Dua bulan lalu di kediaman orangtua Ivory.
Kevin sedang mencari tempat untuk menjawab panggilan dari temannya. Ia tidak suka acara yang terlalu berisik sehingga ia memilih halaman belakang yang bebas dari hiruk-pikuk tamu undangan.
Saat melewati dapur, langkah Kevin terhenti. Telinganya semakin tajam berfungsi ketika mendengar suara aneh dari dalam kamar mandi di samping dapur.
Karena rasa penasarannya cukup kuat, Kevin mengabaikan panggilan dari temannya dan melangkah menuju kamar mandi tersebut.
Awalnya Kevin kira ada orang yang nekat bermain hal gila di dalam ruang sempit itu. Saat ia hendak berbalik pergi, Kevin malah mendengar suara yang dikenalnya.
"Ivory," gumam Kevin.
Dengan jantung yang berdegup kencang, Kevin memegang handle pintu dan perlahan membukanya. Dari sedikit celah pintu bisa Kevin lihat sosok perempuan yang menekan-nekan layar ponsel di tangannya.
"Ivory?"
Ivory tersentak dan menjatuhkan ponsel yang sedang ia pegang. Ia bergerak gelisah ketika Kevin menatap layar ponsel di lantai tersebut.
"Om Kevin ngapain?! Jangan lihat!" serunya panik.
Kevin masuk dan menutup pintu. Ia meraih ponsel Ivory yang tengah memutar film dewasa. Adegan yang sungguh laknat sekali. Kevin sampai menelan ludah.
"Kamu nonton ini sampai suaranya kedengaran ke luar. Kamu sehat, kan?" tanya Kevin tak habis pikir.
"Itu tadi kepencet! Aku mau ngirim ke Aileen tapi—"
"Kamu apa?"
Ivory menggigit bibir. Sial. Kevin benar-benar sialan. Kenapa harus dia yang memergokinya sih? Ivory sungguh malu saat ini.
"G—gak, aku—"
"Vo?"
"Y—ya?!"
Ivory menutup mulut Kevin dengan refleks saat mendengar suara ibunya memanggil dari depan pintu di luar sana. Kevin juga refleks mematikan ponsel Ivory dan mengantonginya agar benda itu aman tak terpencet lagi.
"Diem," bisik Ivory.
Kevin hanya membalas lewat kode mata sehingga Ivory cukup lega. "Kenapa, Mi?" tanya Ivory sedikit berteriak.
"Gak. Mami kira siapa di dalem kayak orang ngobrol. Kamu kebiasaan nonton korea di kamar mandi," ujar ibunya.
Ivory meringis, lalu menghela napas ketika mendengar Langkah kaki menjauh dari sana. Tanpa ia sadari, sebelah telapak tangan Kevin kini bertengger di pinggangnya dengan nyaman.
"Kamu gak pakai bra?" tanya Kevin setelah Ivory menarik tangan yang membekap mulutnya.
"H—hah?" Ivory tergagap, lalu menunduk. Deru napasnya mendadak berat saat menyadari kalau buah dadanya kini menempel sempurna dengan tubuh depan Kevin.
"Bajunya kan seksi, Om, mana bisa pake bra. Yang bener aja," ujar Ivory.
"Tapi kenapa putin*nya keras?"
Ivory melotot mendengar kata vulgar Kevin. Ivory tahu ia sedang tidak baik-baik saja saat ini. Apalagi akibat suara dan adegan yang tadi ia lihat. Sial. Tubuh Ivory mudah sekali tersulut gairah.
"Kayaknya aku san*e deh," gumam Ivory sembari menggigit bibir.
Kevin mengumpat pelan. Sial. Ini sungguh cobaan berat baginya. Bisa-bisanya Ivory berbicara asal itu di depannya.
"Ulangi," pinta Kevin.
Kini tubuh Ivory benar-benar ditarik Kevin untuk menempel sepenuhnya dengan tubuhnya. Tanpa jarak sedikitpun. Mereka seolah sedang bersatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2021 - 2022 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...