[67. Terlalu baik]
Ray menunggu kabar perkembangan kesehatan Clarin setelah dua hari gadis itu siuman akan tetapi dokter melarang siapa pun menemui pasien atau bahkan menanyakan sesuatu yang akan menguras kinerja pikiran Clarin sebab takut kalau nantinya akan memperburuk keadaan gadis itu.
"Kondisi pasien telah membaik. Kalian boleh menemuinya tapi ingat tetap tenang jangan membuat pasien stres," ujar Dokter yang merawat Clarin.
"Baik Dok," ujar Ray.
Kemudian ia bersama Aidan masuk ke dalam setelah beberapa hari menunggu, yang ia lihat adalah kondisi Clarin sudah membaik di bandingkan sebelumnya. Clarin tengah duduk sambil bersandar, ia tidak bisa terlalu banyak gerak karena kedua kakinya mengalami patah tulang akibat di pasung terlalu lama.
"Cla-"
"Gue tahu apa yang akan lo tanyakan," Clarin memotong cepat ucapan Ray. "Lo berdua duduk gue akan jelasin semuanya,"
Ray dan Aidan duduk di kursi yang sama di samping ranjang Clarin untuk mendengarkan penjelasan gadis itu.
"Sepuluh tahun yang lalu ibu gue mengalami gangguan jiwa. Sebelum ibu gue di nyatakan gila ibu gue sering melampiaskan amarahnya ke gue, entah lewat perkataan atau pun fisik ibu gue sering nyiksa gue waktu itu."
"Sampai suatu ketika gue tahu penyebab itu semua. Dulu ibu tergila-gila dengan seorang pria singkat cerita pria itu berjanji akan menikahinya tapi pernikahan mereka batal, keluarga ibu gue malu karena pria itu memilih menikahi wanita lain di hari yang sama."
"Selang beberapa bulan ibu gue menikah dengan ayah kandung gue, tapi ibu tidak pernah menerima kehadiran ayah. Ibu sempat berusaha menerima pernikahan mereka akan tetapi ayah gue melakukan tindakan KDRT, dan seorang pecandu minuman alkohol!"
"Saat usia gue delapan tahun ibu gue membenci setiap hal yang ada dalam diri gue karena mengingatkan akan kedua pria brengsek yang menyakitinya,"
"Ayah gue meninggal kecelakaan karena membawa kendaraan saat mabuk. Saat gue mulai masuk SMA gue tahu pria yang ninggalin ibu gue di hari pernikahannya dan memilih menikahi wanita lain adalah Papa Elin om Defin,"
Saat menceritakan hal itu Clarin menjadi terbawa suasana sampai air matanya ikut berjatuhan.
"Begitu besarnya cinta ibu gue ke om Defin sampai ibu gue rela bekerja menjadi pembantu agar bisa bertemu dengannya. Tapi yang ibu gue dapatkan adalah hinaan, untuk itu gue membenci om Defin dan keluarganya!"
"Setiap hari yang gue lakukan hanya mencari cara agar Elin celaka. Kebencian gue terlalu buta, sampai gue masuk menjadi anggota inti geng Kimberly. Gue adalah pelaku di balik kecelakaan Elin," tangisan gadis itu tumpah ketika menceritakan bagaimana buruknya ia memperlakukan Elin.
Pelaku Elin jatuh dari tangga, pelaku pemotongan kabel saat pentas seni dan kecelakaan tabrak lari sampai Elin di buang ke laut adalah Clarin pelakunya.
"Gue ingin keluar dari geng itu tapi Aza ngancem nyawa gue, gue takut..."
"Aza Kimberly nama aslinya. Dia salah satu pewaris tunggal kaya raya di negri ini yang ikut menjalankan bisnis ilegal dengan keluarga Veronika dan Adhitama," ujar Ray menyelangi Clarin yang berbicara.
"Karena perselisihan bisnis dan sedikit kesalahpahaman orang tua Aza di bunuh karena pernah membocorkan bisnis perdagangan manusia yang keluarga gue dan Elin jalani."
Bola mata Ray yang menahan tangisan itu melirik Clarin. "Jadi lo berhasil nyeret Aza ke pengadilan sebagai balasannya hakim di bunuh dan lo di pasung oleh Aza bersamaan dengan orang tua Asila yang membusuk di tempat itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction░v░i░r░u░l░e░n░ [ᶜᴱᴿᴵᵀᴬ ᴹᴱᴺᴳᴬᴺᴰᵁᴺᴳ ᴮᴼᴹᴮᴬʸ, ᵀᴬᴿᴵᴷ ᵁᴸᵁᴿ ˢᴱᴾᴱᴿᵀᴵ ᴸᴬʸᴬᴺᴳᴬᴺ, ᵀᴱᴷᴬ⁻ᵀᴱᴷᴵ ʸᴬᴺᴳ ᴬᴷᴬᴺ ᴹᴱᴹᴮᵁᴬᵀ ᴼᵀᴬᴷ ᴷᴬᴸᴵᴬᴺ ˢᴱᴺᴬᴹ ᴶᵁᴹᴮᴬ ᵀᴬᴷ ᴸᵁᴾᴬ ᴺᴬᴵᴷ ᴰᴬᴿᴬᴴ ᴰᴬᴺ ᴵᴺᴳᴵᴺ ᴮᴬᴺᵀᴵᴺᴳ ᴴᴾ ᴹᴱᴹᴮᴬᶜᴬᴺʸᴬ] 🅆🄰🅁🄽🄸🄽🄶⚠️ ☠️🄺🄾🄽🅃🄴🄽 🄳🄴🅆🄰🅂🄰 🄱🄰🄽🅈🄰🄺 🄰🄳🄴🄶🄰🄽 �...