SEBELUM.LANJUT CERITANYA AKU MAU KASIH TAHU KARENA ADA BEBERAPA ADEGAN YANG GAK MASUK AKAL SAMA BERLEBIHAN NANTI BAKALAN DI REVISI
AKAN ADA PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ADEGAN
MOHON BANTUANNYA KALIAN BISA KAN TANDAI TYPO TOLONG KASIH TAU KALAU ADA TYPO SAMA ADEGAN YG MENURUT KALIAN BERLEBIHAN SAMA GAK MASUK AKAL.
SETIAP ADEGAN ADA ALASANNYA.
KALAU ADA ADEGAN YANG GAK DI MENGERTI BERARTI KALIAN YANG BELUM MEMAHAMI ATAU AKU YANG BELUM JELASIN OKE.
OKE MAKASIH💙
SELAMAT MEMBACA BUAT YANG SUKA
[1. VIRULEN -Awal kisah ini di mulai-]
Dua bulan yang lalu menceritakan keadaan yang telah berubah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"RAYYYYYYY!" teriak seorang gadis yang memiliki suara cempreng.
Cowok yang baru saja akan menaiki tangga itu pun lantas segera menoleh ke arah sumber suara, tepatnya di ujung koridor seorang gadis yang sangat ia kenali mulai berlari kecil untuk menghampirinya.
Gadis yang berusia enam belas tahun bernama lengkap Zeline Celsia, kerap juga seringkali disapa dengan sebutan Elin. Dengan senang hatinya gadis itu menghampiri Ray tanpa mendengarkan ucapan orang-orang yang sering membicarakan karena tingkah anehnya.
Lihat saja penampilan Elin gadis SMA yang mirip dengan bocah TK, rambut panjang berwarna coklatnya itu selalu di kuncir kepang dua mana tali rambutnya berbandol buah stroberi.
Wajahnya yang manis dan imut membuat sebagian orang gemas melihatnya termasuk Ray. Cowok yang ia kenali selama kurang lebih sepuluh tahun lamanya. Kini keduanya kembali bersekolah di tempat yang sama yakni SMA Cakrawala sekolah ternama di Jakarta.
"Huh capek!" keluh Elin. Gadis itu menyimpan kamera kesayangannya yang sering ia bawa kemana-mana, detik berikutnya ia berusaha mengatur napasnya yang ngos-ngosan tak beraturan.
Pasalnya ia berlari dari gerbang utama sekolah untuk menyusul Ray, kedua kaki Elin lemas, tanpa rasa malu gadis itu duduk berselonjoran di lantai tanpa alas apa pun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
