Baby Doll (End)

35.2K 2.4K 65
                                    

Sejak insiden saling menyentuh  di kamar mandi yang terjadi antara Ivory dan si duda Kevin, keduanya seolah memiliki ikatan yang kuat untuk tetap bersama hingga malam ini.

"Sebelumnya saya minta maaf karena bertamu secara mendadak begini dan mengganggu waktu istirahat Om dan Tante," kata Kevin membuka suara ketika mereka sejak tadi hanya membahas masalah random sebagai basa-basi.

Jika di dalam ruang lingkup pekerjaan, Kevin dengan formal akan memanggil Bapak atau Ibu untuk panggilannya. Tapi karena malam ini mereka bertemu sebagai anggota keluarga, maka ia menggunakan panggilan akrab Om dan Tante.

"Gak ganggu, Kev. Kamu ini kayak sama siapa aja. malahan Tante senang bisa dikunjungi begini. Rumah yang biasanya sepi malah jadi ramai."

Kebetulan Kevin datang bersama Violet dan Redy serta kedua anak mereka. Kevin belum memberi tahu putrinya kalau kedatangan mereka ke sini untuk melamar Ivory.

Dan kini Violet hanya bisa menatap bingung disertai rasa penasaran pada sang ayah yang tampak gugup. Terlihat jelas dari bagaimana kedua tangan pria itu saling tertaut.

"Jadi, tujuan saya datang ke sini malam ini untuk melamar putri bungsu Om dan Tante menjadi istri saya."

Semua orang mendadak mengerjap. Redy dan Violet yang paling terkejut. Keduanya tidak menyangka kalau ramalan asal mereka selama ini tentang Kevin dan Ivory malah berakhir seperti sekarang.

"Yah, ini—"

"Sayang, maaf kalau tadi Ayah marah sama kamu. Tapi—"

"Ayah cemburu karena Oma bilang kalau Tante Ivory punya pacar, kan?" tebak Redy.

Kevin menghela napas dan mengangguk pelan. Ia tidak akan menyangkal. Kevin memang sempat cemburu dan pikirannya mengarah pada mantan pacar Ivory yang akhir-akhir ini gencar mendekati perempuan itu. Kevin pikir kalau orangtua Ivory malah menganggap benar hal tersebut.

"Oh, jadi kamu cemburu, Kev?" Ibu Ivory tertawa sembari menepuk lengan suaminya yang masih diam tidak memberikan respon apa-apa.

"Sayang, inget gak aku pernah cerita soal anak kamu itu yang bilang punya pacar?" tanya ibu Ivory pada suaminya.

"Hm," jawab pria di sebelahnya.

"Kevin orangnya," kata ibu Ivory lagi.

Kevin mengernyit. Bukankah Ivory tidak menyebut nama? Bagaimana bisa ibunya tahu kalau pacar yang Ivory maksud adalah dirinya?

"Tante awalnya gak percaya loh, Kev, kalau kamu sama Ivory punya hubungan kayak gitu. Selain umur kalian yang cukup jauh jaraknya, Tante pikir kamu suka wanita dewasa yang keibuan. Semua orang tahu Ivory bagaimana. Kekanakan dan masih labil."

"Sedikit oon," sela Violet membuat ibu Ivory tertawa dan mengangguk.

"Vio tahu gimana Ivory karena sahabatan sejak kecil."

Violet terkekeh.

"Tapi, saat acara perusahaan minggu lalu, Tante gak maksud nguping apalagi ngintip ya." Ibu Ivory memberikan kerlingan menggoda pada Kevin yang sontak terbatuk dan membuang muka.

"Kenapa, Oma? Ayah sama Ivory ngapain?" tanya Violet penasaran.

Ibu Ivory tertawa. Ia menatap suaminya yang kini juga memberikan tatapan penasaran.

"Ingat adegan kamu culik aku pas ulang tahun pernikahan orangtuaku gak?" tanyanya.

Ayah Ivory sontak membelalak dan istrinya tertawa semakin kencang. "Persis kayak gitu aku nemuin mereka," katanya.

Sial. Kevin rasanya ingin segera menghilang saja saat ini. Kenapa ia jadi bahan godaan ibunya Ivory? Niatnya, kan, untuk melamar. Apa ini termasuk salah satu ujian yang harus ia hadapi?

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang