Berita mengenai insiden Welsen dan kawan-kawannya di lapangan basket sudah tersebar ke seluruh penjuru Sekolah Hilton Jakarta. Mereka bahkan mengetahui kalau Katarina menyuruh perempuan-perempuan yang ada disana untuk menghapus seluruh bukti dada bidang dengan abs yang dimiliki oleh Welsen. Namun, sayangnya fakta tersebut malah membuat Katarina menjadi bahan pembicaraan semua orang seperti yang terjadi saat ini di toilet perempuan.
"Gila banget nggak sih dia," Ivonne yang sedang membetulkan alisnya berkata pada kedua temannya yang lain, "setiap orang punya haknya untuk mengabadikan apapun yang dia liat kan? Eh dia malah seenaknya suruh orang buat ngapus-ngapus."
"Ya, sok berani banget, najis," jawab Rachel, teman gosipnya Ivonne yang mempunyai mulut paling pedas.
"Sebenarnya nggak sepenuhnya salah Kat, lo pada nggak denger kalau Welsen juga minta hapus? Bahkan yang punya badan aja minta hapus, berarti permintaan Kat valid dong? Dia punya hak untuk itu," Isabella berbicara, seperti yang kita ketahui kalau dia adalah sahabat dekatnya Ivonne, tapi kalau menyangkut dengan gosip yang dia dengar, dia tidak akan berpihak pada siapapun.
"Welsen minta hapus juga pasti karena Katarina. Awalnya dia biasa aja tuh kalau badannya di foto-foto sama orang lain," Rachel membela, dia membuka keran air untuk membersihkan brush makeupnya.
"Mana ada sih orang yang biasa aja kalau badannya difoto," ujar Isabella, dia masih merasa kalau tindakan Katarina tepat dan pandangan orang lain terhadap Katarina adalah salah.
"Biasa aja kali, lagian juga cuman dadanya, bukan seluruh badannya kan," ujar Ivonne, "bahkan K-pop idol aja sering foto-foto badannya buat fans."
Tanpa disadari oleh siapapun, sedari tadi Katarina ada di dalam bilik kamar mandi dan mendengar seluruh pembicaraan aneh dari ketiga orang yang ada di depan. Awalnya dia akan keluar dengan wajah dinginnya, tapi sepertinya memberikan opininya mengenai masalah tadi pagi adalah hal yang benar untuk dilakukan dirinya saat ini.
"Tindakan foto badan orang itu nggak biasa aja. Dan tadi lo bilang apa? Cuman dada dan bukan seluruh badannya?" Katarina mengangkat sebelah alisnya, "sekarang kita balik posisinya jadi lo. Dada lo mau difoto-foto sama orang?"
Tidak ada komentar apapun dari ketiga orang yang sedang mendengarkan omongan Katarina. Satu dari mereka hanya menatapnya kagum dalam diam.
"Jangan samain badan Welsen sama K-pop Idol yang lo sebut karena mereka adalah subjek yang berbeda dan nggak bisa dibandingin. Harusnya lo sebagai siswa teladan di Jakarta Hilton bisa mikir dengan otak cerdas lo mengenai masalah tadi pagi dan membedakan mana hal yang benar sama yang salah," sinis Katarina.
"Terus lo bilang apa tadi? Welsen biasanya cuman diam dan menerima kalau kalian foto-fotoin dia? Ya karena dia nggak ada pilihan selain diam. Sebenarnya mah dia bisa aja tuntut kalian semua sama pasal 335 KUHP tentang pengutit, tapi karena dia pikir kalian masih sekolah ... buat apa dia ribet-ribet ke polisi buat laporin perbuatan kalian yang udah melanggar privasi dia?" Katarina membuka keran air untuk mencuci tangannya sambil berbicara.
Dia lalu melanjutkan perkatannya dengan, "Welsen itu cuman warga biasa dan privasinya itu harusnya terjaga dengan baik, bukannya foto dadanya tersebar di seluruh sosial media seperti yang kalian mau."
"Jangan sok pintar deh lo ceramahin kita," Ivonne yang tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Katarina pun marah.
"Well, gue cuman ngasih tau pendapat gue aja mengenai pembicaraan lo dan kedua teman lo, Ivonne. Terserah lo mau anggapnya seperti apa, gue cuman mau meluruskan aja kok," Katarina melihat perempuan berambut panjang yang sedang menatapnya dengan tatapan marahnya dari balik kaca.
"Lo bener kok, sorry ... temen gue emang salah," bukan Ivonne yang meminta maaf, melainkan permintaan maaf tersebut berasal dari Isabella.
"It's okay, gue cuman mau meluruskan aja biar nggak terjadi kesalahpahaman yang berkepanjangan mengenai perintah gue untuk menyuruh perempuan-perempuan tadi untuk menghapus foto Welsen," ujar Katarina pada Isabella. "Kalau kalian mau foto wajahnya Welsen ya nggak apa-apa, tapi kalau udah berhubungan sama hal lain ya nggak boleh. Harus minta persetujuan dan tau batasan," Katarina melanjutkan.
"Paham kok kita," Isabella memberikan tissue kering yang sengaja dia ambilkan untuk Katarina, "kita minta maaf buat meragukan keputusan lo. We respect his privacy kok."
"Thanks kalau gitu," Katarina melebarkan senyuman manis miliknya pada ketiga orang yang ada disana, setelah itu dia pergi meninggalkan toilet dengan harapan kalau tindakannya tadi pagi tidak akan menimbulkan efek apapun terhadap dirinya. Dia sebetulnya tau kalau tadi pagi Welsen sama sekali tidak nyaman ketika ada bidikan kamera ke arahnya dengan suara foto yang terus terdengar dimana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
END OF THE ROAD
Teen Fiction---------------------------------------------- This work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia (Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia no.19 tahun 2002). Any reproduction or other unauthorised use of the written work...