[52. Buih-buih filantropi]
"Ray kamu cobain deh es krimnya enak. Aaa," Arsha menyodorkan es krim ke mulut Ray lelaki itu membuka mulutnya dan memakan es krim itu.
"Enak kan?"
Ray mengangguk. "Manis."
"Oh ya hari ini kamu sibuk gak? Pulang sekolah ada jadwal pemotretan, temenin aku bisa?"
Mata Ray memicing ketika di depan ia melihat dua orang yang ia benci. "Lain kali aja gue sibuk!"
Dahi Arsha berkerut dalam ia mengikuti arah mata Ray memandang. Di ujung lorong bangunan sekolah ada Elin yang sedang bermain skateboard di bimbing oleh Alanka. Kedua tangan lelaki itu memegang tangan Elin agar tidak terjatuh.
"Awas Zel jatuh pegangan yang erat," ujar Alanka.
"Gak akan. Gue pasti bisa," sahut Elin yang fokus berjalan menggunakan skateboard meski satu kakinya sakit.
"Ekhem!" Ray berdehem membuat kedua orang itu menoleh padanya.
Elin menghentikan langkahnya kemudian ia mengambil skateboard milik Alanka yang ia pinjam. "Putar balik ada setan lewat!"
"Heh maksud lo apaan ngatain kita setan Virulen!" teriak Arsha tak terima dengan hinaan yang Elin lontarkan.
Ray menggenggam kuat tangan Arsha yang berniat menyusul Elin. "Biarin."
__VIRULEN__
"Kangen Papa?"
Elin mengangguk kecil ketika Aksa bertanya. Sudah hampir satu tahun ini Defin menghilang entah kemana, ia sudah beruaha melacak keberadaan Defin tak ada yang tahu di mana pria itu berada.
"Kira-kira Papa pergi kemana?"
"Apa Papa baik-baik aja?"
"Apa mungkin Aza udah lenyapin Papa?" Pikiran Elin malah semakin kacau ketika mengingat Defin.
"Gak mungkin Aza bukan tipe orang yang akan menghabisi secara diam. Ia akan membunuh musuhnya secara terang-terangan," balas Aksa yang ada di samping Elin.
"Tinggal tiga orang yang menjadi incaran gue, Ray dan Papa tapi kenapa selama satu tahun ini tidak ada tanda-tanda penyerangan yang Aza lakukan."
"Mungkin iblis licik itu sedang menyiapkan rencana besar yang jelas kita harus hati-hati," Aksa merangkul Elin yang sedang menatapi foto keluarganya. "Udah capek ya?"
"Banget. Kapan ini semua akan berakhir?"
"Secepatnya ini akan berakhir. Jadi jangan nyerah ya Bocilnya Aksa."
__VIRULEN__
"Hiks, hiks, hiks."
Ray menarik langkahnya menelusuri tempat gelap itu mencari suara seorang gadis yang sedang menangis itu. Sekujur tubuhnya merinding ketika ia mendengar suara jeritan kesakitan itu.
Ctas!
"Lo harus mati!"
"Aku gak salah!"
"T-tolong hentikan. Ini sungguh menyakitkan!"
"Ray aku gak salah. Bawa aku pergi,"
Ray melihat Elin yang di siksa oleh beberapa orang yang berperawakan jangkung dan besar. Gadis itu mati-matian berteriak meminta tolong ketika ia di siksa begitu tragis.
"Hahaha habisi dia. Buat dia gila saat merasakan siksaan ini!"
"T-tolong!"
Bugh!
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (TAHAP REVISI)
Ficțiune adolescenți░v░i░r░u░l░e░n░ [ᶜᴱᴿᴵᵀᴬ ᴹᴱᴺᴳᴬᴺᴰᵁᴺᴳ ᴮᴼᴹᴮᴬʸ, ᵀᴬᴿᴵᴷ ᵁᴸᵁᴿ ˢᴱᴾᴱᴿᵀᴵ ᴸᴬʸᴬᴺᴳᴬᴺ, ᵀᴱᴷᴬ⁻ᵀᴱᴷᴵ ʸᴬᴺᴳ ᴬᴷᴬᴺ ᴹᴱᴹᴮᵁᴬᵀ ᴼᵀᴬᴷ ᴷᴬᴸᴵᴬᴺ ˢᴱᴺᴬᴹ ᴶᵁᴹᴮᴬ ᵀᴬᴷ ᴸᵁᴾᴬ ᴺᴬᴵᴷ ᴰᴬᴿᴬᴴ ᴰᴬᴺ ᴵᴺᴳᴵᴺ ᴮᴬᴺᵀᴵᴺᴳ ᴴᴾ ᴹᴱᴹᴮᴬᶜᴬᴺʸᴬ] 🅆🄰🅁🄽🄸🄽🄶⚠️ ☠️🄺🄾🄽🅃🄴🄽 🄳🄴🅆🄰🅂🄰 🄱🄰🄽🅈🄰🄺 🄰🄳🄴🄶🄰🄽 �...