TRUE OR FAKE

1.8K 158 0
                                    

Entah kenapa setiap kali Sagara masuk dan mengajar di kelasnya, Itsa merasa makin gugup. Padahal Gara mengajar seperti biasanya. Serius namun masih terkesan friendly, itu kenapa banyak yang suka caranya mengajar.

Tapi kemarin, belum ada fakta dimana ia dan Gara memiliki hubungan. Beda dengan sekarang. Itsa juga sebenarnya tidak pernah bilang iya, namun beberapa hari belakangan saat Itsa mengungkit soal itu Gara langsung kesal, masuk ke kamarnya dan baru akan keluar besok pagi namun jadi manja. Manja pada Itsa, tidak cocok sekali dengan dirinya mengingat dia guru yang patut di perhitungkan.

"Untuk materi hari ini, ada yang mau bertanya?" Kelas hening, biasanya sewaktu bu Melia masih menjadi guru bahasa Inggris, Itsa adalah orang yang paling rajin bertanya, tapi kebiasaan itu sepertinya tidak akan berlaku untuk Gara.

"Lo gak mau nanya?" Tanya Kalya melirik pada Itsa mengingat bahasa Inggris adalah pelajaran kesukaannya

"Lagi gak" Kalya mengangguk tanpa banyak tanya

"Itsa?" Dan seakan Gara di depan sana sedang berteriak, Itsa tersentak kaget, padahal Gara memanggilnya dengan nada biasa.

"Ada yang mau di tanyakan?" Itsa menggeleng, lalu pandangan Gara kemudian beralih ke murid yang lain. Gara biasa saja, kenapa Itsa malah kelabakan sendiri?

"Oke kalau tidak ada yang mau bertanya, biar saya yang bertanya" dan seluruh kelas kompak menghela nafas berat, ada yang menyesal tidak mengangkat tangan tadi. Karna Gara ternyata adalah guru yang rajin memberi kuis dan ulangan harian serta tidak main-main dalam hal memberi pertanyaan

Dua menit kemudian, kelas Gara berakhir, pria itu melenggang pergi tanpa melirik kearah Itsa sama sekali. Hingga Itsa sedikit tidak percaya apakah benar dia Gara yang sudah memaksanya menjadi pacar? Dia Gara yang manja padanya selepas kesal?

"Itsa, woy ngelamun lagi!" Kalya mendorong keras bahu Itsa karna panggilannya di acuhkan

"Iya kenapa?"

"Ayo ke kantin" Itsa menggeleng, uang pegangannya sudah habis, karna kemarin banyak materi sekolah yang harus ia fotokopi ulang, alhasil uangnya benar-benar ludes.
Untunglah karna Gara sudah berjanji ingin mengantarnya ke rumah tante Siska untuk mengambil barang.

Kemarin-kemarin Gara sudah menagih kapan Itsa ingin mengambil bajunya, tapi Itsa masih terus mengulur waktu mengumpulkan keberanian hingga Gara mengusulkan untuk membeli baju baru saja. Dan Itsa menolak, dia punya banyak baju disana walau tidak mahal dan tidak terlalu bagus setidaknya masih layak untuk di pakai. Itsa tidak ingin merepotkan mengingat sekarang ia sedang numpang tidur dan makan di apartment Gara

"Gue lagi gak mau ke kantin, lo aja" detik selanjutnya teman kelasnya bernama Briana datang dan mengajak Itsa dan Kalya ke kantin

"Tuh sama Briana aja" kata Itsa menunjuk Briana dengan dagu

"Lo gak laper?" Itsa menggeleng, ia lapar tentu saja. Setelah menyerap banyak materi Itsa merasa kehilangan tenaga dan butuh di isi ulang. Tapi sekarang keadaannya ia sedang tidak punya uang. Kalya pasti akan dengan senang hati mentraktirnya, tapi Itsa sedang tidak ingin merepotkan orang

"Yaudah" Kalya menyerah, bersama Briana ia pamit pada Itsa dan janji tidak akan lama

Setelah Kalya dan Briana pergi, kelas benar-benar sepi. Hanya ada dirinya saja dan Itsa mulai melamun. Menyusun kata dalam kepalanya untuk nanti ia katakan pada tante Siska. Karna Itsa tau saat nanti dia kesana, hanya akan ada tante Siska karna om Darma bekerja dan Nesya sekolah

Ponsel yang Itsa letakan dalam saku blazernya bergetar, ada pesan masuk dari Gara.

Kenapa gak ke kantin?

WABI-SABI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang