[6. Sisi kepedulian dan kekhawatirannya tetap sama]
Ray berlari secepat kilat menghampiri Elin, kemudian menarik gadis itu yang masih mematung di tempat sebelum hal yang tidak-tidak terjadi.
Brak!
Ray mendekap tubuh mungil Elin tat kala pecahan kaca badan mobil dan kaca toko berhamburan kemana-mana. Bahkan suara gesekan ban mobil dengan aspal tak mampu menghentikan laju mobil sampai memporak porandakan sisi toko yang menjadi sasaran.
Semua orang terkejut melihat insiden barusan yang terjadi di depan mata mereka barusan. Napas Ray bergemuruh, jantungnya langsung berpacu dua kali lipat lebih cepat dari biasanya.
Cowok itu memeriksa keadaan Elin dari atas sampai bawah. "Lo gak pa-pa?"
Gadis itu hanya membeku jujur kejadian barusan sangat membuatnya terkejut setengah mati. Bahkan ia belum bisa mencerna apapun yang terjadi.
Ray menepuk pipi Elin untuk menyadarkan gadis itu yang menatap ke depan dengan tatapan kosong. "El, ada yang sakit? Lo terluka, di bagian mana?"
"E-nggak Ray. Aku baik-baik aja," jawab gadis itu gelagapan.
Cowok itu menghela napas lega, ia tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur. Sungguh ia sangat khawatir satu hal buruk terjadi pada sahabatnya itu.
"Jangan sampai lo kenapa-napa Lin," ucapan tulus tersebut keluar dari mulut Ray.
"Gak akan selagi kamu terus ada sampingku," sahut gadis itu spontan.
Judi menjatuhkan tubuhnya ke lantai bagian sisi toko hancur parah bahkan sampai merusak barang-barang untuk ia jual.
"Bos tokonya bolong sebelah," ujar salah satu pekerja Judi.
Judi mengusap wajahnya frustasi. "RUGIIIII LAGIIIIIII!"
"Alhamdulillah Bos,"
Judi melirik sengit kepada pekerjanya itu. Maksudnya apa? Berkata seperti itu berani sekali dia malah mengejek atasannya sendiri.
"Ini pertanda kalau yang namanya bahagia gak bakalan ada selamanya."
__VIRULEN__
Selama perjalanan pulang Elin terus saja diam, mungkin gadis itu masih syok melihat insiden mengerikan terjadi di hadapannya secara langsung.
Entahlah ada satu hal yang mengganjal di hatinya kecelakaan tadi tidak tahu kebetulan atau memang disengaja. Bahkan pikiran Elin sendiri tertuju pada Arsha, sebab ia yakin kalau yang mengirimkan pesan sebelum kecelakaan terjadi pasti pengirimnya adalah gadis itu.
"Apakah kecelakaan tadi ada sangkut pautannya sama Arsha?"
"Heh!" Elin menggelengkan kepalanya pikirannya semakin melantur kemana-mana. "Tidak El jangan berpikiran seperti itu, kecelakaan tadi pasti hanya kebetulan saja,"
Gadis itu berusaha menipis jauh-jauh pikiran tersebut tentang Arsha. Setahu dirinya Arsha tidak bermain senekat itu.
Beruntung kecelakaan tadi tidak ada korban jiwa hanya saja sang supir yang mengalami luka ringan dan segera dibawa ke rumah sakit. Masalah kasus kecelakaan tadi sedang ditangani oleh pihak yang berwajib.
Bahkan ada kabar yang beredar kalau kecelakaan tersebut diakibatkan oleh rem blong. Entahlah penyebab kecelakaannya tidak terlalu penting yang penting semuanya selamat.
Ray menghentikan motornya tatkala sudah sampai di depan gerbang rumah Elin. Gadis itu segera turun dari motor sambil menyerahkan helm milik Ray.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction░v░i░r░u░l░e░n░ [ᶜᴱᴿᴵᵀᴬ ᴹᴱᴺᴳᴬᴺᴰᵁᴺᴳ ᴮᴼᴹᴮᴬʸ, ᵀᴬᴿᴵᴷ ᵁᴸᵁᴿ ˢᴱᴾᴱᴿᵀᴵ ᴸᴬʸᴬᴺᴳᴬᴺ, ᵀᴱᴷᴬ⁻ᵀᴱᴷᴵ ʸᴬᴺᴳ ᴬᴷᴬᴺ ᴹᴱᴹᴮᵁᴬᵀ ᴼᵀᴬᴷ ᴷᴬᴸᴵᴬᴺ ˢᴱᴺᴬᴹ ᴶᵁᴹᴮᴬ ᵀᴬᴷ ᴸᵁᴾᴬ ᴺᴬᴵᴷ ᴰᴬᴿᴬᴴ ᴰᴬᴺ ᴵᴺᴳᴵᴺ ᴮᴬᴺᵀᴵᴺᴳ ᴴᴾ ᴹᴱᴹᴮᴬᶜᴬᴺʸᴬ] 🅆🄰🅁🄽🄸🄽🄶⚠️ ☠️🄺🄾🄽🅃🄴🄽 🄳🄴🅆🄰🅂🄰 🄱🄰🄽🅈🄰🄺 🄰🄳🄴🄶🄰🄽 �...