Princess Ludwika
***
Ludwika. Terlahir dari keluarga yang memiliki garis keturunan kerajaan. Wanita dengan mata coklat terang dan rambut coklat bergelombang sepinggang. Arti namanya memang sedikit tomboy, tapi sifat dan sikapnya tidak mendekati sama sekali.
Ludwika memiliki 7 huruf yang diawali dengan huruf 'L' dan diakhiri dengan huruf 'A' dengan 3 huruf vokal. Arti namanya adalah prajurit terkenal.
Tapi Ludwika yang satu ini bukan prajurit. Ia pun tidak terkenal. Ludwika hidup dalam kesendirian. Meski ia disekelilingi oleh banyak orang selama 24 jam tanpa henti, Ludwika selalu merasa hampa. Apalagi status 'Princess' yang melekat di depan namanya tidak banyak yang tahu. Termasuk sahabat dan kekasihnya.
"Nona, makan siang sudah siap."
Seorang pelayan mengetuk pintu kamar Ludwika dan berseru dari sana. Ludwika mendengarnya. Tapi ia tidak berniat untuk beranjak dari posisi duduknya saat ini.
"Nona?"
Ludwika mendengkus. Ia membanting kesal ponsel di tangannya. Bukan karena panggilan sang pelayan. Tapi karena layar ponselnya dihiasi oleh sebuah postingan salah satu temannya di kampus.
"Memangnya perawan di usia 20 tahun itu aib?"
Ludwika tidak mengerti dengan jalan pikiran teman kampusnya. Menurut mereka, masih mempertahankan kesucian di bangku perkuliahan sangatlah cupu.
"Nona?"
"Aku tidak lapar!"
Ludwika beranjak dari duduknya dan memilih untuk beralih ke atas kasur saja. Menjadi putri tunggal dari pasangan yang gila bisnis sangatlah tidak Ludwika sukai.
Selain sering ditinggal sendirian di rumah besar ini, Ludwika juga sering menghadapi persoalan di sekolah atau kuliahnya seorang diri.
Pintu kamar Ludwika yang memang tidak terkunci tiba-tiba terbuka. Seorang wanita dengan penampilan anggun masuk bersamaan dengan 2 orang pelayan yang membawa nampan berisi makanan.
"Ibu tidak mau kau sakit, Princess. Jangan keras kepala. Kau hanya perlu memakannya, bukan memasak dan segala macam."
Ludwika menoleh dan menghela napas panjang. "Di mana Ayah?" tanyanya.
Ludwika tetap seorang anak. Ia merindukan keluarga utuh dan ingin diluangkan waktu untuk bersama kedua orangtuanya.
"Ayah harus istirahat. Nanti malam Ayah dan Ibu akan pergi lagi ke Jepang untuk beberapa hari."
Lagi. Ludwika ditinggal lagi.
"Besok rapat orangtua di jurusanku. Apa salah satu dari kalian tidak bisa datang? Orang-orang selalu menanyai orangtuaku. Bahkan ada yang mengatakan aku tidak punya orangtua karena kalian tidak pernah datang pada rapat jurusan setiap bulan."
"Permaisuri Teresa yang akan menemanimu. Dia akan mewakili Ayah dan Ibu sebagai walimu."
Ludwika mendengkus. Percuma saja ia bersikeras mengatakan keinginannya. Karena seperti yang sudah-sudah, tidak ada yang akan mengalah untuknya. Baik sang ibu, ataupun sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2021 - 2022 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...