Mon maap, kesalahan teknis. Aza Shakila. Bukan Aza Ghania. Ketuker sama nama Afiza wkwk
***
Renzo masih menunggu jawaban Aza. Waktu juga sudah berlalu sekian detik dengan keheningan. Hanya tatapan mereka saja yang masih saling terkunci. Renzo betah berlama-lama menatap mata cantik Aza. Sedangkan Aza kebingungan dengan situasi saat ini.
"G--gue gak bisa," Aza menarik diri dengan mundur perlahan sehingga usapan ibu jari Renzo di pipinya terlepas.
Aza bangkit beridri, lalu meraih tasnya dan melenggang pergi dari sana menahan sakit di kakinya. Meski sedikit pincang, Aza tetap yakin untuk terus melangkah meninggalkan ruang kerja Renzo.
Di tempatnya duduk, Renzo terdiam dengan tangan yang perlahan turun hingga mendarat di atas paha. Matanya menatap nanar pada tempat yang sebelumnya Aza duduki.
"Apa tipenya berubah?" tanya Renzo bersamaan dengan bunyi pintu terbuka dan tertutup. Aza sudah pergi.
Renzo tersenyum tipis. Ia tahu ini tidak akan mudah. Aza bukan tipe wanita yang gampang luluh. Sejak lama Renzo tahu hal ini. Bahkan ia berulang kali tertolak hanya karena dulu ia sedikit lebih pendek dari Aza dan lebih kurus. Renzo kira Aza menyukai lelaki gendut saat itu. Tapi ketika ada yang mendekatinya berbadan gendut, Aza juga menolaknya.
Di luar ruangan, Aza berdiri sekian detik sebelum benar-benar pergi. Ia bahkan tidak ingat dengan apa dan siapa dia sampai di sini. Langkahnya terayun begitu saja tanpa tujuan. Hingga Aza melihat sosok William berdiri di ujung koridor dengan ponsel di tangannya. Jarak mereka berkisar 5 meter. Aza terus melangkah dan menyisakan jarak 1 meter saja.
"Will, ayo nikah," ajaknya dengan tatapan dingin pada pria itu.
William yang sedang fokus pada ponselnya tidak mendengar dengan baik sehingga ia hanya menatap aneh pada Aza dan membuat Aza kembali mengulangi ucapannya.
"Ayo nikah. Lo bilang lo suka gue, kan? Lo juga ngelamar gue tadi malam. Ayo. Gue mau."
William menahan napas. Bukan karena kalimat Aza. Tapi karena sosok yang baru saja keluar dari ruangan di sebelahnya. Ada Fiza yang berdiri kaku di sana dengan tatapan kosong padanya.
"P--ak, saya duluan," pamit Fiza melewati William dan Aza dengan tergesa.
William ingin meraih lengan Fiza, tapi Aza menghalanginya dan kembali bersuara. "Gue bakal kasih tahu keluarga kita biar--"
"Bacot, Aza. Diam!" bentak William dengan nada kesal menahan amarah.
Aza mendengkus. Ia melipat kedua tangannya di dada sambil menatap William. Aza seolah sengaja menghalangi pria itu untuk mengejar Fiza.
"Gue mau move on dan lo harus bantu," kata Aza lagi.
"Gak sudi. Urus urusan masing-masing," tolak William. Pria itu mendorong sedikit lengan Aza agar bisa pergi dari sana.
Aza membiarkan saja William pergi mengejar Fiza. Sedangkan ia berbalik untuk keluar dari rumah sakit. Sepertinya Aza tadi salah jalan.
Dari arah yang berlawan, Renzo melangkah bersama seorang wanita yang mengenakan jas yang sama dengannya. Wanita itu tampak sekali tertarik pada Renzo. Bahkan ia sengaja mengibaskan rambutnya dengan gaya yang centil. Aza hafal dengan gelagat seorang penggoda. Aza sudah khatam mempelajarinya dari berbagai drama, film bahkan novel.
"Gatel," desis Aza.
Renzo tampak biasa saja. Bahkan kedua tangannya berada di dalam saku celana. Entah kenapa Aza menelan ludah. Penampilan Renzo memang menggoda. Bahkan cara berjalannya saja sangat gentle. Tapi Aza gengsi mengakuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2021 - 2022 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...