Sexy Lips (2)

65K 3.2K 36
                                    

Princess Ludwika

***

Januari berdiri dengan refleks saat melihat apa yang diterima oleh Ludwika. Sementara Ludwika menelan ludah sembari menahan napas. Bibir yang menekan bibirnya kini begitu dingin seolah baru saja direndam dalam air es.

"Apa yang kau lakukan?!" Ludwika mendorong dada pria yang kurang ajar menciumnya.

"Kenapa? Bukankah ini salah satu pekerjanmu? Melayani tamu?"

Ludwika menatap horor pada pria itu. Mereka mengira Ludwika jalang yang bekerja di sini? Sial.

"Maaf, Tuan, kau salah paham. Aku dan temanku bukan jalang di sini. Kami pengunjung!"

Alis pria itu terangkat sambil menoleh pada temannya yang juga kebingungan. Sambil menggaruk kepalanya, pria yang duduk di sofa yang sama dengan Januari tadi mengeluarkan ponsel dari saku jas mahal yang ia kenakan.

Pria itu menghubungi pemilik kelab yang tak lain adalah sepupunya. Setelah menanyakan kebingungannya, pria tersebut menatap pria di depannya.

"Mereka bukan hadiah dari sepupuku, Luke. Sepertinya benar, mereka ini pengunjung juga," katanya memberi tahu.

"Sial." Pria bernama Luke itu mengumpat pelan saat temannya berkata demikian.

Mata Luke melirik Ludwika yang saat ini mengusap kasar bibir basahnya bekas ciuman Luke di sana.

"Apa kau mau berkencan denganku?" tanya Luke tanpa berbasa-basi pada Ludwika.

Ludwika menatap aneh pada Luke. Dengan kesal ia beranjak dari duduknya sembari menarik lengan Januari.

"Apa kau baik-baik saja, Nona?" bisik Januari cemas.

"Ya, aku baik-baik saja. Tapi lebih baik kita pergi sebelum kau menendang mulut sialan mereka," desis Ludwika.

Januari tahu apa yang dikatakan oleh Ludwika tidaklah benar akan terjadi jika mereka masih bertahan di sofa sana. Mungkin Januari terlihat tidak seperti wanita yang bertenaga atau pintar bela diri. Tapi ketahuilah, pelayan pribadi Ludwika itu akan membuat pria-pria di sana babak belur.

Baru saja kaki mereka menyentuh anak tangga, lengan Ludwika ditahan oleh seseorang. Sontak saja Ludwika mendongak. Matanya mengerjap.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya orang tersebut.

"Non-"

Ludwika memberikan kode kepada Januari untuk tidak berbicara. Januari yang paham segera saja membungkam bibirnya.

"Hans, aku hanya bersenang-senang. Kau sendiri? Apa kau bersama seseorang?" Ludwika bertanya balik.

"O-oh... Itu... Aku bersama teman-temanku."

Ludwika mengangguk saja seolah percaya meski hatinya tiba-tiba menjadi gelisah dan curiga. Ludwika tidak tahu kalau pria yang menjadi kekasihnya beberapa bulan ini akan datang ke kelab seperti ini.

"Apa aku boleh bergabung?"

Pria di depan Ludwika tampak terkejut. Kepalanya menoleh ke belakang di mana teman-temannya sedang menunggu.

"Kau yakin?"

Ludwika mengangguk. "Tapi aku ke toilet dulu," katanya.

"Baiklah. Aku akan menunggumu di sana."

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang