[16. Misi gagal]
"Cepetan buka semuanya. Terus kita pergi dari sini sebelum ada yang lihat," ujar Lista telah selesai melepaskan semua pakaian samarannya.
"Udah," ucap Elin.
"Masukin ke kotak ini," suruh Lista.
Keduanya saling memunguti pakaian dan atribut yang mereka kenakan untuk memasukkannya ke dalam kotak yang ada di gudang sekolah. Termasuk speaker dan benda yang lainnya agar penyamaran mereka tidak diketahui oleh banyak orang.
"Cepat kita keluar!" setelah selesai Lista menutup dan mengunci kotak tersebut. Lalu ia menarik Elin untuk segera keluar dari gudang sekolah.
"Lista apa mereka akan baik-baik saja?" tanya Elin gelisah.
"Jatuh tidak akan membuat mereka mati!" balas Lista tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Bagaimana kalau Ray sama Aza kenapa-napa, terus kalau mati di tempat kita ketahuan oleh polisi terus di tangkap. Nanti di penjara, bagaimana kalau arwah mereka gentayangan dan balas dendam sama kita," Elin terus menerus berceloteh ngelantur kemana-mana.
"Kebanyakan nonton sinetron lo. Gak usah ngawur bisa?"
Elin menggelengkan kepalanya cepat. "Enggaklah. Kamu pikir aku bakalan tenang gitu setelah membuat nyawa orang terancam,"
"Tenangin diri lo dan bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apapun anggap kalau Ray sama Aza itu kecelakaan biasa. Gak ada sangkut-pautnya sama kita!"
"GAK BISA LISTA, KENAPA KAMU MAU CELAKAIN MEREKA. KAN KAMU YANG NENDANG MOTOR RA-MPPH!"
Lista langsung menutup mulut Elin rapat-rapat, ia celingak-celinguk memperhatikan area sekitar lalu menyeret Elin untuk menjauhi gudang.
"Gak usah teriak bego! Mulut lo mau gue robek hah?!" decak Lista penuh penekanan. Ia langsung melepaskan dekapannya, Elin segera menghirup udara sebanyak-banyaknya akibat tidak bisa bernapas ulah Lista.
"Tapi Lis aku gak suka cara mendapatkan Ray seperti ini. Ray terluka parah enggak ya," gadis itu menggigit kuku jarinya karena panik.
Elin tidak menyangka Lista akan melakukan tindakan tadi ia pikir memakai kostum bapak-bapak hanya untuk menjahili Ray dan Aza nyatanya bukan.
"Ciaelah. Lo peduli sama si dia kayak si dianya peduli sama lo!"
"Ray peduli kok sama aku!" Elin mencari pembenaran tidak terima ketika Lista seolah-olah tengah mengejek dirinya.
"Bukan peduli. Tapi kasihan sama lo cupu!"
Ray membopong tubuh Aza dan membawanya menuju UKS, dari tempat kejadian di mana mereka terjatuh beruntungnya jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Sehingga luka mereka bisa diobati terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (TAHAP REVISI)
Ficção Adolescente░v░i░r░u░l░e░n░ [ᶜᴱᴿᴵᵀᴬ ᴹᴱᴺᴳᴬᴺᴰᵁᴺᴳ ᴮᴼᴹᴮᴬʸ, ᵀᴬᴿᴵᴷ ᵁᴸᵁᴿ ˢᴱᴾᴱᴿᵀᴵ ᴸᴬʸᴬᴺᴳᴬᴺ, ᵀᴱᴷᴬ⁻ᵀᴱᴷᴵ ʸᴬᴺᴳ ᴬᴷᴬᴺ ᴹᴱᴹᴮᵁᴬᵀ ᴼᵀᴬᴷ ᴷᴬᴸᴵᴬᴺ ˢᴱᴺᴬᴹ ᴶᵁᴹᴮᴬ ᵀᴬᴷ ᴸᵁᴾᴬ ᴺᴬᴵᴷ ᴰᴬᴿᴬᴴ ᴰᴬᴺ ᴵᴺᴳᴵᴺ ᴮᴬᴺᵀᴵᴺᴳ ᴴᴾ ᴹᴱᴹᴮᴬᶜᴬᴺʸᴬ] 🅆🄰🅁🄽🄸🄽🄶⚠️ ☠️🄺🄾🄽🅃🄴🄽 🄳🄴🅆🄰🅂🄰 🄱🄰🄽🅈🄰🄺 🄰🄳🄴🄶🄰🄽 �...