[70. Usai]
"ELIN KRITIS. DAN PERMINTAAN TERAKHIRNYA ADALAH MENYELAMATKAN NYAWA AZA. DIA DONORIN GINJALNYA BUAT CEWEK LO!"
Ray tersentak mendengarnya, jantungnya seolah-olah berhenti untuk berdetak. Ia bagaikan menghirup asap beracun yang membuat dadanya sesak. Bola matanya beralih menatap orang-orang yang ada di sana.
"Hal sebesar ini lo semua nyembunyiin dari gue? APA GUE GAK BERHAK UNTUK TAHU HAH?! KENAPA GAK ADA YANG KASIH TAHU GUE SEORANG PUN!" pekik Ray melengking tinggi.
Alanka menarik kerah baju Ray dan mencengkeramnya kuat, bola matanya yang di penuhi kilatan amarah itu membusung tajam menatap mata Ray dengan bengis.
"Meski lo tahu Elin donorin ginjalnya buat Aza. Apa lo bisa cegah kematiannya? Enggak kan!" tampik Alanka. "Elin mati juga gara-gara lo! Lo penyebab kematiannya!"
"Tutup mulut lo anjing. Elin masih ada, dia gak bakalan ninggalin gue!" tekan Ray.
Alanka bertepuk tangan dengan keras. "Lo pantas mendapatkan pujian. Selamat merayakan pesta kematian Elin, yang selama ini lo impikan itu sudah terwujud!"
Ray mendorong tubuh Alanka dengan kasar. "Gak usah ngomong kalau otak lo rusak!"
"Najis. Pura-pura ngerasa kehilangan dan nyesel, gue tahu lo seneng kan sekarang Elin udah gak ada."
"Elin masih hidup!"
Bugh!
Menonjok rahang Ray dengan kuat sampai sudut bibirnya sobek dan berdarah.
"Elin udah meninggal."
Bugh!
"TANGGUNG JAWAB BANGSAT. LO YANG HARUS TANGGUNG JAWAB ATAS KEMATIAN ELIN!"
"Di saat lo berjanji di penjara bahwa lo akan datang tanpa di minta saat kematian Elin tiba. KALIMAT ITU ADALAH ALASAN ELIN MEMILIH UNTUK PERGI SELAMANYA!"
"Tahan Alanka jangan buat keributan. Kita semua juga terpukul dengan kematian Elin," Aksa berusaha menahan Alanka yang mengamuk dan menangis histeris.
Alanka menepis kasar tangan Aksa yang menahan dirinya. "Selama ini gue selalu diam Sa! Lo semua gak pernah tahu apa yang di alami Elin termasuk Sandra kembarannya!"
"Tiap malem dia nangis dan cerita ke gue soal teror bunga higambana itu, Elin selalu mimpi buruk dan ketakutan tiap malamnya."
"Setiap waktu ia selalu berusaha melawan traumanya karena mengingat kejadian mengerikan saat di penjara!"
"Di sekolah Elin mati-matian nahan nangis saat semua orang menyebutnya Virulen dan memanggilnya seorang pembunuh. Dia pura-pura jahat agar orang-orang menjauhinya hanya karena dia takut kalau kehadirannya adalah kesialan untuk semua orang!"
"Di saat Elin terpuruk Sandra dan anak-anak Veronika malah memaksanya untuk kuat dan tegas. Padahal Elin udah muak dengan semua itu. Gak ada yang menyadari kalau sejak dulu Elin itu hanya sebatang pohon tua yang di paksa berdiri kokoh!"
"Casandra sibuk menyuruh Elin untuk jadi cewek paling tangguh di latih secara mental dan fisik. Sampai Casandra tidak pernah memberikan Elin kesempatan untuk bercerita tentang apa yang di alaminya, saudarinya sendiri pun menganggap Elin sebagai orang asing. Elin gak punya tempat untuk mengadu keluh kesahnya selain gue."
Aksa terdiam membisu saat mengingat saat-saat di mana Elin mengeluh ketika di paksa buat kuat dan anti menye-menye ketika di hadapan semua orang. Begitu juga dengan Casandra yang baru menyadari tindakannya saat ia dan Kala memarahi Elin hanya karena gadis itu menangis dan mengeluh. Bahkan Casandra mendidik Elin dengan keras agar gadis itu mandiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction░v░i░r░u░l░e░n░ [ᶜᴱᴿᴵᵀᴬ ᴹᴱᴺᴳᴬᴺᴰᵁᴺᴳ ᴮᴼᴹᴮᴬʸ, ᵀᴬᴿᴵᴷ ᵁᴸᵁᴿ ˢᴱᴾᴱᴿᵀᴵ ᴸᴬʸᴬᴺᴳᴬᴺ, ᵀᴱᴷᴬ⁻ᵀᴱᴷᴵ ʸᴬᴺᴳ ᴬᴷᴬᴺ ᴹᴱᴹᴮᵁᴬᵀ ᴼᵀᴬᴷ ᴷᴬᴸᴵᴬᴺ ˢᴱᴺᴬᴹ ᴶᵁᴹᴮᴬ ᵀᴬᴷ ᴸᵁᴾᴬ ᴺᴬᴵᴷ ᴰᴬᴿᴬᴴ ᴰᴬᴺ ᴵᴺᴳᴵᴺ ᴮᴬᴺᵀᴵᴺᴳ ᴴᴾ ᴹᴱᴹᴮᴬᶜᴬᴺʸᴬ] 🅆🄰🅁🄽🄸🄽🄶⚠️ ☠️🄺🄾🄽🅃🄴🄽 🄳🄴🅆🄰🅂🄰 🄱🄰🄽🅈🄰🄺 🄰🄳🄴🄶🄰🄽 �...