27. VIRULEN

132 14 2
                                    

(27. Sisi Rahasia)

"Ray tutup matanya nanti di buka pas aku nyuruh kamu," ujar Aza yang sibuk menghalangi kedua bola mata Ray menggunakan telapak tangan mungilnya.

Lelaki itu meraih kedua tangan gadis itu. "Emangnya kenapa hm?"

"Pokoknya tutup mata di sana banyak kakak kelas yang suka sama kamu. Nanti kamu suka sama mereka,"

"Kamu ragu sama aku?"

"Bukan ragu. Pokoknya aku gak suka kamu jadi bahan tontonan cewek-cewek seksi, ayok Ray tutup matanya atau kita putar balik!" rengek gadis itu. Mereka berdua di suruh ke ruang kepala sekolah Karen ada hal yang perlu di bicarakan, tetapi di gedung no dua lantai empat ini merupakan kelas 12 di mana banyak gadis berpakaian ketat berseliweran di sini.

Untuk itu Aza meminta Ray menutup kedua matanya takut kalau tubuhnya yang modelan triplek kalah dengan body  yang bahenol dan montok. Ray juga cowok normal di penuhi dengan nafsu mustahil matanya nanti tidak melotot ketika ada hal yang menggiurkan yang di pamerkan para senior kecentilan.

"Hai Ray. Tumben lo ke sini," sapa salah seorang kakak kelas yang kebetulan lewat.

"Enggakkk," Aza sedikit meloncat kemudian ia menarik kepala Ray refleks lelaki itu membungkuk dengan kepala yang di peluk erat oleh Aza.

"Tuh kan mereka mulai caper. Buruan tutup matanya!" suruh Aza tak sabaran. "Ray itu milik aku gak boleh lirik sana-sini, kamu cuma boleh natap akuuu. Entar Ray suka sama yang lain,"

"Pokoknya aku gak bisa liat kamu deket-deket sama yang lain. Jadi tutup matanya Sayang,"

Ray mengulum senyumnya ia merasa senang melihat Aza yang cemburuan seperti ini. "Gak denger coba sekali lagi ngomong apa?"

"Sayang Rayyy banyak banyak. Pokonya aku cinta kamuuuu jadi tutup mata kamu oke,"

Ray mengacak-acak rambut Aza pelan. "Sayang juga Cantik. Ya udah aku tutup mata,"

"Tutup yang rapat jangan ngintip. Awas aja kalau ngintip," tanpa malu Aza memeluk Ray dari samping kemudian menuntun lelaki itu yang berjalan dengan mata tertutup.

"Ya ampun Ray lo ganteng banget kenapa gak jadi pacar gue aja?" celetuk senior yang sedang berkumpul di sana.

"Kenapa junior pada ganteng-ganteng sementara cowok seangkatan gak ada yang kinclong seorang pun!"

"Za kapan putusin Ray gue nunggu dia nih,"

"Kalau lo bosen sama pacar lo. Jadiin gue simpenan gak pa-pa kok, asal sama lo."

Wajah Aza langsung memerah mendengar pujian cewek-cewek centil meminta Ray menjadi pacarnya secara terang-terangan di hadapannya membuat hatinya panas. Ray tergelak kecil ketika merasakan pelukan Aza semakin erat.

"Kayaknya kalau aku buka mata bakalan baper deh sama mereka," bisik lelaki itu yang membuat Aza naik pitam.

"Gak bolehhhh Ray punya aku kalian cepat pergi. Jangan liatin Ray kayak gitu, ngedippp kalau bisa meremm!" gertak Aza pada kakak kelasnya.

Aza menarik tangan Ray dan membawa lelaki itu berlari. Kemudian saat di tempat sepi ia mencubit perut Ray dengan kuat.

"Awww Za sakit," Ray meringis.

"Kenapa sih kamu nyebelin. Baper sama mereka, udah gak suka sama aku? Aku kalah cantik? Kamu risih karena aku cemburuan? Kamu jijik sama sikap aku yang lebay?" Aza mulai terisak kecil.

"Eh jangan nangis. Becanda kok aku masih sayang sama kamu," sahut Ray yang langsung membawa gadis itu pada dekapannya seraya terkekeh melihat tingkah Aza.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang