[46. Keadaan yang tak sama]
"Sial! Kayaknya si Kadal darat yang copot fotonya!" ujar Aidan yang kesal ketika foto yang ia pajang tidak ada di tembok.
"Pajang lagi," Ray memberikan tumpukan lembaran foto yang setiap harinya di pajang di setiap penjuru tembok Cakrawala. Aidan dan Guntur menuruti ucapan Ray mereka kembali memajang foto tersebut di tembok.
"Masih gunain cara rendahan buat ngebenci cewek itu?"
Alanka Bratadhika lelaki yang sedang bermain basket di lapangan, ia adalah murid pindahan pas kelas sepuluh semester akhir. Masih ingatkah seorang laki-laki yang menolong Elin pas perundungan waktu itu dan membawanya ke rumah sakit?
Dia orangnya Alanka yang pernah menolong Elin saat dirundung oleh Anya saat itu.
Alanka terkekeh sinis ia melempar bola ya sampai ke ring. "Cih, banci!"
Selama ini Ray sering memajang foto Elin yang di edit pakai telinga gajah dan juga hidung babi tak lupa di tambah dengan tulisan Virulen dan pembunuh. Tujuannya Ray ingin semua orang tahu dan mengenal Elin sebagai pembunuh mematikan.
Setiap paginya Alanka harus mencopot foto Elin yang di pajang karena menurutnya kebencian Ray terlalu berlebihan padahal kematian Aza sudah mendapatkan keadilan.
"Bangsat. Cari mati lo!"
Alanka menatap Ray santai. "Emang itu kenyataannya. Lo banci cara yang lo gunain untuk ngebenci orang itu rendahan!"
"Cara gue ngebenci Zelin itu hak gue. Lo gak usah ikut campur!"
"Gadis itu udah di hukum kematian cewek lo udah mendapatkan keadilan. Masih belum cukup?"
"Hukum gak cukup buat nebus dosa pembunuh bajingan itu!"
"Makin keliatan banget bancinya!"
"Anjing! Beraninya lo ngatain gue banci. Minggu depan tanding basket. Kita buktiin siapa banci yang sebenarnya,"
"Siapa takut."
"Bisa-bisanya lo belain pembunuh itu," lontar Aidan.
Alanka menghela napas. "Gue rasa lo semua yang sulit nerima kebenaran," cowok itu menggantungkan kalimatnya dan melirik Ray sinis. "Bukan kah Lista pernah nunjukin bukti kuat ke elo. Gue rasa lo yang bodoh Ray!"
Setelah itu Alanka langsung pergi. Ray mematung di tempat kedua temannya menatap sahabatnya itu karena tidak bisa mendengar apa yang di bisikan Alanka pada Ray.
"Serah lo mau percaya atau enggak. Gue udah capek,"
Lista memberikan dokumen yang ia retas data pasien yang melakukan operasi plastik di rumah sakit ternama. Akan tetapi Ray malah membuangnya tetap tidak percaya dan mempercayai bahwa Elin memang pembunuh.
Ia tidak akan percaya dengan bukti apa pun yang menunjukan bahwa Aza masih hidup kecuali saat ia melihat Aza menggunakan mata kepalanya sendiri.
Alanka waktu itu tak sengaja mendengarkan pembicaraan mereka berdua ia mengambil dokumen yang Ray buang ke tong sampah. Ia melihat data pasien yang melakukan operasi plastik ternyata di sana ada foto Aza.
Saat itu Alanka memutuskan untuk mencari tahu ternyata benar bahwa ada seorang mayat yang wajahnya di ganti.
"Gue akan cari bukti yang jauh lebih kuat. Sepertinya cewek itu gak salah dan kasus pembunuhan ini kemungkinan adalah rekayasa,"
Tidak tahu kenapa Alanka tidak mengenali Elin akan tetapi ia memiliki dorongan kuat untuk mengungkap kasus pembunuhan ini. Mencari bukti nyata bahwa Elin bersalah atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction░v░i░r░u░l░e░n░ [ᶜᴱᴿᴵᵀᴬ ᴹᴱᴺᴳᴬᴺᴰᵁᴺᴳ ᴮᴼᴹᴮᴬʸ, ᵀᴬᴿᴵᴷ ᵁᴸᵁᴿ ˢᴱᴾᴱᴿᵀᴵ ᴸᴬʸᴬᴺᴳᴬᴺ, ᵀᴱᴷᴬ⁻ᵀᴱᴷᴵ ʸᴬᴺᴳ ᴬᴷᴬᴺ ᴹᴱᴹᴮᵁᴬᵀ ᴼᵀᴬᴷ ᴷᴬᴸᴵᴬᴺ ˢᴱᴺᴬᴹ ᴶᵁᴹᴮᴬ ᵀᴬᴷ ᴸᵁᴾᴬ ᴺᴬᴵᴷ ᴰᴬᴿᴬᴴ ᴰᴬᴺ ᴵᴺᴳᴵᴺ ᴮᴬᴺᵀᴵᴺᴳ ᴴᴾ ᴹᴱᴹᴮᴬᶜᴬᴺʸᴬ] 🅆🄰🅁🄽🄸🄽🄶⚠️ ☠️🄺🄾🄽🅃🄴🄽 🄳🄴🅆🄰🅂🄰 🄱🄰🄽🅈🄰🄺 🄰🄳🄴🄶🄰🄽 �...