29. VIRULEN

159 17 11
                                    

[29. Malaikat jahat]



"SIALAN DIMANA FOTO ITU!" teriak Defin frustrasi ketika ia mencari-cari foto gadis yang ia jual tidak ada di dalam peti.

Ruangan kerja miliknya sudah acak-acakan hanya untuk mencari foto berharga yang bisa menghancurkan hidupnya jika foto tersebut jatuh ke orang yang salah.

"Papa. Cari ini?"

Defin menoleh ke belakang dan melihat Elin yang menunjukan beberapa foto anak Cakrawala yang di beritakan meninggal padahal di jual dan Defin mampu membungkam mulut orang tuanya dengan uang.

"Beraninya kamu masuk ke ruangan ini Zelin! Kembalikan fotonya!" sentak Defin berusaha merenggut foto tersebut dari anaknya itu.

"Aza anak om Rafi dan Tante Afni yang pernah papa buang ke laut dia masih hidup!"

Rahang Defin menggertak kuat ketika mendengar nama keluarga itu. "Apa maksud kamu hah?!"

"Sekarang perusahaan papa ada di tangannya. Perusahaan papa terancam bangkrut bukan? Itu yang Aza lakukan sebagai balas dendam karena papa dan om Roy pelaku di balik tewasnya keluarga Kimberly!" teriak Elin seraya melemparkan koran yang ia curi di peti rahasia milik Defin.

Defin berdecih. Ternyata selama ini yang melakukan teror dan perusahaannya sedang menuju titik jurang kebangkrutan dalam waktu beberapa bulan ini, jadi Aza pelakunya anak dari sahabatnya yang ia habisi.

"Apa yang anak itu minta?" Defin berusaha tetap tenang. Ia tidak terkejut karena hal ini sudah ia duga akan terjadi.

"Serahin diri papa ke polisi dan kembalikan harta milik keluarga Kimberly yang papa curi,"

"Beritahukan dia papa ingin bertemu dan bicara malam ini."

__VIRULEN__


"Apa yang kau inginkan?"

Aza yang sedang duduk di sofa dengan kedua kaki di simpan di atas meja lantas merubah posisinya menjadi duduk dengan menopang kedua kakinya. Ia menatap Defin yang datang ke markas keluarga Kimberly sendirian untuk bertemu dengannya membahas tentang perdamaian.

"Serahin diri ke polisi dan kembalikan 10 ton emas batang milik keluarga Kimberly yang kalian curi!" tanpa basa-basi gadis itu langsung mengutarakan keinginannya.

"Emas itu bukan kami pelaku pencuriannya!" sahut Defin.

Aza berusaha mengontrol dirinya. Ia meminum kopi yang di bawakan oleh pembantu rumahnya tetapi ia merasakan lidahnya tersayat gadis itu langsung memuntahkannya ternyata di dalam kopi tersebut ada sebuah silet yang hampir ia telan.


"Brengsek!" maki Aza ketika merasakan lidahnya perih. Ia menjambak rambut pembantu itu dan membuka maskernya orang itu adalah orang asing. "Sialan siapa lo!"

Dor!

Defin beranjak berdiri seraya meluncurkan peluru ke langit membuat Aza tercengang.

"Bodoh!" maki wanita yang menyamar di rumah Aza.

"Turunkan senjata mu Defin. Ini melanggar peraturan, bukan-"

Dor!

Aza langsung bersembunyi di balik kursi ketika pria gila itu menyerangnya secara mendadak. Padahal sesuai dengan perjanjian tidak boleh ada yang membawa senjata tajam atau bahkan menyerang satu sama lain.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang