50. VIRULEN

181 24 23
                                    

[50. Hubungan baru]





"Sialan!" jeritnya kuat.

"Kenapa jerawatnya gak hilang-hilang!"

Gadis itu sangat marah, kenapa ada jerawat besar di bagian hidung yang tidak bisa ia tutupi bahkan menghilang meski ia sudah mencoba menghilangkannya dengan produk skincare yang mahal tetapi jerawatnya itu tidak hilang dalam satu hari.

"Gue bisa mati. Kenapa ada jerawat di sini bangsat!" gadis itu sudah putus asa, air matanya kembali menetes.

Sudah hampir tiga jam ia berada di kamar mandi ia tidak berani untuk keluar dari sana apalagi sampai bertemu dengan papanya selat melihat dirinya seburuk ini, ia sangat takut.

Arsha kembali menatap dirinya penglihatannya tertuju pada satu titik yaitu alis.

"Arrgghh!" Ia melempar semua produk kecantikannya yang ada di sana sampai berserakan di lantai untuk melampiaskan amarahnya.

"Alis gue gundul!"

Gadis itu tertunduk dalam, tangannya mencengkeram westapel dengan sangat erat. Mengingat kejadian tadi waktu di kafe saat mengajaknya main, tidak tahu kenapa Wafa sangatlah gila sampai menggundul habis kedua alisnya hingga botak.

Dan sekarang hidupnya akan sangat kacau, ia adalah seorang penyanyi, Artis, dan model di mana penampilan yang selalu menjadi nomor satu. Baginya fisik adalah segalanya.

"Lo sama aja bunuh gue Wafa!"

__VIRULEN__


Elin tengah duduk di atas karpet yang ia gelar di atas rumput hijau, saat ini ia sedang berada di taman perkotaan yang sepi. Angin malam ini sangat membuatnya tenang, pikiran gadis itu yang awalnya kacau lambat-laun mulai terkendalikan.

Di sini tepatnya di bawah langit gadis itu tengah duduk dengan tangannya yang memeluk kakinya yang tertekuk. Ia terdiam, pandangannya tertuju pada langit malam yang bertabur kelap-kelip bintang yang bercahaya.

Gadis itu menghela napas. "Kameranya gak nyala,"

Elin sudah membawa kameranya ke tukang servis kamera katanya kamera Elin rusak parah dan tidak bisa di perbaiki.

"Maafin Elin Ma. Elin gak bisa jagain barang pemberian Mama," gadis itu mulai terisak mengingat Ray pelaku di balik kameranya yang rusak.

"Kalau lo benci banget sama gue harusnya lo gak usah rusakin barang berharga yang gue punya!"

"Zeline Celsia Veronika di kenal dengan sang pembunuh berkedok lugu," dahi Elin berkedok ia menoleh ke samping melihat
Alanka yang duduk di sampingnya.

Elin buru-buru menghapus air matanya. "Ngapain lo di sini sialan!"

Gadis itu beranjak berdiri akan tetapi Alanka menahannya.

"Duduk di samping gue sebentar. Gue mau ngomong sesuatu sama lo,"

Elin menatap Alanka ragu.

"Gue mohon sebentar aja,"

Elin menghela napas ia duduk kembali akan tetapi jarak mereka terpaut dua meter.

"Jaga jarak aja kayak takut kena covid," ucapan Alanka hanya di balas oleh jangkrik. Cowok itu menggeser agar lebih dekat dengan Elin.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang