[17. MALMING]
"Kali ini aja lo harus nyobain rasa rokok itu gimana," ujar Aidan sembari menyodorkan sebungkus rokok bermerk pada sahabatnya itu.
Sementara Aidan duduk di kursi seraya memainkan game online dan sesekali mengisap rokok yang ia jepit di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Mereka bertiga sedang berada di gudang sekolah karena hari ini ada mata pelajaran kimia, jadi Aidan mengajaknya untuk bolos karena males untuk mengikuti pelajaran hari ini.
"Gak minat," balas Ray sembari menyingkirkan rokok tersebut.
"Banci lo jadi cowok gak pernah ngerokok." Aidan duduk di kursi dekat Ray seraya menyimpan rokok tersebut ke atas meja.
"Aza suka sesak kalau ada seseorang ngerokok di dekatnya, jadi gue udah janji sama dia gak akan pernah ngerokok lagi. Gue gak bisa langgar janji gue gitu aja,"
Aidan menoyor kepala Ray. "Disini kan gak ada Aza! Lagian lo punya pacar kok ngatur-ngatur udah putusin,"
"Sembarangan!" Ray membalas dengan menjitak kepala Aidan begitu keras. "Aza bukan ngatur-ngatur tapi khawatir. Gue ngehargai cewek gue gak kayak lo,"
"Sirik kali. Aza sering banyak ngelarang lo dalam hal negatif karena peduli sementara si Aidan boro-boro di larang dia hidup atau enggak Lista juga gak peduli," ucap Guntur yang ikut menimbrung.
Dalam hati Aidan mencaci maki karena di sudutkan oleh kedua temannya.
"Ayolah Ray sekali ini aja. Ngerokok cuma sebatas cicipi doang, lo juga pasti penasaran gimana rasanya. Tenang gue akan jaga rahasia Aza gak bakalan tahu," Aidan terus membujuk Ray agar mau merokok di ikuti dengan bisikan syaiton yang menempel di tubuhnya.
"Cowok ngerokok itu keren kayak gue." Aidan menyugar rambutnya dengan bangga sebagai cowok brandal dan brengsek. Ia merasa bangga dengan kenakalannya itu.
Ray menimbang-nimbang kembali keputusannya selama hidup tujuh belas tahun ia tak pernah sekali merokok. Jujur saja ia penasaran dengan rasanya ketika melihat hampir semua teman cowoknya itu merokok apalagi Aidan yang sudah kecanduan dan sulit menghentikannya.
"Ayolah kita nikmati masa muda kita yang gak bakalan terulang lagi. Gak nakal gak asik,"
"Gak ada masalah gak seru,"
"Kali-kali kita tauran bikin momen yang bisa di ceritakan. Tahun depan kita kumpulin semua murid bahkan alumni Cakrawala buat bikin geng motor sekalian kalau bisa,"
Aidan tersenyum seraya membayangkan bagaimana ia membuat rusuh di sekolah dan sekolah yang lainnya. Selama ini sekolah Cakrawala sangat ternama dan nama sekolahnya begitu bersih, para kasus murid dari yang terkecil langsung di musnahkan demi mempertahankan nama baik sekolahnya.
Makanya mereka melakukan kenakalan yang biasa misalnya terlambat sekolah, bolos dan ngerokok. Sisanya di penuhi dengan murid yang berprestasi.
"Jadi sekarang lo cobain. Anak muda masa-masa pencarian jati diri jadi semuanya harus di coba," lanjut Aidan menghasut Ray.
"Oke. Gue akan coba satu batang," putus Ray membuat Aidan bersorak gembira dalam hati. Tidak bisa di bayangkan murid kesayangan guru ini akan berulah.
Akhirnya Ray mengambil satu batang rokok dari dalam dus kecil yang ada di meja kemudian ia memasukan ke dalam mulutnya dan bersiap membakar ujung rokok tersebut menggunakan pemantik api.
"Eitss gak boleh."
Mendadak tangan Ray yang akan membakar ujung rokok tersebut di jauhkan dari rokok yang akan ia bakar. Cowok itu mendongakkan kepalanya dan melihat siapa pelakunya, ternyata gadis manis yang memakai pita kuning keemasan sudah berdiri tepat di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction░v░i░r░u░l░e░n░ [ᶜᴱᴿᴵᵀᴬ ᴹᴱᴺᴳᴬᴺᴰᵁᴺᴳ ᴮᴼᴹᴮᴬʸ, ᵀᴬᴿᴵᴷ ᵁᴸᵁᴿ ˢᴱᴾᴱᴿᵀᴵ ᴸᴬʸᴬᴺᴳᴬᴺ, ᵀᴱᴷᴬ⁻ᵀᴱᴷᴵ ʸᴬᴺᴳ ᴬᴷᴬᴺ ᴹᴱᴹᴮᵁᴬᵀ ᴼᵀᴬᴷ ᴷᴬᴸᴵᴬᴺ ˢᴱᴺᴬᴹ ᴶᵁᴹᴮᴬ ᵀᴬᴷ ᴸᵁᴾᴬ ᴺᴬᴵᴷ ᴰᴬᴿᴬᴴ ᴰᴬᴺ ᴵᴺᴳᴵᴺ ᴮᴬᴺᵀᴵᴺᴳ ᴴᴾ ᴹᴱᴹᴮᴬᶜᴬᴺʸᴬ] 🅆🄰🅁🄽🄸🄽🄶⚠️ ☠️🄺🄾🄽🅃🄴🄽 🄳🄴🅆🄰🅂🄰 🄱🄰🄽🅈🄰🄺 🄰🄳🄴🄶🄰🄽 �...