Sweet Orange (3)

27.7K 3.1K 105
                                    

Ciee double🗿

***

Semua orang menikmati makanan lezat yang Latika hidangkan. Sesekali para pria akan membahas hal-hal bisnis dan para wanita membahas berbagai produk kecantikan serta barang-barang branded.

Jingga yang sejak tadi diam menjadi pendengar saja kini mulai bosan. Ia ingin beranjak pergi dari perkumpulan orang-orang dewasa ini. Tapi ia tidak berani membuat kekacauan dan menerima kemarahan orangtuanya.

"Jingga sekarang sibuk kuliah ya?"

Akhirnya ada juga yang menanyai dirinya. Jingga tersenyum dan mengangguk. "Iya, Tante. Udah mulai banyak tugas," jawabnya.

"Semester berapa ya? Tante lupa," tanya wanita yang Jingga kenali sebagai kakak Biru, pria yang direstui ayahnya untuk memacari Jingga.

"Semester empat sekarang."

"Hm, sering ketemu Biru dong? Kan dia ngajarnya semester tiga ke atas ya?" Wanita itu melirik adiknya, pria yang bernama Biru.

Jingga meringis. Ia memang beberapa kali bertemu dengan Biru di kampus karena mengambil salah satu mata kuliah yang Biru ajar.

"Jingga ambil kelas bisnis denganku," jawab Biru sembari menoleh pada Jingga yang kini menatapnya.

"Oh, gitu."

"Jingga gimana di kelas? Nilainya aman?" Dana yang bertanya kali ini.

"Aman sih Mas. Tapi absen denganku udah limit. Gak bisa bolos lagi sampai semester ini selesai. Atau Jingga bakal ngulang mata kuliah denganku tahun depan," jawab Biru tersenyum tipis pada Jingga yang kini melebarkan matanya.

"Kak, kamu sering bolos?" Latika bertanya tak percaya pada putrinya.

"I—itu..."Jingga menelan ludah, lalu seolah mendapat pencerahan, ia berdeham.

"Waktu itu izin sama Mama kan nginep di rumah Amber. Masa Mama lupa,"

Oke, Jingga sedang berbohong kali ini. Waktu ia bolos mata kuliah dengan Biru, Jingga memang meminta izin pada Latika, tapi bukan menginap di rumah Amber seperti yang ia sebutkan. Melainkan pergi bersama keempat sahabatnya ke mall.

"Mama lupa," kata Latika, tapi tidak membahas lebih lanjut tentang kebolosan putrinya.

"Jingga gak dekat sama cowok di kampus kan, Bi?" tanya Brindha.

"Gak tahu ya, Mbak, aku gak sempat ngintilin dia selama di kampus."

Dava dan Dana terkekeh. Sedangkan Jingga mencebikkan bibir. Ia tidak menyangka kalau akan kembali berkumpul satu meja dengan Biru. Ini hampir setahun berlalu sejak mereka bertemu pertama kali di acara ulang tahun perusahaan Angga, sepupu ayahnya.

***

"Om Biru kenapa manggil aku ke sini?" Jingga bertanya sembari menoleh pada pintu rumahnya.

Biru yang berdiri bersandar di badan mobil seketika menegakkan tubuhnya mendengar suara Jingga. Ia berdeham dan membukakan pintu mobil di sebelah kursi penumpang.

"Masuk," suruhnya.

Meski keheranan, Jingga tetap menurut untuk masuk ke dalam mobil pria itu. Hatinya bertanya-tanya Biru akan mengatakan apa sehingga memintanya untuk keluar dari rumah sedangkan di dalam sana semua orang masih berkumpul.

Setelah Jingga masuk dan duduk dengan tenang, Biru menyusul masuk di kursi pengemudi. Ia menyalakan mobil, lalu meninggalkan kediaman orangtua Jingga.

Jingga masih diam menunggu Biru bersuara, tapi ia tidak mendapatkan apa pun setelah beberapa menit berlalu.

"Om, mau ke mana? Besok masuk pagi, kalau aku telat gimana?" tanyanya kesal.

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang