47. VIRULEN

149 23 9
                                    

[47. Kembalinya sang VIRULEN]

"Selamat pagi semuanya."

"Pagi Bu,"

"Hari ini kita kedatangan beberapa murid baru. Kebetulan kelas ini kekurangan murid makanya mereka akan di tempatkan di kelas ini," ujar Bu Diah memberitahukan.

"Huhhh cewek cantik nih!"

"Apa cowok tadi juga bakalan sekelas sama kita?"

"Duh kalau emang bener. Gue harus kelihatan cantik nih,"

"Aduh kok malah gue deg-degan gini,"

"DIAMMM!" teriak Bu Diah seraya menggebrak meja. Kelas yang baru saja ribut langsung hening seketika, mereka semua memilih membungkam mulutnya takut akan semprotan pedas yang nantinya akan keluar dari guru galak tersebut.

"Wish. Madam ngamuk,"

"Dih dasar Bu Diah perusak suasana,"

Bu Diah melirik ke arah pintu. "Kalian yang ada di luar silahkan masuk,"

Semua pasang mata tertuju pada seorang gadis yang melangkah masuk ke dalam kelas, setelah itu munculah seorang gadis yang memakai hoodie di ikuti oleh ketiga cowok dari belakangnya.

"Tuh kan bener mereka bakalan sekelas sama kita,"

"Silahkan kalian perkenalan terlebih dahulu. Di mulai dari kamu," suruh Bu Diah.

Gadis itu melangkah maju ke depan. "Perkenalkan nama saya Casandra murid pindahan dari Yogyakarta. Salam kenal semuanya,"

"Nama panggilan apa?" salah seorang cowok bertanya pada gadis itu.

"Panggil aja Sandra,"

"Kalau di panggil sayang boleh?"

Sebuah bulatan kertas melayang pada cowok itu, pelakunya adalah Aidan. "Halah udah sayang-sayangan padahal belum jadian,"

"Cieee Idan nyindir diri sendiri," semua orang kompak menyuraki Aidan.

"Sialan. Salah ngomong gue,"

"Udah stop. Casandra kamu silahkan duduk di bangku kosong yang ada," ujar Bu Diah pada gadis itu.

Casandra memilih untuk segera duduk di bangkunya. Aidan yang tadinya murung akibat pagi tadi sudah perang dengan Lista membuat moodnya buruk tetapi ketika melihat cewek cantik yang bernama Casandra kesedihannya langsung menghilang.

"Tunggu," Aidan mencegah Casandra yang sedang berjalan.

"Gledek. Lo pergi sana!" dengan tak punya hati Aidan menendang kursi Guntur sampai si empu terjungkal ke lantai. Guntur yang meringis kesakitan dan Aidan hanya membersihkan bangku bekas Guntur. "Gue bersihin dulu. Takut tai si Gledek nempel di bangku,"

"Sialan lo!" Guntur menjitak keras kepala Aidan.

Cassandra melakukan kontak mata dengan Aidan lalu gadis itu tersenyum di hadapannya. "Aku gak mau sama cowok sasimo!"

Pecah tawa mereka semua menertawakan Aidan yang ditolak mentah-mentah tepat di hadapan mereka semua. Casandra langsung duduk di bangku belakang bersama dengan salah seorang cewek yang menawarkan ia duduk dengannya.

"Kurangin brengseknya ya!"

"Jadi cowok kok gak cukup satu cewek. Lemah iman!"

"Udah cukup!" Bu Diah rasanya sudah lelah mengingatkan mereka agar tidak terlalu ribut di kelas.

"Kalian silahkan masuk,"

Kelas mendadak hening ketika mereka kedatangan empat orang yang tadi menggegerkan satu sekolahan saat di parkiran.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang