DUA PULUH

10 3 0
                                    

Pasar hewan yang berlokasi di Bekasi menjadi tempat tujuan Sam, Welsen dan juga Katarina yang ingin membeli teman untuk ikan-ikan milik Welsen. Pada hari minggu ini, Dezel ijin untuk tidak ikut pergi karena dirinya harus menemani nyonya besar alias Mamanya untuk pergi mengurus persiapan pernikahan sepupu perempuannya yang akan dilaksanakan dalam beberapa hari kedepan.

            "Pernikahannya Kak Raquela itu di Bali?" tanya Sam ketika mereka bertiga masih di dalam mobil sebelum Welsen akhirnya mendapatkan tempat parkir.

            "Ya," Katarina mengangguk, dia melirik ke kaca spion di samping kirinya dan memastikan kalau tidak ada mobil sehingga Welsen dapat memarkirkan mobil yang dia bawa dengan baik.

            "Berarti kita ijin sekolah?" tanya Sam.

            "Nggak, kita berangkat hari jumat malam terus balik hari minggu sore. Pernikahannya ada di sabtu malam," kali ini Welsen yang menjawab, mata dan tangannya tetap fokus.

            Katarina mengeluarkan dompet dari tas kecil yang dia bawa dan menaruhnya di dalam dashboard mobil. Dia memang mempunyai kebiasaan yaitu walaupun dia membawa tas, dirinya akan tetap turun dari mobil dengan hanya membawa dompet dan ponselnya. "Tiket sama vila udah diurus sama keluarganya Dezel, jadi kita tinggal siap-siap aja."

            "Ok, nyokap bokap kalian pada datang?" Sam bertanya karena orangtuanya tidak bisa datang akibat adanya perjalanan bisnis ke Italia selama dua minggu.

            "No," Katarina menggelengkan kepalanya, bagi orangtuanya acara pernikahan adalah suatu acara yang akan mereka hindari dan tidak pernah dijadikan suatu alasan bagi mereka untuk menginjakkan kakinya ke Indonesia.

            "Orangtua gue datang," Welsen menjawab.

            Tidak heran kalau pada akhirnya hanya orangtua Welsen dan Dezel yang lengkap untuk menghadiri suatu acara, mau itu acara pernikahan, pemakaman, atau acara keluarga lainnya. Bisnis dan uang adalah dua hal yang selalu dipentingkan oleh orangtua Katarina dan Sam, bukan berarti mereka menelantarkan anak mereka di Indonesia, mereka hanyalah sepasang suami istri yang gila kerja.

            "Ya udahlah ya, udah biasa juga kalau orangtua kita berdua nggak datang," Katarina menunjuk dirinya dan juga Sam, tidak ada perasaan sedih diantara mereka karena mereka sudah terbiasa ditunjuk sebagai perwakilan keluarga di acara-acara yang diselenggarakan.

            "Ya, kita mah have fun aja," kekeh Sam.

            "By the way, kira-kira tahun ini bakalan kita berempat doang atau ada tamu yang tidak diundang lainnya ya?" Katarina tiba-tiba saja terfikirkan kalau ada dua orang tambahan lainnya yang akan ikut mereka menghadiri acara pernikahan sepupunya Dezel.

            Sam menjawab pertanyaan Katarina dengan sebuah pertanyaan juga, "Maksud lo Jade?"

            "Ya, Jade bakalan jadi pasangannya Dezel, iya nggak sih?" Sebetulnya, maksud dari Katarina bertanya demikian adalah dia ingin memastikan apakah dirinya yang akan menemani Dezel di acara pernikahan itu atau bukan. Karena, Rusy Gang mempunyai tradisi ketika mereka akan menghadiri acara pernikahan keluarga, yaitu, menjadikan Katarina sebagai pasangan mereka agar pihak keluarga tidak perlu mencarikan pasangan tambahan yang pada akhirnya malah membuat para cowok menjadi canggung.

            "Harusnya sih begitu, lo jadi pasangan gue aja, Kat," Sam terpikirkan suatu ide gila dengan menjadikan Katarina sebagai pasangan di acara pernikahan nanti.

            "Jangan gila ya, Sam," Welsen menatap temannya itu dari balik kaca tengah, "Katarina bakalan jadi pasangan kita berdua kalau Dezel nanti sama ceweknya."

            "Kenapa begitu?"

            "Lah, nanti apa kata tamu-tamu undangan lainnya kalau liat gue nggak ada pasangan ataupun Sam yang nggak ada pasangan, bisa geger ya kan?" Welsen memberikan alasan yang sebetulnya masuk akal, tapi untuk yang masalah geger atau tidaknya itu kurang masuk akal bagi Sam dan juga Katarina.

            "Terserah lo aja deh," Katarina membuka pintu mobilnya, sebelum dia menutup pintunya, dia berbicara pada kedua cowok yang masih di dalam mobil, "kalau lo berdua nggak bisa dapatin gue temennya ikan satu, ikan dua, dan ikan tiga, jangan harap gue mau jadi pasangan kalian berdua nanti di acara pernikahan. Biarin aja nanti tambah geger kalau lihat dua cowok ganteng dari Rusy Gang nggak punya gandengan," ancam Katarina yang membuat kedua orang yang tadinya masih santai di dalam mobil, menjadi waspada dan turun secepat kilat.

            "Lo mau ikan yang kayak gimana buat temenin ikan-ikan gue?" Welsen dengan cepat bertanya, dia tidak mau kalau Katarina tidak menjadi pasangannya di acara pernikahan sepupu Dezel nanti. Sebetulnya, bukan karena geger yang bagaimana. Cowok-cowok Rusy Gang tau betul kalau mereka tampan dan pastinya akan memikat banyak hati para perempuan, tapi dengan banyak perempuan yang mengerubuni mereka itu membuat mereka menjadi risih. Maka dari itu, dengan menjadikan Katarina pasangan di samping mereka, tidak akan ada satu perempuan pun yang berani menghampiri karena cewek itu selalu saja memasang tampang juteknya di setiap acara.

            Katarina mengambil waktunya untuk berfikir, "Ikan cupang seru kali ya?"

            "Kat, please ya. Ikan-ikan gue itu berkelas dan bahkan tercatat sebagai ikan air tawar termahal di dunia, terus mau lo ajak temenan sama cupang?" Welsen tidak habis pikir dengan pemikiran temannya itu.

            "Sadis emang si Kat," Sam berdecak.

            "Biarin aja kali, toh juga cupangnya bakalan gue pisah dari aquarium ikan lo yang mahal itu," ujar Katarina yang sebetulnya ditujukan untuk menyindir.

            "Terserah lo aja deh," mau tidak mau Welsen berbicara seperti itu. Kalau memang nanti ikan miliknya akan dipisah dengan milik Katarina, maka dia akan menerimanya. Toh, tidak ada ruginya kan?

            Setengah jam kemudian, setelah berbagai pertimbangan, akhirnya Katarina masuk ke dalam toko ikan yang membuat dirinya takjub dan tertarik. Katarina menghampiri satu aquarium yang berisikan ikan dengan warna yang sangat indah. "Lucu," dia menaruh telunjuk kanannya di luar aquarium sehingga membuat ikan tersebut mengikuti jarinya.

            "Namanya ikan Guppy," Welsen memberitahu. Dia sempat mempertimbangkan untuk membeli ikan itu tiga tahun yang lalu.

            "Lucu, gue jadi mau pelihara ikan ini," Katarina menatap ikan yang bisa dikatakan seperti bentuk tubuh wanita yang sedang menggunakan rok itu dengan takjub. Dia belum pernah melihat ikan seperti itu sebelumnya, ini benar-benar kali pertama baginya.

            "Kalau mau beli ikan Guppy, lo harus siap buat kehilangan anaknya karena jeleknya dari ikan ini tuh dia bisa makan anaknya sendiri kalau anak-anaknya nggak punya tempat buat sembunyi dari si induk," Welsen menjelaskan, matanya tidak melihat ke arah ikan, melainkan ke perempuan yang tidak melihatnya itu.

            "Oh ya? Kalau gitu gue mau beli ini," Katarina memutuskan.

            "Kenapa?"

            "Karena gue siap sediain tempat yang nantinya akan dijadikan sebagai pelindung bagi anak-anak ikannya kalau mereka udah lahir," jawab Katarina, jawaban yang terkesan simple tapi sebetulnya dia seperti sedang menganalogikan sesuatu yang berkaitan dengan kehidupannya.

END OF THE ROADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang