The Second

44.7K 2.9K 49
                                    

Ini cover dadakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini cover dadakan. Pesenan cover Mami mungkin bakalan siap mayan lama. Jadi, pakai yg ada aja🗿

Cek ke profil yes! Ada lapak Dana bansos sama Britama🗿

Dan ini lanjut judul ke-4, The Second (Tamara)







***

"Kamu punya otak gak?!"

"Kamu yang harusnya mikir!"

"Diam kamu!"

Satu tamparan keras mengenai wajah cantik itu. Beberapa orang di sana memekik tertahan sambil memejamkan mata. Sedangkan wanita yang menjadi korban tamparan seorang pria tersebut terkekeh pelan.

"Kamu berani nampar aku?"

"Kamu pikir kesabaran aku gak akan habis? Aku gak akan segan-segan buat nyakitin wanita iblis kayak kamu."

Pria itu melangkah pergi meninggalkan si wanita yang kini meneteskan air mata. Hatinya sakit. Tapi rasa malu lebih menyakitkan baginya.

"Kamu bakal nyesel, Lino."

"Sya,"

Seorang wanita berlari mendekat dan memegang lengan wanita yang dipanggil 'Sya' tersebut dengan raut khawatir.

"Lo lihat, kan? Lino sejahat itu. Dia nampar gue. Di tempat umum pula."

"Ayo, kita gak bisa lama-lama di sini. Yang lain dari tadi ngerekam kamu."

Kaki keduanya melangkah meninggalkan tempat tersebut. Tasya, wanita yang tadi ditampar langsung mengeluarkan ponselnya untuk menatap wajah cantiknya.

"Sakit banget. Lino sialan."

"Kita ke rumah sakit?"

"Gak usah! Lo cari muka apa gimana? Gak usah sok perhatian. Gue gak mau dikasihani. Apalagi sama cewek jelek kayak lo."

Tamara terdiam. Oke. Dia sepertinya berlebihan karena khawatir pada seorang Tasya yang jelas tidak pantas untuk hal tersebut.

Mobil yang mereka tumpangi saat datang ke sini sudah tiba. Tamara membuka pintu mobil dan membiarkan Tasya masuk lebih dulu.

"Ke apartemen, Pak," ujar Tamara.

Sopir yang bekerja hampir 5 tahun ini dengannya mengangguk paham dan segera menjalankan mobil yang ia kendarai. Tamara menatap jendela di sebelahnya. Pemandangan di luar sana lebih baik daripada muka judes Tasya.

Ponsel Tamara berdering. Panggilan masuk dari seseorang yang tidak dia inginkan. Tasya yang duduk di sebelahnya melirik ke ponsel Tamara. Wanita itu sengaja membalikkan layarnya ke bawah sehingga Tasya tidak bisa melihat siapa yang menelpon.

"Angkat. Berisik."

Tamara menghela napas. Ia menekan tombol power cukup lama hingga ponselnya mati. Hati Tamara gundah. Haruskah dia pergi secepatnya sebelum semua kebusukannya terbongkar?

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang