8. VIRULEN

178 19 8
                                    

[8. Insiden]

Gadis itu berlari ke belakang rumah Ray, tepatnya di sebuah taman bunga tulip yang berjejeran di sana. Mulai dari bunga tulip berwarna putih, kuning, merah, jingga, merah muda dan juga biru.

Ya Elin sangat menyukai bunga tulip bahkan bunga tersebut di tanam bersama olehnya dengan Ray. Di sana juga ada sebuah ruangan khusus yang sering Elin kunjungi.

(Taman belakang rumah Ray)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Taman belakang rumah Ray)

Gadis itu mencari kunci ruangan tersebut di bawah pot bunga di tempat biasanya kunci itu disimpan. Setelah mendapatkannya ia segera membuka ruangan tersebut lalu menutup pintu sangat kencang.

Tak lama kemudian ia merogoh ponselnya yang ada di saku celananya selanjutnya ia segera menelepon seseorang yang berharga di hidupnya.

"Ada apa Zelin?!"

"Aku mau minta janji Papa yang kemarin. Untuk kali ini papa bisa kan-"

"Lupain janji yang kemarin!"

"Papa lupa kalau kemarin Elin ulang tahun? Papa udah janji mau rayain sekarang, terus Papa bilang lupain gitu aja janji yang Papa ucap?"

"Gak usah jadi anak manja, percuma usiamu bertambah tapi diri kamu tetap sama. Tidak ada kemajuan!"

"Kali ini-"

"Papa sibuk! Tidak ada waktu untuk merayakan hal yang gak guna. Perayaan ulang tahun mu bisa di rayain tahun depan!"

"Papa selalu begitu. Tahun depan tahun depan tapi enggak, papa itu gak pernah mau ngerayain ulang tahun aku bahkan sebatas ngucapin aja Papa gak pernah!"

"Semua itu gak layak kamu dapatkan, Bodoh!"

Tut!

Sambungan terputus begitu saja. Satu-satunya harapan yang ia punya pupus sudah, bahkan Defin sendiri tidak peduli sama sekali dengan hari ulang tahunnya. Setiap Elin menginginkan sesuatu ujung-ujungnya pasti Defin memberikan syarat dan syaratnya adalah harus bisa mengalahkan Ray di sekolah.

Bahkan Ray pun sama ia melupakan tentangnya semenjak kehadiran Aza. Bodohnya Elin gadis itu bersikap baik-baik saja dan ikut merayakan ulang tahun Aza sementara ulang tahunnya sendiri sangat miris tidak ada yang ingat satu orang pun.

"Lambat-lambat kamu mulai menjauh Ray,"

Elin beralih mengambil satu buah lilin bersamaan dengan pemantik dalam sakunya kemudian ia menyalakan lilin tersebut. Kedua sudut bibirnya terangkat akan tetapi kedua bola mata yang sudah terpenuhi genangan air tersebut menatap lilin yang menyala.

"S-selamat ulang tahun Elin," ia tersenyum getir bersamaan dengan air mata yang mulai berjatuhan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang