Warning!
Yg puasa boleh skip. Baca selesai buka puasa aja. Kalau nekat ya tanggung sendiri.***
Pondasi penting dalam pernikahan itu komunikasi dan kepercayaan. Cinta hanya sebagai bumbu di dalamnya untuk membuat hubungan semakin berkesan. Tapi dari ketiga hal itu, ada yang tidak lagi merasakannya.
Eshan Nushad Altair. Pria 40 tahun yang sejak tadi sudah menenggak 5 botol minuman beralkohol. Eshan memang dikenal paling kuat minum di antara kedua sahabatnya yang lain. Pria itu juga kuat dalam menahan rasa sakitnya sendiri.
Berbicara pasangan, Eshan punya. Pria itu memiliki istri yang cantik. Pekerjaannya sebagai model busana muslim sangat menutup aibnya yang gampang tergoda pada pria di luaran sana.
Eshan pernah bilang untuk berhati-hati pada istrinya saat wanita itu ketahuan selingkuh pertama kalinya di sebuah hotel. Eshan tidak marah. Bahkan yang geram malah kedua sahabatnya.
Yang Eshan rasakan saat melihat hal itu hanyalah kosong. Eshan tidak bisa merasakan sakit hati karena dikhianati. Ia juga tidak bisa merasakan cinta lagi pada pada sang istri. Eshan mempertahankan pernikahannya karena sebuah alasan yang memang sejak awal tidak pernah bisa ia pahami sendiri.
Perselingkuhan kedua Eshan juga yang mengetahui tanpa diberi tahu siapa pun. Ia bercerita pada Arshaka dan mendapatkan saran untuk menceraikan wanita gila itu. Tapi lagi-lagi Eshan tidak bisa melepaskannya.
Ketika Arshaka sudah hidup bahagia semenjak menikah dengan Alya dan memiliki 3 orang anak, Eshan sering dihantui oleh rasa iri. Ia juga ingin mendapatkan istri yang selalu ada waktu seperti Alya. Istri yang selalu memperhatikan kebutuhan suami dan istri yang selalu tahu cara menyenangkan suaminya.
"Astaga!"
Eshan menatap seorang wanita yang membukakan pintu rumah untuknya. Wanita itu tampak terkejut dengan mata melotot pada Eshan. Ini pertama kalinya Eshan pulang setelah puas minum alkohol. Biasanya ia akan menginap di hotel atau kantor. Tapi malam ini Eshan sedang ingin pulang.
"Mas mabuk?" tanya wanita itu mengikuti langkah Eshan setelah ia mengunci pintu rumah.
"Kamu ngapain ke sini?" tanya Eshan.
"Mbak Meri ke luar kota dan Mas biasanya gak di rumah. Jadi, aku udah izin buat nginap di sini sampai Mbak Meri balik," jawab wanita itu.
"Kamu izin ke Meri? Ini rumahku bukan rumah Meri."
Eshan menatap penampilan Emma, adik iparnya dari atas sampai bawah. Eshan berdecak. Wanita itu memiliki lekuk tubuh sempurna. Jika Meri lebih kurus, maka Emma lebih berisi di tempat yang pas dan benar-benar selera Eshan sekali.
"Kamu perawan, Em?"
Emma menatap aneh pada Eshan. Hampir 8 tahun Eshan menikah dengan Meri, tak sekalipun pria itu kurang ajar padanya. Hanya malam ini terlihat berbeda. Bahkan Eshan bertanya hal pribadi seperti itu.
"Kenapa Mas nanya begitu?"
Emma berjalan mendahului Eshan menuju lantai 2. Eshan mengikutinya setelah menelan ludah melihat bokong Emma. Di sini, kamar yang Emma tempati berada di depan kamar Eshan dan Meri. Sebenarnya Emma bisa memilih kamar di bawah. Tapi karena kamar di atas lebih besar, ia lebih nyaman di sana.
"Mas!"
Emma terdorong ke pintu kamar dengan tubuh yang ditindih Eshan dari belakang. Emma ingin membuka pintu kamar tapi Eshan lebih dulu menahan kedua lengannya di atas kepala.
"Mas, lepas! Jangan gila!" teriak Emma.
Eshan terkekeh. Ia menekan pangkal pahanya semakin terbenam di bongkahan bokong Emma. Benar-benar daging yang kenyal. Eshan tidak bisa melepaskan wanita itu malam ini. Emma harus memuaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2021 - 2022 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...