"Gadis kecil itu aset kita malam ini."
"Kita akan melelangnya di puncak acara."
"Malam ini akan meriah. Berkat iklan yang kita pasang, sudah banyak yang menawar gadis itu bahkan sebelum acara dimulai."
Mereka tidak sadar, gadis kecil yang mereka bicarakan sedari tadi sudah sadar. Namun, gadis itu masih memejamkan kedua matanya, tahu bahwa dirinya sedang dalam masalah besar kali ini. Tidak ada yang bisa ia ingat mengapa mereka menangkapnya. Ia hanya mengerti perasaan sakit, yang saat ini ia rasakan di sekujur tubuh kecilnya.
Panas dan perih.
"Kau jaga dia terlebih dulu. Ingat jangan sentuh ataupun melukainya!" tegas seorang pria dengan nada sedikit serak dan berat, "yang lainnya siapkan anak-anak yang lain sebagai pembuka acara! Cepat!"
Suara langkah kaki mulai terdengar menjauh darinya. Tidak lama terasa sepi. Gadis kecil itu mencoba untuk mengintip sedikit dari ekor matanya.
Hanya ada seorang pria dengan sebatang rokok dimulutnya, batin sang gadis.
Selanjutnya ia melihat keadaannya sendiri. Tidak terlalu buruk. Hanya kedua tangan yang diikat kearah depan dengan sebuah tali.
Pria dengan badan yang sedikit besar itu, berjaga sedikit jauh darinya. Duduk membelakangi dengan tenang sambil menikmati rokok dan asap yang sedikit mengepul di dekat wajah.
Kesempatan yang tidak akan gadis kecil itu lewatkan.
Sang gadis kecil itu bangkit perlahan, menahan rasa sakit di badannya. Ia tidak ingat apa-apa. Mengapa ia bisa di tempat menyeramkan seperti ini juga ia tidak tahu. Seperti merasakan kekosongan karena suatu hal, yang tidak ia mengerti.
Naluri dan akal pikirannya bilang bahwa yang tepat dilakukan sekarang adalah kabur dari tempat ini apapun caranya.
Pergi! Kau harus pergi dari tempat ini.
Dengan langkah mengendap-endap, gadis kecil yang masih berusia 10 tahun itu mengambil sebuah botol minuman keras yang ada di ruangan.
"Paman," lirih gadis kecil itu.
Kedua mata sang pria terkejut mendengar panggilan tiba-tiba dari seorang gadis dibelakangnya. Ia lantas menoleh untuk melihat langsung guna memastikan bahwa gadis itu tidak kabur. Namun-
Prang
Gadis kecil itu memukul dengan botol yang ia pegang kearah dahi si pria jahat. Membuat pria itu mengerang kesakitan. Matanya kian lebar, kala ditangannya terdapat darah yang keluar dari dahinya.
"KURANG AJAR KAU GADIS KECIL!" murka pria itu.
Sang gadis mengambil langkah mundur, menjaga jarak dengan pria yang masih bisa berdiri walau sebelah kepalanya berdarah.
Ia mengerti sekarang. Pria di depannya bukan orang yang bisa ia lawan dengan kekuatan kecilnya. Kekalahannya di depan mata. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang?! Pintu tertutup oleh pria itu. Ia tidak bisa keluar dari sini sama sekali.
Selangkah demi selangkah pria itu mendekati gadis kecil yang kini terus melangkah mundur. Wajahnya yang terdapat bekas luka bakar membuat nyali gadis itu menciut.
Dengan cepat si pria jahat menyerang dan langsung mencekik leher kecil si gadis yang kini sudah terpojok. Mudah sekali bagi pria berbadan besar itu untuk menangkap seorang anak kecil yang telah berani melukainya, walau hanya dengan satu tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE (END)
Teen FictionCerita On Going ⚠️Dilarang Copas, Plagiat dan melakukan hal-hal seperti plagiarisme ⚠️ Argani Putra Oriel, lelaki yang selalu berani menghadapi bahaya dengan wajah bak malaikat. Persis sekali dengan namanya. Oriel akan menjadi orang pertama yang tur...