Sincere Love (3)

35.4K 3.5K 131
                                    

"Abel? Kok di sini?"

Kedua pria itu menoleh dengan cepat saat mendengar suara Kinkan. Abel tergagap ketika matanya dan mata Nico bersitatap. Jelas sekali pria itu terkejut.

"D-dari toilet, Mbak," Abel menoleh pada Kinkan dan tersenyum tipis.

"Oh, oke." Kinkan menepuk pelan lengan Abel sebelum menatap suaminya. "Mas, lama banget. Quin rewel," kata Kinkan kesal.

Ren kembali menatap Nico dan berujar pelan. "Gue harap lo bisa diajak kerjasama."

Abel sudah memaksakan senyum saat Ren menatapnya. Tapi tetap saja bibirnya tidak bisa digerakkan. Kaku. Begitupun dengan hatinya yang semakin ragu.

'Apa cuma aku yang gak dibolehin bahagia dulu?' batin Abel mendesah lelah.

Nico mendekati Abel berniat untuk bertanya pada wanita itu. Tapi Abel lebih dulu bersuara. "Kita langsung pulang, ya, Mas. Perutku gak enak," katanya dengan ekspresi menahan kesakitan.

"Makanannya gak enak?" tanya Nico dengan nada khawatir.

"Enak."

Abel berjalan lebih dulu ke dalam ruangan untuk mengambil tas kecilnya. Andai saja Abel membawa ponsel, ia pasti akan menghubungi Momo atau Cheli, sahabatnya.

Nico memperhatikan punggung mulus Abel. Beberapa pria melewatinya dan memuji kemulusan punggung tersebut sebelum benar-benar hilang ke dalam ruangan.

"Brengsek," desis Nico tanpa sadar mengepalkan tangannya.

Nico masuk di saat Abel bersiap keluar. "Aku tunggu di depan," ujar Abel lagi dan berlalu begitu saja.

Nico mengusap kasar wajahnya. Ia tahu Abel mendengar obrolannya dengan Ren. Kalau tidak, Abel tidak akan bersikap aneh seperti sekarang.

Usai membayar makan malam mereka, Nico berlalu keluar. Dari jauh dia melihat Abel tengah berbicara dengan seorang pria. Abel tampak akrab dan sesekali tertawa.

Nico mendekat dan Abel menoleh masih dengan sisa tawa di wajahnya. Nico terpaku. Abel sangat cantik saat ceria seperti ini. Pertama kalinya Nico melihat tawa itu.

"Ini siapa?" tanya Nico berdiri sedikit dekat dengan Abel.

"Sahabatku. Namanya Ryon." Abel menatap pria bernama Ryon itu lalu tersenyum lembut. "Yon, kenalin, ini temannya Mas Dero. Namanya Mas Nico."

Nico mengernyit tidak suka mendengar sebutan Abel untuknya. Teman Dero? Jadi, Nico bukan tunangannya? Rahang Nico seketika mengeras.

Pria bernama Ryon itu mengulurkan tangan dan tersenyum ramah pada Nico. Awalnya Nico enggan membalas, tapi ia mencoba untuk bersikap gentle.

"Ryon, Mas."

"Nico. Tunangan Abel."

Ryon membelalak, lalu ia menatap Abel lagi sebelum tersenyum lebar. "Diem-diem aja lo, ya. Momo tahu?"

Abel menggeleng, "nanti gue kasih tahu. Belum ketemu juga."

Ryon berdecak. "Besok izin jemput Abel, ya, Mas," katanya menyengir lebar.

"Apaan sih. Jemput aja. Gak usah izin segala," Abel menyela sebelum Nico menjawab.

"Siap. Kalau gitu gue duluan. Bye, Bebel!" Ryon mengacak gemas kepala Abel dan itu tak lepas dari tatapan tajam Nico.

Nico membuka pintu mobil, "masuk," titahnya dingin.

Abel menatap tak suka pada pria itu. Apa sekarang Nico sudah menunjukkan sikap aslinya pada remaja tanggung ini?

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang