Rexa memasuki rumah orangtuanya dengan langkah santai. Siulan kecil di bibirnya membuat beberapa pasang mata yang duduk di sofa ruang tamu saling melirik. Tumben sekali pria itu pulang kerja dalam keadaan masih segar dan semangat.
"Mami udah lihat berita hari ini?" tanya Rexa saat ia duduk di sebelah ibunya.
"Berita apa? Kamu bikin ulah lagi, Dek?" tanya sang ibu sembari meraih remot tivi dan menyalakan benda persegi itu.
"Lo bangkrut?" tanya sang kakak dengan sinis.
"Mulut Bapak Saka jangan sembarangan!" seru Rexa kesal.
Pria yang dipanggil dengan formal itu terkekeh dengan telapak tangan yang setia mengelus perut datar wanita di sebelahnya.
Semua mata tertuju pada tayangan tivi yang kini volume suaranya diperbesar oleh sang ibu. Jika semua orang di sana fokus dan serius, maka Rexa hanya terkekeh sambil berdecak memuji kecantikan wanita yang bersanding dengannya di dalam sana.
Lama tidak mendengar kabar asmara pengusaha sukses satu ini, ternyata ia sudah memiliki kekasih dan baru saja melangsungkan lamaran di sebuah hotel ternama. Hal yang mengejutkan lagi adalah sang kekasih ternyata model cantik yang sukses melebarkan sayapnya di London dan baru kembali ke tanah air pagi tadi.
Suara seorang wanita di layar tivi diiringi dengan banyaknya potret Rexa dan Manda. Seperti yang Rexa katakan, ia tidak pernah main-main dengan ucapannya. Manda sekarang sudah menjadi tunangannya. Orangtua wanita itu juga sudah merestui hubungan mereka.
"Itu temannya Sasha, bukan?" tanya Saka seolah mengingat keponakannya.
"Hm. Teman sekolah. Jadi, Mami ku sayang, besok siang lamaran ke rumah Manda ya?"
Rexa meraih sebelah tangan ibunya dan mengecup dengan lembut di sana. Ia tersenyum dengan raut wajah penuh harap.
"Kamu yakin, Dek?" tanya ibunya dengan serius. "Sasha tadi ke sini. Dia minta bantuan Mami buat jauhin Manda dari kehidupan dia. Kayak yang kita tahu, Sasha merasa minder terus dibandingkan dengan Manda."
Rexa mendengkus kesal. Keponakannya itu terlalu kekanakan. Rexa juga tahu kalau Sasha yang merebut Jico dari Manda. Tapi Rexa bersyukur akan hal itu. Meskipun ia juga tahu kalau pria yang menjadi suami keponakannya itu masih memiliki rasa pada Manda hingga saat ini.
"Sasha bilang Manda itu bukan wanita baik-baik. Bahkan mereka udah lama gak komunikasi karena Sasha ingin memutus hubungan pertemanan mereka. Ditambah lagi Manda itu model majalah dewasa."
"Mami percaya gitu aja? Mami pernah lihat Manda di majalah kayak yang Sasha bilang itu? Manda model, Mi. Perusahaan yang kontrak kerja sama dengan Manda harus lulus seleksi dariku. Mami kira aku mau calon istriku berpose nakal seperti itu?"
Rexa tak habis pikir dengan ucapan ngawur Sasha. Sahabat macam apa yang menjelekkan sahabatnya sendiri? Rexa yakin semua itu juga ikut campur kakak iparnya yang sejak dulu memang tidak menyukai Manda.
"Kalau Mami mau percaya Sasha dan ibunya, silakan. Dengan atau pun tanpa restu Mami, aku tetap bakal nikahin Manda."
Rexa beranjak dari duduknya. Ia keluar dari rumah dan memasuki mobil mengabaikan suara panggilan sang ibu.
Saka yang melihat kelakuan sang adik hanya berdecak pelan. Ia menatap ibunya yang kini meraih ponsel entah menghubungi siapa.
"Bocah ribet banget," gumam Saka yang membuat wanita di sebelahnya memukul gemas lengannya.
"Mas jangan gitu," katanya.
***
Manda duduk berhadapan dengan Sasha. Entah kenapa Sasha meminta bertemu dengannya malam-malam begini. Penampilan Manda yang sedikit glamour membuat beberapa orang mencuri lihat padanya. Ditambah lagi Sasha yang juga menilainya sejak tadi.
"Sejak kapan lo ada hubungan sama Paman gue?" tanya Sasha.
Manda tersenyum tipis. "Kenapa? Lo ngira selama ini gue selingkuh sama suami lo?"
"Sikap lo mencurigakan, Manda. Tiap lo telpon atau balas chat seseorang, lo lirik-lirik gue. Gimana gue gak mikir negatif?"
Manda berdecak sebal. Ia tidak lagi berharap hubungannya dengan Sasha baik-baik saja. Manda muak jadi pihak yang selalu disalahkan oleh wanita itu dan juga ibunya.
"Lo tahu gue deket sama Jico dari lama. Dan lo juga bohong soal Jico yang ngajak lo ngedate padahal itu buat gue. Sampai lo ngejebak Jico di malam perpisahan sekolah. Gue baik-baik aja karena gue gak terlalu peduli sama dia. Tapi gue peduli sama lo karena lo sahabat gue. Gue juga tahu Jico itu brengsek."
"Jico suami gue sekarang," sela Sasha.
"Ya terserah. Intinya gue gak ada hubungan apa pun sama tuh laki. Kalau sikap gue mencurigakan ya gimana, yang gue pacarin Paman lo."
Sasha yang mendengkus kali ini, "gila lo doyan sama orang tua," ejeknya.
Manda hanya tersenyum tipis. "Awal-awal dulu gue emang cuma niat iseng nanggepin godaan Paman lo. Lagian orang dewasa kayak dia juga gak bakal doyan sama cewek remaja kayak gue. Tapi dia buktiin ke gue kalau gue bisa dapetin apa pun yang gue mau selama sama dia. Dan lo bisa lihat sekarang. Dan 3 tahun belakangan, gue serahin sepenuhnya hati gue ke dia. Gue yakin dia bisa bahagiain gue."
Sasha menghela napas panjang. Kepalanya mengangguk pelan. "Binal banget sahabat gue jadi simpanan bos besar selama ini. Sialan lo."
Manda tertawa. "Gue gak mungkin tergoda sama laki lo di saat gue punya Rexa yang jauh lebih dari segalanya. Laki lo yang terlalu pede."
"Hm. Gue juga bakal usaha bikin Jico sadar dan lupa sama lo."
"Bilangin ke dia, gue otewe jadi bibinya."
***
"Kenapa?" tanya Manda saat melihat Rexa berdiri di ambang pintu rumahnya. Pria itu datang di saat Manda ingin merebahkan tubuhnya. Manda cukup lelah hari ini.
"Aku nginap ya, Babe," pinta Rexa.
"Tumben," kata Manda sembari membuka lebar pintu rumah dan membiarkan Rexa masuk.
Pintu kembali Manda kunci. Orangtuanya tidak tinggil di sini. Jadi ia aman bersama Rexa. Asisten rumah tangga juga tinggal di rumah khusus di belakang sana.
"Kita--"
Ponsel Rexa berdering nyaring. Pria itu berdecak karena merasa terganggu. Ia baru saja ingin memeluk Manda dan mengatakan sesuatu yang cukup menantang.
"Halo?" sapa Rexa tanpa menatap si pemanggil.
"Besok malam langsung akad aja. Gak usah lamaran lagi. Mami udah telepon Papi dan orangtua Manda. Semuanya udah diatur. Mami gak mau kamu bawa anak gadis orang kawin lari, Dek!"
Rexa mengerjap. "Mami serius, kan?"
"Iya! Lagian main pergi aja. Mami belum ngomong apa-apa juga. Bocah nakal!"
Rexa berseru senang sembari memeluk tubuh Manda. Wanita itu jelas kebingungan. Ditambah lagi Rexa melempar asal ponselnya ke atas sofa.
"Besok kawin!"
"H--hah?"
"Mami setuju. Besok langsung akad."
"APA?!"
Rexa terbahak melihat wajah syok Manda. Wanita itu semakin menggemaskan. Dicumbunya bibir Manda dengan rakus dan diangkatnya tubuh wanita itu ke gendongannya.
"Nyicil bisa kali, ya?"
"REXA!"
***
SELESAI!
Cung buat lanjut!
Next ini cerita anuh🌚
Ada ++ nya💆🏻♀Yg gasuka skip deh drpd banyak bicit di komentar.
Day 10 yaps!
Sisa 5 hari lagi. Jangan sampai ketinggalan harga murceeee!
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2021 - 2022 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...