaik bagi Oriel agar anggota REXITER's tidak diremehkan.

REXITER's sendiri grup jalanan yang sudah lama ada. Kini giliran Oriel yang memimpin sejak ia masuk SMA. Anggotanya memang hanya dari LHS, karena Oriel tidak mau menerima anggota yang bukan dari Lansonia, sekolahnya. Oriel ingin memegang tanggungjawabnya sebagai ketua dan selalu bisa memperhatikan anggota REXITER's. Tapi bukan berarti REXITER's lemah hanya karena masalah keanggotaan. Dengan bantuan kerabat Oriel yang lain, ada 2 geng partner Oriel di ibukota Jakarta ini. Pertama, black wolf di Jakarta Barat. Kedua, Riel's di Jakarta Utara.

Lansonia High School (LHS), terkenal karena REXITER's di dalamnya. Bahkan LHS sendiri yang punya kakeknya Oriel, Zack. Tapi bukan berarti anak-anak REXITER's bisa bebas berbuat semaunya. Mereka dengan penuh tanggung jawab akan menerima semua konsekuensi dan hukuman dari apa yang mereka perbuat.

Ting!

Oriel dengan malas menatap layar ponselnya. Nama 'hama' tertera jelas.

Hama
Lo ada jadwal balapan ya?
Tenang. Gue bakal hadir buat gangguin lo.
Kangen gue, padahal baru 2 jam gue gak gangguin lo.
Tunggu ya Orielnya Lauryn.

Oriel berdecak kesal. "Hama," ketus Oriel pelan.

***

Pesan tokoh:
Jangan kayak Brama, pacar banyak aja bangga. Kalian bisa dapat yang lebih baik.
-Anwar-

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang