Calon menantu dan mertua

11.7K 860 31
                                    

(Dimalam yang sama dengan waktu dan latar yang berbeda.)

Kediaman keluarga Argan Putra Zack, pukul 20.00 WIB.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu yang sengaja di ketuk dari luar mengalihkan perhatian Oriel yang sejak tadi menemani Lauryn yang masih belum sadar sejak kejadian tadi siang.

Ia melangkahkan kakinya menuju pintu dan membukanya dari dalam. Wajah cantik Grisselda yang datang sambil membawa nampan berisi makan malam.

Grisselda tersenyum tipis. "Oriel, kamu makan malam dulu ya sayang. Hari ini kamu belum makan lagi dari tadi pagi," ucap Grisselda berusaha untuk membujuk putranya.

Tidak enak karena melihat kekhawatiran sang mama, akhirnya Oriel mengangguk mengiyakan. Ia mengambil alih nampan makanan yang Grisselda bawa. "Oriel makan saat Lauryn sadar nanti Ma," balas Oriel.

Grisselda tidak lagi memaksakan Oriel untuk menurutinya. Ia hanya mengangguk mengiyakan. "Jangan lupa dimakan," ucap Grisselda lalu kembali pergi.

Oriel kembali menutup pintu kamar dan menaruh nampan makanannya tepat di meja belajar. Ia kembali duduk di pinggiran kasur untuk menemani Lauryn.

Tangan kanannya tidak berhenti mengusap-usap puncak kepala Lauryn. Sedangkan tangan kirinya mengusap punggung tangan Lauryn yang tidak terluka.

Pikirannya kembali pada kejadian tadi siang. Lauryn bisa menghadapi semua masalah sendirian. Hingga masalah itu dianggap tuntas oleh Erlando dan Argan, papanya. Erlando berjanji kalau keluarganya tidak akan mengusik Lauryn lagi.

Setelah kejadian tadi siang Agam memberi tahu pada Zain, selaku perwakilan dari Lauryn. Saat dirumah sakit tadi, Zain datang untuk melihat keadaan Lauryn.

Zain bilang padanya kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari Lauryn. Lauryn hanya berada di fase lelah dan butuh istirahat. Gadis itu akan kembali bangun dengan keadaan yang seolah tidak terjadi apapun padanya.

Dan yang dikatakan Zain benar, Dokter yang mengobati Lauryn juga mengatakan bahwa Lauryn hanya sedang banyak pikiran dan memerlukan istirahat. Lukanya juga tidak terlalu dalam, hingga gadis itu bisa dibawa pulang oleh Oriel dan kini masih tertidur di kasurnya.

Pakaian Lauryn sudah diganti dengan piyama hitam oleh Grisselda. 

Cup

Oriel memberikan sebuah kecupan ringan di dahi Lauryn. "Jangan lupa ada gue buat lo, Lau. Cepat bangun, lo harus nemenin gue makan," ucap Oriel.

Ia mengambil botol minyak kayu putih di atas laci dan kembali mengolesi tangan dan leher Lauryn agar gadisnya cepat bangun.

"Eungh." Suara lenguhan kecil membuat Oriel tersenyum tipis. Ia kembali mengecup dahi Lauryn sekilas.

Lauryn membuka matanya dan terdiam sebentar, untuk mengumpulkan kesadarannya.

Oriel gemas melihat kedua mata Lauryn yang terus mengerjap. Belum lagi wajah Lauryn yang sekarang nampak linglung, seperti gadis polos.

Cup

Cup

Cup

Lauryn mematung saat mendapat tiga kecupan ringan dari Oriel. Kedua matanya dan terakhir hidung mancungnya.

"L-lo kenapa?"

Sial! Suaranya terdengar gugup, batin Lauryn.

"Gemes," balas Oriel.

"Hah?!"

Oriel menjatuhkan dahinya tepat di atas dahi Lauryn. Senyumnya perlahan pudar. "Jangan tanggung semuanya sendiri, Lau. Gue ngerasa gak berguna jadi cowok lo," lirih Oriel.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang