"Hahaha bagus bagus," tawa Derik yang senang melihat Oriel dan Lauryn yang akhirnya bisa mereka sudutkan. "Akhirnya gue bisa balas dendam sama lo berdua buat yang kali terakhir," lanjut Derik sinis.
"Yang terakhir? Emang kita ngapain?" tanya Lauryn. Ia menoleh ke arah samping kanannya dimana wajah Oriel yang berbeda dari biasanya.
Laki-laki itu kian menatap tajam pada Derik dan kawanannya. Kedua tangannya juga terkepal erat disamping tubuhnya.
Apa Oriel sedang marah?
Lauryn kembali beralih menatap ke kawanan ular Derik dengan santai, seolah terpojok seperti ini bukan masalah untuknya.
"Lo lupa?!" tanya Tito tidak percaya.
"Maaf, gue ada sedikit masalah sama ingatan gue," balas Lauryn.
"Asal lo tau. Karena lo, kita semua sempat jadi babu cuci motor buat anggota REXITER's," jawab Tito sengit.
Lauryn bertepuk tangan. "Wah selamat akhirnya kalian mengakui kalau kalian pernah jadi babu, gue bangga."
Derik memukul belakang kepala Tito. "Bego! Mau aja lo dipancing sama tuh cewek."
"Wah selamat lagi. Ketua lo sendiri yang ngatain atas kebego'an anggotanya," sahut Lauryn girang.
"Diem lo njing!"
"Bangsat!" marah Oriel. Ia menarik pergelangan tangan Lauryn agar berlindung di belakangnya.
Lauryn sempat kaget saat tiba-tiba Oriel menariknya. Ia melihat sendiri sekarang bagaimana wajah Oriel yang kian marah pada Tito.
"Oriel tenang. Gue gapapa." Lauryn mengusap-usap punggung tangan Oriel dengan tangan yang bebas. "Jangan kepancing. Lo gak boleh emosi saat ngelawan musuh lo," ucap Lauryn pelan.
Ucapan Lauryn sedikit demi sedikit menyadarkan Oriel. Laki-laki itu menghela nafas panjang. Ia terlalu larut terbawa suasana. Ia khawatir karena Derik dan Tito membawa sekita 20 orang bersama mereka. Sedangkan Oriel dan Lauryn, hanya berdua. 1:10.
"Bentar lagi ada yang babak belur nih," ledek Derik, "gak sabar gue mukul wajah lo yang sok ganteng itu." Derik perlahan maju.
"Hahaha, kayaknya lo punya dendam sendiri sama Oriel ya," balas Lauryn, "tapi, nyatanya emang Oriel lebih ganteng dari lo." Lauryn mengambil sesuatu dari saku celananya, berusaha mengeluarkan benda didalam sebuah wadah dengan hati-hati.
"Iya. Gue emang punya dendam pribadi sama dia," jawab Derik sinis, "dan gue akan balas itu lewat lo." Derik menatap sengit pada Lauryn.
Cukup. Oriel tidak tahan lagi. Ia maju terlebih dahulu untuk menghadapi Derik.
"Nahloh papi Oriel dah marah tuh," ucap Lauryn. Ia belum maju, Oriel masih berhadapan satu lawan satu dengan Derik.
"1:0. Oriel menang," bangga Lauryn. Suasana kian panas, membuat Lauryn melepaskan hoodie hitam milik Oriel dan mengikatnya di pinggang.
"Bangsat!" umpat Derik, "KALIAN TUNGGU APA LAGI?! MAJU, HAJAR MEREKA BERDUA!"
D'ride maju sesuai keinginan Derik. Oriel sendiri sudah kembali mundur dan menjaga Lauryn di belakang punggungnya.
"Ih gak asik kalau gini," protes Lauryn, "biarin gue ikutan. Gue suka ribut-ribut begini."
Lauryn menyatukan punggungnya dengan punggung Oriel. Ia bahkan sudah meloncat-loncat sebagai pemanasan.
"Olahraga malamnya kok begini ya?" ucap Lauryn seakan baru sadar, "harusnya tadi di semak-semak aja ya, jadi gak ketemu si ular Derik," monolog Lauryn.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE (END)
Teen FictionCerita On Going ⚠️Dilarang Copas, Plagiat dan melakukan hal-hal seperti plagiarisme ⚠️ Argani Putra Oriel, lelaki yang selalu berani menghadapi bahaya dengan wajah bak malaikat. Persis sekali dengan namanya. Oriel akan menjadi orang pertama yang tur...