TUJUH BELAS

10 2 0
                                    

"Kim Namjoon! Kim Seokjin! Min Yoongi! Jung Hoseok! Park Jimin! Kim Taehyung! Jeon Jungkook! BTS!" teriak Katarina dengan heboh ketika satu persatu wajah member boyband favoritnya muncul di layar televisi. Hari ini adalah hari jumat, yang artinya hari dimana dia akan bertemu dengan ketujuh bujangnya dalam satu acara yang bernamakan Room Seven.

"Kat, jangan teriak bisa kan?" Sam membuka kamar Katarina tanpa ijin. Tinggal bersama Katarina selama beberapa tahun membuat dia hafal betul jadwal perempuan itu bertemu dengan ketujuh idolanya.

"Ih berisik!" Katarina melempar tisu kering bekasnya ke arah Sam, matanya fokus memperhatikkan tujuh idolanya yang sedang membawakan lagu Disease, lagu baru yang ada di album BE.

"Ganteng banget emang ya mereka?" tanya Sam, dia mengambil tempat di sebelah Katarina, di ranjang cewek itu.

"Lo mau mati?" Katarina menyempatkan diri untuk melirik tajam cowok yang bertanya padanya. Pertanyaan yang bodoh menurut Katarina karena siapapun yang melihat ketujuh member BTS pasti tau kalau mereka semua sangat tampan.

"Masih mau hidup sih untungnya," Sam terkekeh geli melihat reaksi Katarina.

"Berisik," keluh Katarina, dia mengambil bantal tidurnya dan mendaratkan bantalnya tepat di wajah Sam, berupaya agar cowok itu diam selagi dia menikmati penampilan BTS.

"Ya Tuhan!" Sam menangkap bantal tidur cewek itu dengan sigap, dia lalu lebih mendekat ke arah Katarina dan bertanya, "pilih gue atau BTS?"

Bukannya menjawab, Katarina tertawa mendengar pertanyaan itu. "Lo hari ini kenapa sih? Otak lo korslet karena kebanyakan latihan fisik hari ini?" Mengingat latihan fisik, sekelebat bayangan bermunculan di pikiran Katarina. Latihan fisik, evaluasi permainan basket, futsal dan bulu tangkis benar-benar membuat seluruh murid Jakarta Hilton kelelahan. Oh, jangan lupakan kompetisi renang sebagai nilai tambahan bagi sang pemenang.

"Gue serius tau," Sam sok-sokan memasang tampang seriusnya agar Katarina mau menjawab pertanyaan bodohnya yang sebetulnya dia sudah tau jawabannya apa. Ya, pasti dirinyalah.

"Member BTS lah. Mereka itu tujuh orang, sedangkan lo cuman satu. Kenapa harus satu kalau bisa milih tujuh orang ganteng, punya personality yang bagus, aura duitnya kecium walaupun dari jarak yang jauh, gentleman lagi. Apalagi Jeon Jungkook, wah dia ganteng banget tau nggak sih?!" Katarina berteriak ketika menyebut nama bias-nya itu.

Sam mendadak membuka mulutnya. Perkiraannya benar-benar melesat, dia tidak menyangka kalau Katarina akan memilih tujuh orang yang tidak pernah tinggal bersama cewek itu. "Gila sih! Gue kecewa banget sama lo, Kat!"

"Lebay," ejek Katarina, dia menutup wajah Sam dengan tangan kanannya.

"Sakit hati gue, Kat," Sam berpura-pura, dia memegang bagian dada kirinya seakan dia sedang tertembak dan merasakan kesakitan yang mendalam, "kecewa banget gue."

"Dih, kalau dibalik posisinya. Lo juga pasti bakalan pilih Blackpink daripada gue," ujar Katarina. Sam memang sangat amat menyukai Blackpink sampai-sampai kamarnya pun dibuat dengan paduan warna hitam dan pink. Tapi, tentu saja warna dominannya tetap hitam, warna pink hanya terisi di beberapa bagian ruangan saja.

"Nggak juga, gue pasti bakalan milih lo lah. Mana mau Jennie, Lisa, Rose sama Jisoo tinggal bareng sama gue yang jorok ini," Sam menunjuk dirinya sendiri secara dramatis, lalu dia mengarahkan telunjuknya ke arah Katarina, "cuman lo doang cewek yang mau tinggal bareng gue, Kat."

"Najis, kalau lo ngomong kayak gitu terus, lama-lama mulut lo bakalan disemutin," ejek Katarina. Walaupun dia berbicara dengan Sam, matanya tetap tidak pernah teralihkan.

Dengan percaya diri Sam bertanya, "Kenapa disemutin? Manis ya? Gue manis kan?"

"Bukan lo yang manis, ucapan-ucapan lo yang manis," Katarina menggoyang-goyangkan ArmyBombnya ketika sesi fanchant dimulai, "Kim Namjoon! Kim Seokjin! Min Yoongi! Jung Hoseok! Park Jimin! Kim Taehyung! Jeon Jungkook! BTS!" dia kembali meneriakkan nama-nama member BTS walaupun Katarina tau pasti tidak ada satupun member BTS yang tau kalau dia sedang menyemangati mereka.

"Masyallah, Kat," Sam terkejut ketika Katarina dengan keras berteriak, bahkan ketika cewek itu tidak menghadap ke arahnya, dia dapat dengan jelas mendengar fanchant yang dilakukan oleh Katarina.

"Berisik, cowok gue lagi perform nih," Katarina kali ini menyumpal mulut Sam yang terbuka dengan sebuah tisu yang sudah dia kepal.

"Mweka mwau wadain kwonser," Sam berbicara tanpa mengeluarkan tisu bersih yang ada di mulutnya akibat Katarina.

"Lo ngomong apaan sih, setan!" Katarina dengan kesal pun berteriak.

Melihat itu, Sam pun akhirnya mengeluarkan tisu tersebut dan kembali mengulang apa yang dia katakan sebelumnya, "Mereka mau adain konser."

"Siapa?" Mata Katarina tidak lepas dari Jungkook yang sedang mengedip ke arahnya sebagai ending fairy dari lagu Disease yang mereka bawakan.

"BTS lah, siapa lagi," Sam memutar bola matanya walaupun dia yakin Katarina tidak akan melihatnya. Tangannya dengan bebas mengangkat kertas putih yang ada di depan Katarina. "Lo udah beli tiketnya?" Alis Sam terangkat.

"Iya, gue udah beli," jawab Katarina dengan santai.

"Empat tiket? Banyak amat belinya? Jasa titip ya?" tanya Sam yang masih belum menyadari apa yang dilakukan oleh temannya itu, "atas nama Welsen Rayden," dia lalu bertanya, "Welsen? Dia mau ikut konser BTS? Tumben banget."

Sebagai jawaban, Katarina mengangkat kedua bahunya.

"Yang kedua, Dezel Asmaranda, Dezel? Dia juga mau ikut? Tumben banget? Kalah taruhan ya mereka sama lo sampai lo bisa buat mereka ikut ke konser BTS?"

"Mungkin."

"Yang ketiga, Sam Clinton?" Kali ini alis tebalnya kembali mengerut kebingungan dengan ketiga nama familiar yang dia baca dari ketiga tiket konser yang sedang dia baca.

"Kalian harus temenin gue ke konser. Bener kan?" Katarina malah kembali bertanya, dia jelas mengingat, "lo utang sama gue karena gue udah bantuin lo bersihin lemari merchandise Blackpink lo, jadi kali ini lo harus balas gue dengan konser BTS. That is it."

Sam menganggukan kepalanya perlahan-lahan, dia mulai paham dengan apa yang sekarang sedang terjadi, "Terus kalau Welsen dan Dezel gimana? Emangnya lo kira mereka mau nemenin lo ke konser BTS buat ketemu sama ketujuh bujang lo?"

"Mau lah! Apalagi setelah gue biarin mereka double date besok, ya kan?" Alis Katarina naik turun saat dia bertanya pada Sam mengenai hal itu, menandakan dia sangat percaya diri atas apa yang sedang dia tanyakan.

"Mungkin. Berdoa aja semoga mereka mau," kata Sam.

END OF THE ROADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang