NEW LEASE OF LIFE

1.2K 76 0
                                    

Ruang tamu yang di hias begitu cantik dengan bunga-bunga mawar berwarna pink dan putih, kursi-kursi yang tertata rapi, orang-orang yang memakai kebaya bahkan hidangan diatas meja tak luput dari pandangan itsa.

Hari ini, pukul sembilan pagi. Hal yang sebelumnya tidak pernah itsa bayangkan terjadi juga.

Beberapa minggu setelah wisudanya yang mengharu biru itu dimana kalya dan kedua orangtuanya datang sebagai keluarga itsa-kalya dengan mata berkaca-kaca menyampaikan pada itsa bahwa ia telah di lamar oleh sang pacar.

Itsa hari itu sudah menangis terlalu banyak, namun matanya enggan menahan, bendungannya tidak kokoh, saat kabar itu membuat itsa lagi-lagi menangis deras memeluk kalya menyalurkan bahagianya.

Hingga enam bulan setelah itu, hari ini kalya sudah melangsungkan acara pernikahan yang di gelar privasi. Hanya keluarga inti yang ada disini dan teman-teman dekat yang ada disini.

Dan itsa bersyukur karena kalya menyertakannya.

Beruntungnya menjadi kalya, dia punya saudara yang saling sangat menyayangi, dia punya kedua orang tua yang lengkap, dan sebentar lagi dia akan membangun keluarganya sendiri bersama pria yang ia cintai dan mencintainya. Itsa ingin, tapi hidupnya sudah berat untuk sekedar berangan-angan.

"Cantik banget anak mama, kenapa ngelamun"? Priyanka, mamanya kalya datang mendekat lalu mengusap bahu itsa yang memilih duduk sendirian.

"Enggak ma" kalya sekeluarga memang meminta itsa untuk memanggilnya dengan sebutan mama dan papa. Kalya hanya tidak bisa mengukur tingkat kebahagiaan itsa saat kesempatan itu diberikan padanya.

"Kalya nyariin, kesana gih" itsa mengangguk lalu pamit menuju kamar kalya berada. Gadis yang nampaknya sedang gugup itu kini memakai kebaya berwarna putih yang menjuntai hingga mencapai lantai, wajahnya yang ayu telah dihias dengan make up natural serta rambutnya yang sudah tertata rapi. Itsa terharu melihatnya, dan kalya mengerti itu. Ia memeluk itsa tanpa mengucapkan apapun. Mengusap bahu itsa dan membiarkannya menangis beberapa menit.

"Udah deh nangis nya, ntar make up lo luntur" ucap kalya menghapus jejak-jejak air mata di kedua pipi itsa

"Gue seneng, ternyata ada yang mau juga ya sama lo" balas itsa bercanda, kalya mendengus pelan mendengarnya

"Iya, makanya nyusul" itsa memutar bola matanya mendengar itu, cinta tidak lagi penting baginya. Menemukan atau tetap sendiri tidak akan ada bedanya lagi. Buat apa repot-repot jatuh cinta hingga patah hati jika ujungnya tetap tidak bersama? Itsa sudah lelah berada di fase itu. Dan ia tidak lagi ingin mengulanginya, dengan siapapun.

"Lo jadi ke rumah sakit"? Itsa duduk di tepi kasur kalya dan mengangguk menjawab pertanyaannya.

Sejak seminggu yang lalu, tante siska mengalami kritis. Neysa meminta bantuan padanya sambil menangis sesenggukan. Dan itsa yang memang telah iba akhirnya bersedia. Ia meminta perawatan insentif untuk tante siska. Dan baru hari ini itsa berencana ingin menjenguk setelah seminggu kemudian. Neysa memang telah meminta baik-baik kedatangannya karena katanya, ada yang ingin tante siska sampaikan. Itsa jujur saja penasaran, maka ia memutuskan untuk datang setelah acara kalya selesai.

"Oh iya, mas angga hari ini pulang loh" ucap kalya dengan intonasi suaranya yang kencang pertanda sedang sangat senang.

Dewangga memang sudah sejak empat bulan belakangan pergi ke Australia untuk sebuah pekerjaan. Itsa tidak begitu tau detailnya karena tidak pernah bertanya

"Oh ya"? Itsa tau ia terdengar tidak tertarik. Meskipun dewangga adalah orang yang sangat baik, urusan pribadi pria itu tidak pernah ingin ia ketahui.

"Iya, lo tau gak? Dia sebenarnya masih patah hati"? Dan itsa sedikit merasa bersalah karena terkesan tidak peduli soal pria itu. Sementara dewangga selalu peduli padanya.

WABI-SABI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang