(28. Penyebab kematian)
Elin memantau Ray yang sedang berada di UKS karena saat jam pelajaran kepala Ray kembali terasa sakit jadi lelaki itu memutuskan untuk beristirahat di UKS saja. Gadis itu sedang memperhatikan Ray yang akan meminum obat kelasi besi, di sana ada Aza juga yang menemani Ray.
"Jangan!" dengan cerobohnya Elin masuk ke dalam dan menepis obat yang Aza ingin berikan pada Ray.
Ray dan Aza sama-sama tercengang dengan kedatangan Elin yang mendadak muncul di sana.
"K-kenapa El?" ucap Aza tertegun ketika Elin membuang obatnya pada tempat sampah.
"Kamu mau celakai Ray dengan memberikan obat palsu," lihatlah gadis itu berkata hanya akan membawa dirinya pada masalah besar.
Ray menatap Elin dengan bingung. "Maksud lo apa?"
"Ya Ray obat yang sering Aza kasih ke kamu itu palsu dia sengaja ingin membuat kamu celaka!" tampik Elin dengan beraninya ingin membongkar kedok Aza.
"Lo ngomong apa Zelin?!" sentak Ray dengan nada tinggi.
"Ray Aza itu jahat dia ingin membuat mu celaka. Selama ini kondisi kamu memburuk karena Aza kasih kamu obat palsu, dia menukarnya karena ingin membuat kondisi kamu tambah parah!"
Aza menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang Elin katakan barusan, apalagi saat Ray menatapnya tak percaya.
"Aza apa itu semua benar?" Ray bertanya pada Aza.
Aza menggelengkan kepalanya. "E-enggak Ray. Buat apa aku ingin mencelakai kamu?"
"Kamu jangan bohong Aza. Aku tahu semalam kamu bertemu dengan kekasihmu bukan? Dan kamu merencanakan untuk mencelakai Ray dengan memberinya obat palsu setiap hari!" Elin terus membeberkan kejahatan Ray di depan Ray.
Ray mengernyitkan kedua alisnya. "Jelasin ke aku sekarang Za!"
Aza meneguk ludahnya secara kasar. Rahangnya mengetat kuat, sepertinya Ray mempercayai ucapan Elin. "Semalam aku kan nemenin kamu transfusi darah terus kamu sendiri yang liat bahwa dokter sendiri yang kasih kamu obat asli. Bukan kah begitu Ray?"
Elin tercengang ketika Ray mencengkeram kedua lengan bagain atasnya begitu kuat, lelaki itu melayangkan tatapan bengis dan menyeramkan.
"Lo denger sendiri kan?" ucap Ray penuh penekanan. "Semalam dia nemenin gue check up. Bukan ketemu sama lelaki yang lo katakan!"
"T-tapi aku gak bohong," balas Elin dengan suara parau.
Ray mendorong tubuh Elin sampai gadis itu tersungkur ke lantai, dalam emosi yang memuncak Ray mengobrak-abrik isi tong sampah di mana Elin membuang obat yang Aza bawa.
"Obat ini yang lo katain palsu?" Ray menunjukan obat yang ia temukan pada Elin. "Gue akan meminumnya,"
"Ray jangan!" Elin berusaha mencegah lelaki itu untuk meminumnya akan tetapi lagi dan lagi Ray mendorongnya sampai punggungnya membentur sisi meja yang ada di sana.
Setelah meminum obatnya Ray berjongkok tepat di depan Elin.
"Lo mau nuduh Aza hah? Kenapa lo kayak gini El. Lo sengaja mau nuduh Aza yang enggak-enggak supaya gue benci sama dia. Karena yang lo harepin adalah gue putus sama Aza kan?" sembur lelaki itu pada Elin.
Tangisan Elin semakin pecah. "E-enggak Ray,"
"Terus lo kenapa berubah gini?"
"Aku berusaha menyadarkan kamu bahwa. Aza gak sebaik yang kamu kira!"
"Lo-"
"Ada apa ini?" ujar Dokter Anggi yang mendadak muncul di ambang pintu. Ia bingung melihat kekacauan di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction░v░i░r░u░l░e░n░ [ᶜᴱᴿᴵᵀᴬ ᴹᴱᴺᴳᴬᴺᴰᵁᴺᴳ ᴮᴼᴹᴮᴬʸ, ᵀᴬᴿᴵᴷ ᵁᴸᵁᴿ ˢᴱᴾᴱᴿᵀᴵ ᴸᴬʸᴬᴺᴳᴬᴺ, ᵀᴱᴷᴬ⁻ᵀᴱᴷᴵ ʸᴬᴺᴳ ᴬᴷᴬᴺ ᴹᴱᴹᴮᵁᴬᵀ ᴼᵀᴬᴷ ᴷᴬᴸᴵᴬᴺ ˢᴱᴺᴬᴹ ᴶᵁᴹᴮᴬ ᵀᴬᴷ ᴸᵁᴾᴬ ᴺᴬᴵᴷ ᴰᴬᴿᴬᴴ ᴰᴬᴺ ᴵᴺᴳᴵᴺ ᴮᴬᴺᵀᴵᴺᴳ ᴴᴾ ᴹᴱᴹᴮᴬᶜᴬᴺʸᴬ] 🅆🄰🅁🄽🄸🄽🄶⚠️ ☠️🄺🄾🄽🅃🄴🄽 🄳🄴🅆🄰🅂🄰 🄱🄰🄽🅈🄰🄺 🄰🄳🄴🄶🄰🄽 �...