23. VIRULEN

132 7 1
                                    

[23. Akhir dari persahabatan]



"Gue baru tahu kalau lo suka sama Ray," ujar Clarin di sela-sela memakan burgernya. Clarin mengajak Elin untuk duduk di kursi taman sekolah, berusaha menenangkan sahabatnya itu yang saat ini menangis.

"Udah lama. Terus sekarang gimana Cla? Ray jadi benci sama aku," Elin menutup kedua wajahnya menggunakan tangan dan menangis tersedu-sedu.

"Gak papa kadang kita bisa ngelakuin hal bego demi cinta. Salah satu cara agar Ray seperti dulu buat dia bisa maafin lo,"

"Aku tahu betul sifat Ray ia tidak semudah itu memaafkan orang,"

"Pasti bisa kalau permintaan maaf lo tulus,"

"Kalau Ray gak maafin aku?"

"Coba dulu El,"

"Aku akan coba," jawab Elin lemah.

"Elo sih lagian jahat banget sih kenapa lo gak ngasih tahu gue kalau lo suka sama Ray, lo anggep gue orang asing selama ini?" Clarin agak sakit hati ketika ia tidak tahu apa pun tentang Elin.

"M-maaf," balas Elin dengan suara parau.

Clarin melahap sisa sulapan terakhirnya, ia tidak boleh terpancing emosi karena kebegoan Elin. Jujur ia gregetan sendiri setelah selesai menceritakan segala mulai dari ia menyukai Ray sejak kapan dan hal-hal apa yang telah ia lakukan bersama Lista.

"Sumpah si Lista Bagong. Udah tahu kan dia kayak setan, lo mau-maunya nurutin dia. Kalau gitu sama aja lo jadi pengikut Dajjal!" decak Clarin sebal.

"A-aku gak tahu kalau akhirnya bakalan seperti ini," 

"Ini masalahnya kenapa gue kurang suka sama Lista!" Clarin melipatkan kedua tangan di dada.

"Emangnya kenapa lo gak suka sama gue?"

Elin dan Clarin sama-sama menoleh ke arah sumber suara, ternyata di belakang mereka ada Lista sedang berdiri dengan tatapan datarnya. Ia mendengar semuanya apa yang kedua orang itu ceritakan.

Clarin beranjak berdiri menghadap pada Lista. "Mau apa lo ke sini?"

"Gue nanya kenapa lo gak suka sama gue?!" nada bicara Lista meninggi membuat Clarin sedikit tersulut emosi mendengarnya.

"Lo pikir ada orang yang bakalan suka sama lo. Melihat tingkah lo yang biadab siapa pun ogah deket-deket sama lo!" damprat Clarin pada Lista yang menatapnya sangar.

"Sok bener lo make ngatain gue biadab siapa tahu lo jauh lebih biadab dibandingkan gue," balas Lista meremehkan Clarin.

"Lo pikir gue gak tahu apa pun? Elo kan yang sengaja potong kabel di belakang panggung supaya bisa nyelakain Aza!" teriak Clarin membongkar kejahatan Lista. Ia tidak akan terima dan diam begitu saja menyaksikan kelakuan Lista yang sudah kelewatan, bahkan akibat terputusnya kabel jadi Elin yang kena imbasnya.

Bola mata Lista membulat mendengarnya. "Kabel?"

"Gak usah pura-pura gak tahu. Gue tahu segalanya!"

"Eh elo gak usah nuduh gue!" tampik Lista membantah tuduhan itu. Atau mungkin Lista berbohong demi membela dirinya sendiri.

"Gue gak nuduh semua itu bener. Gue tahu kok kalau selama ini lo benci sama Aza, dan lo gunain Elin sebagai alat supaya tujuan lo tercapai!" Clarin memang tahu segalanya, hanya saja Elin terlalu polos dan semudah itu di manfaatkan oleh orang-orang. Ia tidak akan tinggal diam ketika Lista seenaknya memperbudak sahabatnya sendiri.

"Sekarang lo pasti seneng kan karena Elin yang menjadi tuduhan semua orang akibat kejahatan yang lo buat!"

Elin hanya mematung di tempat ia tidak tahu harus berbuat apa, kasihan pada Lista karena di tuduh oleh Clarin atau merasa kecewa karena fakta yang barusan ia dengar.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang