Hari ini adalah hari dimana Katarina melepas jahitan lukanya di rumah sakit. Dia begitu senang karena tidak akan ada yang namanya kursi roda, diomelin Welsen kalau berusaha untuk jalan tanpa bantuan cowok itu, Sam yang terus-terusan menggodanya untuk berenang, dan juga Dezel yang leluasa bermain basket di lapangan rumah tanpa dirinya. Ah, dia rindu kebebasan.
"Udah siap?" tanya Welsen ketika cowok itu membuka pintu kamar Katarina yang tidak terkunci selama satu minggu ini, karena dirinya yang bersikeras untuk membantu setiap pergerakkan cewek itu selama menggunakan kursi roda.
"Udah," Katarina menggunakan dorongan tangannya untuk keluar dari ruang bajunya setelah menggambil topi untuk melengkapi outfitnya hari ini dan menutupi wajahnya.
"Mama, dia lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Pesawatnya kena delay jadi dia harus ganti penerbangan ke jam berikutnya sehingga dia nggak bisa dengan cepat kesini dulu," Welsen menjelaskan, dia melangkahkan kakinya lebar-lebar untuk menghampiri Katarina.
Katarina mengangguk paham, "Pesawat pribadi keluarga gue lagi dipake bokap ke Moskow ya?"
"That's what I heard," ujar Welsen. Dia mendorong kursi roda Katarina kedepan meja rias karena dia tau langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan cewek itu ketika sudah keluar dari ruang baju, mengingat sudah satu minggu dia melakukan hal ini.
"Lo udah pake sunscreen?" tanya Katarina, dia menoleh ke belakang.
"Belum, gue cowok, Kat. I will never use that product," jawab Welsen, jawaban yang sudah diberikan oleh dirinya selama satu minggu ketika Katarina bertanya pertanyaan yang sama.
"Nonsense," cibir Katarina, hal selanjutnya yang dia lakukan adalah menarik tangan Welsen untuk menundukkan kepalanya agar dia dapat dengan mudah untuk memakaikan sunscreen pada wajah tampan milik Welsen.
"Gue nggak mau! Lo mau ngapain?!" Welsen menghindari tangan Katarina yang sudah bersiap untuk ke wajahnya.
"Pake, Weel. It is good for your skin because it can protect you from the evil—sun," ujar Katarina, dia kembali menarik Welsen, kali ini di wajahnya. Sekarang, wajah cowok itu sudah berada dekat dengannya sehingga lebih mudah baginya untuk memakaikan tabir surya pada Welsen.
"I will not use that," Welsen kembali menghindar.
"Weel," Katarina menatap Welsen dengan perasaan sedih dan kecewa karena ditolak oleh cowok itu, sebetulnya dia hanya pura-pura sedih agar cowok itu terpaksa memakai tabir surya untuk kali pertama dalam satu minggu percobaannya. Toh juga tidak ada salahnya kan kalau pakai sunscreen? Untuk kepentingan wajah Welsen sendiri kok.
"Gue cowok, Kat. Nggak mungkin pakai-pakai kayak gituan," Welsen menggelengkan kepalanya, menandakan kalau dia benar-benar tidak mau.
"Jeon Jungkook, Kim Taehyung dan lima member BTS lainnya aja pakai sunscreen untuk lindungin wajah mereka dari sinar matahari loh, Weel. Bahkan, banyak banget cowok yang udah sadar pentingnya tabir surya buat kulit mereka," Katarina berusaha untuk membujuk.
"No. Gue nggak mau."
"Weel,"
"No," Welsen menggeleng lagi, lalu dia mengacungkan telunjuknya ke cewek yang sedang berhadapan dengannya, dia menunjuk kedua mata hazel milik Katarina, "jangan lihat gue dengan mata ini ya, Kat. Jangan. Karena nggak akan ngaruh sama sekali. I will not use sunscreen just because your eyes told me to."
Katarina makin menatap Welsen dengan penuh harap, agar cowok itu terbujuk. Aneh memang. Harusnya dia tidak mengeluarkan banyak tenaga hanya karena kepentingan orang lain, tapi entah kenapa dia ingin melakukan hal ini. Dengan berlindung alasan sinar matahari, ada hal lain yang ingin Katarina lakukan.
"Please," pinta Katarina, dia merangkupkan kedua tangannya di depan dada dan memfokuskan tatapannya pada Welsen.
"No."
"Keras kepala," Katarina mencibir, sepertinya usahanya akan gagal seperti beberapa hari yang lalu.
"Gue cowok, Kat."
"Cowok juga ada kali yang pakai sunscreen, emangnya cuman buat cewek aja. Sejak kapan ada peraturan yang mengatakan cuman cewek yang boleh pakai sunscreen. Dasar aneh," lagi-lagi Katarina menyindir dengan kalimat yang keluar dari mulutnya dan melalui tatapannya dari balik kaca karena dia tidak lagi mau membalikkan badannya ke arah Welsen.
Welsen memutar bola matanya kesal. Sepertinya dia akan luluh lagi seperti biasanya ketika melihat mata Katarina yang menatapnya dengan penuh harap dan sangat ... ah sudahlah, "Fine, gue mau lo pakain sunscreen," Welsen mendesah kesal, dia lalu berjalan ke depan dengan maksud untuk mempermudah proses yang dilakukan oleh sahabat perempuannya itu.
"Yeay!" Katarina sontak berteriak kegirangan, sekarang waktunya dia untuk melancarkan misinya. Tangannya dengan cepat mengeluarkan sunscreen lagi dan memakaikannya ke wajah tampan milik Welsen yang disukai oleh banyak perempuan, kecuali dirinya.
"Jangan tebel-tebel. Gue nggak mau kayak Kim Taehyung di Bon Voyage Hawai," Welsen mengingatkan, dia dengan jelas mengingat episode dimana idola Katarina memakai terlalu banyak sunscreen diwajahnya sehingga wajahnya penuh dengan warna putih. Terlindung dari matahari sih iya, tapi seluruh ketampanannya jadi tertutup dan dia sama sekali tidak mau itu terjadi.
"Aman, gue akan buat lo kayak Kim Welsen, bukan Kim Taehyung," kekeh Katarina, dia mengeluarkan ponselnya setelah selesai memakaikan sunscreen miliknya. Tanpa mengatakan apapun, dia memencet tombol klik untuk mengabadikan wajah Welsen dari dekat dan tidak lupa dengan sunscreen yang dipakaikan dengan sempurna, kecuali di bagian hidung karena dia menaruh lebih banyak disana.
"Udah kan?" Welsen bertanya, membuka matanya yang sedari tadi dia tutup tanpa menyadari Katarina yang mengambil fotonya, "ayo kita pergi sekarang. Welsen sama Sam udah nunggu di depan."
"Iya," Katarina mengangguk senang, dia melebarkan senyumannya ketika melihat hasil foto yang dia ambil tadi. Dengan cepat, dia mengirimkan foto tersebut pada salah satu anggota fanbase milik Welsen yang berisikan adik-adik kelasnya. Beberapa hari yang lalu, ada seorang perempuan yang mendekati Katarina di kantin dan menantangnya untuk mendapatkan foto langka Welsen ketika cowok itu mengenakan sunscreen untuk membuktikan bahwa Welsen tetap tampan saat mengenakan dan tidak mengenakan sunscreen seperti biasanya. Menurut Katarina sebetulnya permintaan itu tidak masuk akal, tapi karena dia juga iseng dan bosan, dia mengiyakan permintaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
END OF THE ROAD
Teen Fiction---------------------------------------------- This work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia (Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia no.19 tahun 2002). Any reproduction or other unauthorised use of the written work...