Sexy Model

29.6K 2.3K 128
                                    

Warning! 21+

***

Aruna menahan dada pria di depannya. Dahi Aruna berkerut saat ia merasa tidak nyaman dengan posisinya.

"Lo yakin ini sesuai instruksi?"

Aruna bisa melihat senyuman iblis yang pria di depannya berikan. Sial. Aruna yakin ini sudah salah. Aruna juga ingat kalau di dalam instruksi kerja mereka tidak ada pose vulgar begini.

"Kalau lo mau menang, ikutin arahan gue. Instruksi tolol itu udah basi. Semua model juga udah nyoba."

"Tapi itu di luar ketentuan panitia," balas Aruna dengan kesal.

"Sekarang gue tanya, lo mau menang atau enggak?"

Aruna terdiam menatap mata tajam pria di depannya. Memejamkan mata beberapa detik, kepala Aruna mengangguk. Matanya masih terpejam dan pria di depannya tersenyum sinis.

"Kalau gitu rileks. Gak usah tegang. Masa kalah sama burung gue yang anteng aja," ejek pria itu.

Aruna mendengkus. "Lo cuma doyan terong, goblok."

Altan, pria yang menjadi rekan kerja Aruna sebagai model itu terkekeh. "Lo telanjang juga gue gak doyan. Makanya rileks," katanya.

"Terus ini gimana lagi?"

Aruna mengusap lengannya yang terasa dingin. Hanya karena ingin jadi nomor 1 dan selalu diutamakan, Aruna harus mengikuti audisi ini. Ia memang sudah menjadi model sejak sebulan yang lalu. Tapi karena ia anak baru dan prestasinya juga belum ada, Aruna semakin tak terlihat.

Audisi mencari New Queen of Lingerie yang sejak dulu selalu menjadi trending membuat Aruna berharap bisa memenangkannya. Audisi ini memang diadakan untuk model baru sepertinya. Dan untuk model pria sebagai pasangannya boleh siapa saja. Tidak diharuskan dari angkatan mereka. Aruna memilih Altan sebagai rekannya karena pria itu sudah lama menggeluti dunia model. Altan juga senior yang disegani. Ditambah lagi pria itu memborong banyaknya penghargaan atas prestasinya sebagai model profesional.

"Ranjang. Lo pilih lingerie yang warna merah."

Aruna menoleh pada ranjang dan deretan lingerie miliknya yang tersusun rapi di lemari kaca. Aruna menelan ludah. Ini pertama kalinya ia akan berpose dengan pria dewasa menggunakan lingerie.

"Buruan. Waktu kita gak banyak. Habis ini gue ada pemotretan lagi."

Aruna berjalan ke kamar mandi setelah meraih lingerie yang akan dipakainya. Berulang kali Aruna menelan ludah saat ia sudah mengenakan pakaian seksi itu. Bahkan tubuh atasnya tidak bisa ditutupi. Payudaranya terlihat dengan jelas. Hanya puncaknya saja yang tertutup oleh tali tipis berbentuk kupu-kupu.

"Berasa mau bikin video bokep gue begini," ringis Aruna menatap cermin.

Pintu kamar mandi yang diketuk membuat Aruna segera keluar. Ia menatap Altan yang kini berdiri di depannya. Pria itu hanya menggunakan bokser ketat berwarna senada dengan lingerie Aruna.

"Bisa kita mulai?"

Arun menoleh pada seorang wanita yang akan menjadi fotografer mereka kali ini. Aruna berjalan menuju ranjang, lalu Altan mengikuti dari belakang. Aruna diarahkan untuk berbaring dengan Altan yang menindihnya.

"Wajahnya deketin lagi. Ya, tahan. Tahan."

Aruna menahan napas saat napas hangat Altan menerpa kulit dadanya. Pria itu mendaratkan bibirnya di sana membuat Aruna memejamkan mata. Sensai aneh menyelimuti tubuhnya ketika ia merasakan Altan mengecup di kulitnya.

"Bagus! Tahan!"

Altan menarik diri dan kini ikut berbaring di sebelah Aruna. "Lo duduk di perut gue," suruhnya.

Aruna bangkit dan mengikuti instruksi Altan. Ia duduk di atas perut kotak-kotak pria itu. Altan menarik pinggang Aruna sehingga wajah mereka kembali begitu dekat. Sebelah telapak tangan Altan meremas bongkahan bokong Aruna. Sedangkan sebelahnya lagi menarik turun tali lingerie Aruna hingga ke lengan.

"Kalau begini gue jadi horni," bisik Altan. Ia melirik puncak payudara Aruna yang menegang, lalu tersenyum tipis. "Boleh gue hisap gak?"

Napas Aruna memberat karena pertanyaan vulgar Altan. Sial. "Jangan macem-macem!" seru Aruna.

Altan kembali memberikan senyuman miring. Ia menarik tengkuk Aruna sehingga bisa menenggelamkan wajahnya di sana. Aruna memejamkan mata saat Altan memberikan kecupan-kecupan basah.

"Bagus!"

Aruna merasa panas saat ini. Padahal suhu kamarnya sudah ia yakini sangat dingin. Bahkan saat berpakaian lengkap tadi saja Aruna merasa kedinginan. Kenapa sekarang malah kepanasan saat tubuhnya hampir telanjang?

"Busungkan dada lo," bisik Altan.

Aruna mengikutinya tanpa banyak protes. Ia diam saja saat Altan kini menarik tali berbentuk kupu-kupu yang melindungi puncak payudaranya.

"Lo-- mhhmm..."

Fotografer wanita yang fokus membidik sejak tadi tersenyum sinis melihat pose kali ini. "Si anjing ngambil kesempatan," gumamnya dan secepat mungkin mengambil gambar terbaik.

Entah berapa banyak gambar yang sudah diabadikan. Merasa puas dan melihat kode tangan yang Altan berikan, fotografer itu berlalu keluar dari kamar Aruna. Ia memilih duduk di ruang tamu sambil kembali memeriksa hasil kerjanya yang ia salin ke dalam laptop.

"Altan memang bangsat," kekehnya.

Di dalam kamar, Aruna tidak tahu kalau pemotretan sudah selesai. Ia terus memejamkan mata ketika kini mulut Altan bergerak menghisap puncak payudaranya. Apa semua model akan seperti ini?

Altan begitu menghayati gerakan mulutnya. Ia semakin rakus menghisap payudara Aruna yang sejak awal memang mencari fokusnya. Sial. Altan ingin sekali menelanjangi wanita di atas tubuhnya ini. Altan ingin membuat Aruna mendesah dan mengerang karena kenikmatan.

"Lo seksi dan nikmat," bisik Altan.

Aruna membuka mata dan menatap mata gelap Altan. "Kenapa lo--"

Kalimat Aruna kembali terputus saat Altan kini mencecap bibirnya. Altan begitu lembut memberikan sentuhan sehingga Aruna ikut terbuai.

"Lo perawan?"

"Hm."

"Mau gue perawanin?"

"H--hah?"

"Burung gue tegang."

Aruna terkesiap saat Altan menghentakkan pinggulnya sehingga bokong Aruna merasakan sesuatu yang keras di sana.

"Al, lo..."

Altan tak memberikan Aruna waktu untuk berpikir jernih. Ia menarik lepas lingerie Aruna dan menangkup kedua payudara wanita itu. Diremasnya, lalu dijepitnya puncak yang sudah sangat tegang di sana.

"Gue udah lama bayangin bisa megang ini dan..."

"Alhhh..."

Aruna tidak bisa menopang tubuhnya sendri karena merasa lemas akibat sentuhan Altan. Aruna membiarkan saja tubuhnya ambruk sepenuhnya di atas Altan dengan sebelah payudara yang kini tenggelam di dalam mulut Altan.

"Ini salah..."

Altan tidak peduli pada apa yang Aruna katakan. Ia ingin wanita itu. Altan ingin merasakan Aruna sepenuhnya. Sudah lama Altan menunggu momen intim ini. Bahkan sejak awal terjun ke dunia modeling, Altan selalu menolak kontrak kerja yang mengharuskan para modelnya berpose cukup intim.

"Al, stophh..."

Altan menulikan telinganya. Ia terus memainkan lidah dan mulutnya di payudara Aruna. Ternyata ini lebih nikmat daripada bayangan Altan selama ini. Aruna memiliki aset yang Altan sukai. Semuanya. Dari kepala hingga ujung kaki.

"Al, ini salah. Lo tunangan sahabat gue. Akhh..."

Altan menggigit gemas puncak payudara Aruna membuat wanita itu mendesis ngilu.

"Gue mau lo, Aruna," gumam Altan dengan suara serak.

***





Makiannya di sini💦

Lagi? Cung🥵

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang