[13. Persetujuan]
"Lista coba kamu kerjakan soal berikut. Dan berikan pemahaman kepada teman-temanmu yang lain," ucap Bu Pini yang sedang menjelaskan materi baru pelajaran matematika. Ia terkenal dengan kepintarannya sehingga Bu Pini kerap di sapa oleh anak-anak Cakrawala sebagai Bu Pinter karena memiliki kemampuan super kilat dalam mengerjakan soal rumit matematika dalam beberapa detik.
Semua orang refleks menoleh ke arah Lista karena terkejut kenapa Bu Pinter menunjuk Lista untuk mengerjakan soal rumit tersebut. Padahal mereka semua tahu kalau Lista sama-sama memiliki otak udang dengan Elin yang merupakan gadis terbodoh ketiga di kelas ini.
Lista membeku di tempat gadis itu menatap satu persatu orang yang menatap ke arahnya secara bergiliran.
"Lo bisa Lis?"
Mati anjing! maki Lista dalam hati.
Ia melirik Elin yang sedari tadi tiduran di atas meja sambil berusaha memperhatikan pelajaran yang berlangsung. Sahabatnya itu terlihat tidak bersemangat bahkan sejak pagi Elin hanya banyak diam dan murung.
"Bu si Elin tidur mana ngiler lagi!" ujar Lista sedikit berteriak bahkan mampu mengalihkan suasana pada sahabatnya yang tidak tahu apa-apa.
Elin langsung memperbaiki posisi tubuhnya menjadi tegap, pandangannya beralih menatap Lista yang duduk di sampingnya.
"Aku gak tidur kok," balas Elin sembari menyusut kedua sisi bibirnya yang basah.
"Kebiasaan kamu Elin tidur di kelas. Harusnya kamu fokus belajar dan perhatikan saya yang sedang mengajar. Ingat ulangan kamu semuanya jelek dan butuh perbaikan!" Bu Pinter langsung mengomeli Elin.
"Eng-"
"Parah lu Lin. Tidur di kelas! Ileran, lagi mana panjang!" Lista semakin memojokkan Elin.
"A-aku gak-"
"Keluarin aja Bu dia dari kelas!" ucap Lista membuat Eline melotot tajam.
"Cuci muka dan jangan masuk pelajaran saya sebelum kamu menyelesaikan tugas kemarin,"
Kening Elin berkerut. Ia masih kelimpungan tidak tahu apa-apa. "Loh-"
"KELUAR!" usir Bu Pinter sambil menggebrak meja.
Tidak ada angin tidak ada hujan ia di jadi fitnah begitu saja oleh sahabatnya sendiri padahal dia hanya tidurnya di atas meja tetapi kedua bola matanya tetap terjaga. Seharusnya ia tidak kaget karena Lista memang mempunyai hobi memfitnah orang dan menzalimi siapa pun termasuk orang terdekatnya.
Tanpa penolakan Elin beranjak dari duduknya lalu mulai berjalan untuk segera keluar ruangan. Ini kesempatan emas buat Lista hanya diam ia ikut menyusul Elin lalu merangkul sahabatnya itu.
"Lista kamu mau kemana? Selesaikan dulu soal yang ada di papan tulis!" ujar Bu Pinter pada Lista.
"Ibu kan pinter mendingan ibu sendiri yang menyelesaikan soal itu. Ibu tahu Elin kan anaknya tidak mau nurut, saya yakin dia pasti bolos Bu jadi saya harus nemeni dia supaya menjalankan hukumannya dengan benar," ucap Lista mulai mentak-tik untuk memanipulasi Bu Pinter.
"Ah... Ya kamu benar. Elin itu sering bolos, nakal dan tidak bisa di atur. Kamu boleh temani dia," Bu Pinter menyetujui ucapan Lista yang memang benar di matanya.
"Sepertinya kamu sedang menyindir diri kamu sendiri," bisik Elin pada Lista dengan suara sekecil mungkin.
"Diem Monyet!" tekan Lista menegaskan.
"Permisi Bu. Duluan guys," pamit Lista dengan anda mengajak kepada teman-temannya karena ia berhasil keluar dari kelas.
"Lista kenapa kamu fitnah aku?" tanya Elin tak terima sembari menepis lengan Lista yang melingkar di bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction░v░i░r░u░l░e░n░ [ᶜᴱᴿᴵᵀᴬ ᴹᴱᴺᴳᴬᴺᴰᵁᴺᴳ ᴮᴼᴹᴮᴬʸ, ᵀᴬᴿᴵᴷ ᵁᴸᵁᴿ ˢᴱᴾᴱᴿᵀᴵ ᴸᴬʸᴬᴺᴳᴬᴺ, ᵀᴱᴷᴬ⁻ᵀᴱᴷᴵ ʸᴬᴺᴳ ᴬᴷᴬᴺ ᴹᴱᴹᴮᵁᴬᵀ ᴼᵀᴬᴷ ᴷᴬᴸᴵᴬᴺ ˢᴱᴺᴬᴹ ᴶᵁᴹᴮᴬ ᵀᴬᴷ ᴸᵁᴾᴬ ᴺᴬᴵᴷ ᴰᴬᴿᴬᴴ ᴰᴬᴺ ᴵᴺᴳᴵᴺ ᴮᴬᴺᵀᴵᴺᴳ ᴴᴾ ᴹᴱᴹᴮᴬᶜᴬᴺʸᴬ] 🅆🄰🅁🄽🄸🄽🄶⚠️ ☠️🄺🄾🄽🅃🄴🄽 🄳🄴🅆🄰🅂🄰 🄱🄰🄽🅈🄰🄺 🄰🄳🄴🄶🄰🄽 �...