18. VIRULEN

140 13 1
                                    

[18. Bucin]

Kali ini murid SMA Cakrawala sedang mempersiapkan pertandingan futsal melawan SMK Bakti Taruna yang akan di adakan dua hari lagi. Pertandingan ini terbuka untuk umum dan para OSIS Cakrawala sedang mempersiapkan segalanya

Cowok itu sedang berada di ruangan olahraga dan loker yang gabungkan dalam satu ruangan. Tak lupa ada Aza yang mempersiapkan peralatan yang akan di butuhkan Ray nanti mulai dari air mineral, kaus kaki dan sepatu futsal milik lelaki itu yang telah Aza ambilkan di loker milik kekasihnya.

"Yang semangat ya nanti mainnya aku bakalan semangati kamu saat tanding," ujar Aza kepada Ray.

"Iya aku pasti semangat banget. Apalagi di semangatin sama kamu, ah udah Cakrawala pasti juara," kata Ray yang sudah mulai sombong sebelum pertandingan di mulai.

"Kalau capek istirahat aja. Jangan maksain diri kamu oke?"

"Iya, Sayang."

Aza membuka plastik kecil yang ia bawa kemudian ia mengambil satu tablet obat dari sana bersama dengan air mineral.

"Minum obat dulu," titah Aza yang selalu ketat dalam menjaga kesehatan Ray. Gadis itu sangat perhatian pada kekasihnya bahkan selalu menomorsatukan tentang kesehatan Ray.

Ray menghembuskan napas lelah. "Males. Nanti aku minum pas selesai tanding,"

"Minum sekarang atau aku gak izinin kamu ikut tanding," ancam gadis manis itu.

"Ya udah aku minum," cowok itu pasrah dan menuruti apa yang Aza katakan dari pada ia di larang untuk ikut tanding kali ini.

"Anak pinter," ucap Aza ketika Ray telah selesai meminum obatnya.

"A-aza," panggil Ray dengan suara beratnya itu.

Aza melangkah mundur perlahan ketika Ray menatapnya begitu dalam dan semakin mendekat ke arahnya. Sampai-sampai kaki gadis itu tersandung pada loker yang berdiri kokoh, sehingga Ray semakin mendekat ke arahnya dan mengunci pergerakan gadis itu.

"K-kamu kenapa Ray?" tanya gadis itu gugup kala melihat tingkah aneh Ray.

Satu tangan Ray menangkup wajah gadis itu dan ibu jari tangannya mengelus pipi mulus Aza, membuat gadis itu rasanya tersihir dengan tatapan Ray yang begitu lekat. Jarak wajah mereka hanya terpaut beberapa sentimeter bahkan hembusan hangat napas Ray terasa menerpa wajah Aza.

"Mata kamu indah. Apa aku bisa menatap mata indah ini selamanya?" ungkap lelaki yang terus menatap bola mata indah Aza.

Aza memalingkan pandangannya ke arah lain, ia menggigit bibir bawahnya ketika jantungnya berdetak tak karuan seperti ini.

"Jangan di gigit," kini tatapan nakalnya beralih pada bibir mungil kemerahan gadis itu, ibu jarinya menyentuh area keramat agar Aza tak menggigitnya lagi.

"Tatap aku Za," bisik cowok itu yang langsung membuat Aza mati kutu. Bukannya menatap bola mata Ray justru gadis itu malah memejamkan netranya rapat-rapat.

"Kenapa hm?"

Aza sedikit merosotkan tubuhnya sebab kedua sisi dihimpit oleh kedua tangan Ray yang mengunci pergerakannya. Ia jongkok kemudian merangkak dan menjauhi cowok itu.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang