Haris sejak tadi menatap meja kerja Chloe. Waktu istirahat makan siang sudah berlalu sejak satu jam yang lalu, tapi Chloe belum juga kembali.
Ke mana wanita itu?
Haris beranjak dari duduknya dan keluar dari ruang kerja. Ia menghampiri meja kerja Chloe yang sedikit penuh karena beberapa berkas menumpuk di sana.
"Hapenya di sini, orangnya gak ada," gumam Haris keheranan.
Baru saja hendak berbalik sambil membawa ponsel milik Chloe, wanita yang ditunggu-tunggunya itu muncul dari arah toilet di ujung koridor.
Haris siap untuk bertanya ke mana saja Chloe sejak tadi, tapi saat melihat bagaimana mata wanita itu sembab dan wajahnya memerah, Haris seketika mengeraskan rahangnya.
Chloe menyadari jika Haris sedang meneliti wajahnya, sehingga ia mencoba mengalihkan wajahnya asal tidak berhadapan dengan Haris. Chloe juga menatap ponsel miliknya yang digenggam oleh Haris, hendak ingin mengambil, tapi Haris tidak memberi Chloe kesempatan untuk itu.
"Pak," Chloe berusaha untuk meraih tangan Haris yang menggenggam ponselnya, sayangnya, pijakan Chloe yang ceroboh malah membuat tubuhnya hampir terseungkur jika saja Haris tidak sigap meraih pinggangnya.
"Jangan ceroboh, Chloe!" seru Haris cukup keras sehingga Chloe tersentak.
"M-maaf..."
Chloe mencicit pelan sembari menjauhkan diri. Selama bekerja dengan Haris, ia belum pernah melihat pria itu marah entah untuk alasan apa pun. Bahkan Haris dikenal sebagai pria penyabar.
Dan... Kerugian itu... Chloe benar-benar merasa sesak. Benar. Ia yang saat itu dimintai Haris untuk menginput angka-angka tersebut. Tapi Chloe tidak tahu kalau ja melakukan kesalahan. Fatal pula.
Haris mengusap wajahnya karena tersadar kalau ia baru saja membentak Chloe. Ia meraih tangan Chloe dan menariknya masuk ke dalam ruangan.
"Kamu habis nangis?" tanya Haris langsung karena penasaran pada apa yang terjadi.
Chloe menunduk. Ia meremas rok kerjanya dengan gugup. Ya, Chloe habis menangis. Menangisi kecerobohannya.
"Saya bakal ganti rugi kok, Pak. Saya minta maaf. Saya gak tahu kalau nolnya kelebihan. Pas saya cek lagi, saya..."
Chloe tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena suaranya tercekat di tenggorokan. Matanya kembali memburam karena genangan bulir bening di sana.
"Semuanya sudah beres, Chloe. Saya gak nyalahin kamu. Kenapa kamu nangis?"
"T-tapi... Itu... Banyak. Bu Lila sampai datang ke sini dan marah ke Bapak gara-gara kecerobohan saya."
"Kamu nguping?"
Chloe menggeleng kuat. Ia mengusap pipinya yang basah. Sedangkan Haris menghela napas panjang. Ditariknya dengan lembut pergelangan tangan Chloe menuju sofa. Haris mendudukkan diri dan menarik Chloe bersamanya.
"P-Pak..."
Haris menahan pinggang Chloe saat wanita itu hendak berdiri dengan mata yang was-was menatap pintu ruangan sang bos.
"Kamu mau ganti rugi pakai apa?"
Haris tahu Chloe bukan anak orang susah. Bahkan ayah wanita itu kolega bisnisnya. Tapi tetap saja Haris tidak mudah percaya Chloe bisa membayar kerugian perusahaannya jika meminta bantuan sang ayah.
"S-saya..." Chloe mencoba tenang menjelaskan dari mana ia akan mendapatkan uang.
"Saya bakal resign, Pak. Abang ipar saya yang bakal bantu kalau saya ambil alih perusahaan keluarga di Bali."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2021 - 2022 (END)
Romansa[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...